Pengelolaan Air untuk Pertanian Makin Efisien

Kompas.com - 19/05/2018, 16:35 WIB
Kurniasih Budi

Penulis

KOMPAS.com - Kementerian Pertanian dinilai berhasil menyosialisasikan pentingnya mengelola sumber daya air.

Dengan pengelolaan yang berkualitas, masyarakat bisa terhindar dari kebanjiran di musim hujan dan kekeringan di musim kemarau.

"Sekarang semua perangkat desa dan petani di desa selalu membicarakan embung untuk memanen air," kata Direktur Institut Agroekologi Indonesia (INAgri), Syahroni, dalam siaran tertulis, Sabtu (19/5/2018).

Bahkan, saat ini masyarakat membangun secara swadaya setelah memahami fungsi embung bagi budi daya pertanian.

(Baca: Guru Besar IPB: Embung Panjang Solusi Atasi Banjir)

"Memang idealnya pemerintah hanya sebagai katalisator selanjutnya masyarakat yang harus mandiri," ujarnya.

Tak hanya itu, Masyarakat desa mulai melirik dam parit sebagai alternatif jaringan irigasi yang biayanya lebih terjangkau.

Model dam parit di sentra-sentra produksi pertanian di Jawa diklaim berhasil. Dengan demikian, daerah lain mengikuti langkah itu.

"Ini berkat keberhasilan Kementan menggandeng kementerian lain seperti Kemendesa dan Pengembangan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi serta Kementerian PUPR," katanya.

(Baca: Ini 5 Strategi Mentan Amran Bangun Pertanian Nasional)

Ia pun menilai Kementan lebih terbuka menerapkan sistem budi daya pertanian hemat air.

"Semua inovasi dari setiap institusi pemerintah, swasta, dan masyarakat diterima Kementan sepanjang sesuai dengan kondisi setempat," ujarnya.

Direktur Buah dan Florikultura Dirjen Hortikultura Kementerian Pertanian, Sarwo Edhy, mengikuti panen raya padi di persawahan kawasan Mendut, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Rabu (20/12/2017).Kompas.com/Ika Fitriana Direktur Buah dan Florikultura Dirjen Hortikultura Kementerian Pertanian, Sarwo Edhy, mengikuti panen raya padi di persawahan kawasan Mendut, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Rabu (20/12/2017).

Sebut saja teknologi System of Rice Intensification (SRI) dalam budi daya padi yang hemat air.

SRI kerap dikombinasikan dengan sistem padi Jajar Legowo (Jarwo) Super yang dikembangkan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

"Prinsipnya, petani saat ini mulai cerdas menghemat air," kata Syahroni.

Gerak cepat

Menurut Kepala Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian, Dedi Nursyamsi, sosialisasi penghematan air gencar dilakukan sejak Presiden Joko Widodo memberi arahan agar dana desa dialokasikan untuk mendukung kegiatan pertanian.

Program Upaya Khusus (Upsus) yang melibatkan TNI juga membuat percepatan perbaikan jaringan irigasi yang rusak cepat ditangani pemerintah pusat dan pemerintah daerah.

Presiden Joko Widodo saat meninjau pembangunan jalur irigasi di Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, Kamis (8/2/2018).Agus Suparto/Fotografer Kepresidenan Presiden Joko Widodo saat meninjau pembangunan jalur irigasi di Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, Kamis (8/2/2018).

 

"Kini yang lapor irigasi rusak bukan hanya petani, tetapi juga para Babinsa sehingga macetnya birokrasi dapat diterobos sejak 3 tahun belakangan," katanya.

Sejumlah jaringan irigasi di pelosok Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah kembali dapat berfungsi setelah program Upsus berjalan.

Terkini Lainnya
Kementan Komitmen Jaga Stabilitas Harga dan Tingkatkan Produktivitas Petani, Pengamat Beri Respons Positif

Kementan Komitmen Jaga Stabilitas Harga dan Tingkatkan Produktivitas Petani, Pengamat Beri Respons Positif

Kementan
Pakar Pangan Universitas Andalas: Kepastian Harga Pemerintahan Prabowo Bikin Petani Senang

Pakar Pangan Universitas Andalas: Kepastian Harga Pemerintahan Prabowo Bikin Petani Senang

Kementan
DJBC Catat Tak Ada Impor Beras dan Jagung, Kinerja Bea Masuk Turun 5,1 Persen

DJBC Catat Tak Ada Impor Beras dan Jagung, Kinerja Bea Masuk Turun 5,1 Persen

Kementan
Kepuasan Petani terhadap Kinerja Kementan Capai 84 Persen

Kepuasan Petani terhadap Kinerja Kementan Capai 84 Persen

Kementan
Mentan: Jika Tidak Ada Aral Melintang, 3 Bulan Lagi Indonesia Swasembada Beras

Mentan: Jika Tidak Ada Aral Melintang, 3 Bulan Lagi Indonesia Swasembada Beras

Kementan
Respons Keluhan Petani Singkong di Lampung, Mentan Amran Siap Kawal Regulasi Tata Niaga

Respons Keluhan Petani Singkong di Lampung, Mentan Amran Siap Kawal Regulasi Tata Niaga

Kementan
Perkuat Ketahanan Pangan, Mentan Amran Gandeng 3 Bupati Sulsel Kembangkan Kopi dan Kakao

Perkuat Ketahanan Pangan, Mentan Amran Gandeng 3 Bupati Sulsel Kembangkan Kopi dan Kakao

Kementan
Beras Nasional Surplus 3,7 Juta Ton, Mentan Amran: Hasil Kerja Keras Petani

Beras Nasional Surplus 3,7 Juta Ton, Mentan Amran: Hasil Kerja Keras Petani

Kementan
Mendag : Ekspor Hortikultura Naik 49 Persen Semester I 2025, Indonesia Tekan Impor dan Tingkatkan Ekspor

Mendag : Ekspor Hortikultura Naik 49 Persen Semester I 2025, Indonesia Tekan Impor dan Tingkatkan Ekspor

Kementan
Sejalan dengan Prabowoisme, Wamentan Dukung Tani Merdeka Indonesia

Sejalan dengan Prabowoisme, Wamentan Dukung Tani Merdeka Indonesia

Kementan
Soal Framing Negatif Mentan Amran, PP KAMMI: Publik Harus Menilai sesuai Fakta dan Data

Soal Framing Negatif Mentan Amran, PP KAMMI: Publik Harus Menilai sesuai Fakta dan Data

Kementan
Lawan Mafia Pangan, Ini Upaya Mentan Jaga Kesejahteraan Petani

Lawan Mafia Pangan, Ini Upaya Mentan Jaga Kesejahteraan Petani

Kementan
Komisi IV DPR RI Apresiasi Mentan Amran, Produksi Pangan Naik hingga Serapan Bulog Capai 4 Juta Ton

Komisi IV DPR RI Apresiasi Mentan Amran, Produksi Pangan Naik hingga Serapan Bulog Capai 4 Juta Ton

Kementan
Harga Beras Turun di 13 Provinsi, Mentan Amran Yakin Stabilitas Berlanjut

Harga Beras Turun di 13 Provinsi, Mentan Amran Yakin Stabilitas Berlanjut

Kementan
Berkat Dukungan Kementan, Panen Padi Gadu di Lampung Timur Menguntungkan Petani

Berkat Dukungan Kementan, Panen Padi Gadu di Lampung Timur Menguntungkan Petani

Kementan
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Rp
Minimal apresiasi Rp 5.000
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com