Pengelolaan Irigasi dan Drainase Dukung Ketahanan Pangan

Kompas.com - 12/05/2018, 12:21 WIB
Kurniasih Budi

Penulis

Sawah di Telaga Jaya, Kabupaten Gorontalo, yang dibiarkan ditumbuhi rumputKOMPAS.COM/ROSYID AZHAR Sawah di Telaga Jaya, Kabupaten Gorontalo, yang dibiarkan ditumbuhi rumput

KOMPAS.com - Pemanfaatan lahan sub-optimal merupakan solusi untuk mengatasi terbatasnya cadangan lahan pertanian subur.

Selain itu, pemanfaatan lahan sub-optimal menjadi salah satu upaya mewujudkan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia pada 2045.

"Lahan sub-optimal adalah lahan yang secara alamiah mempunyai produktivitas rendah karena faktor internal dan eksternal dimana sebagian diantaranya terdegradasi dan terlantar," ujar Staf Ahli Bidang Infrastruktur Pertanian, Ani Andayani dalam Focus Group Discussion (FGD).

Kementerian Pertanian (Kementan) menggelar diskusi tahap XI terkait tata kelola infrastruktur pertanian di Yogyakarta, Jumat (11/5/2018).

(Baca: Setiap Tahun, 200.000 Hektar Lahan Sawah Menyusut)

Menurut Ani, FGD digelar untuk mengetahui dan menggali potensi serta memahami masalah-masalah penting dalam pemanfaatan lahan sub-optimal untuk ketahanan pangan serta pencapaian lumbung pangan dunia.

Karena itu, FGD ini menekankan pembahasan langkah-langkah strategis dalam upaya pengelolaan irigasi dan drainase untuk mendukung ketahanan pangan nasional.

Bendungan Kuningan bisa menghasilkan 300 liter per detik air baku dan dapat mengairi areal sawah seluas 3.000 hektar, rabu (15/11/2017).KOMPAS.com/Alek Kurniawan Bendungan Kuningan bisa menghasilkan 300 liter per detik air baku dan dapat mengairi areal sawah seluas 3.000 hektar, rabu (15/11/2017).

“Diskusi ini pun bertujuan mempersiapkan petunjuk teknis bagi pendamping lapangan dalam upaya pengelolaan irigasi dan drainase mendukung ketahanan pangan nasional,” kata Ani.

Petunjuk lapangan untuk membekali pendamping lapangan dari Kementerian Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi untuk mewujudkan 30.000 unit embung kecil dan bangunan tata air lainnya.

Hal ini sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2018.

“Agar dapat diimplementasikan secara optimal di perdesaan dalam rangka ketahanan pangan nasional,” ujarnya dalam siaran tertulis.

Tambahan lahan

Berdasarkan analisa Balai Besar Sumber Daya Lahan Pertanian per 2015, Indonesia membutuhkan tambahan lahan sekira 14,8 juta hektar.

Lahan itu dialokasikan untuk sawah 4,9 juta hektar, lahan kering 8,7 juta hektar, serta lahan rawa 1,2 juta hektar.

"Pada 2045 diprediksi akan dibutuhkan 7,3 juta lahan baru. Untuk sawah dibutuhkan 1,4 juta hektar, kedelai 2 juta hektar, jagung 1,3 juta hektar, tebu dan hortikultura 2,6 juta hektar," katanya.

Rekomendasi

Diskusi tersebut melahirkan sejumlah rekomendasi penting untuk percepatan pencapaian ketahanan pangan, yakni:

1. Pembangunan infrastruktur irigasi dan drainase lahan pertanian sub-optimal.

2. Pengelolaan air berbasis kearifan lokal.

3. Budidaya komoditas alternatif di lahan sub-optimal mendukung ketahanan pangan nasional.

4. Pengembangan sumber daya lingkungan lokal untuk pertanian berkelanjutan.

5. Strategi budi daya tanaman pangan dalam menghadapi dampak perubahan iklim.

Lahan pertanian jagung di Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Kementerian Pertanian melepas ekspor jagung 11.500 ton dari Pelabuhan Badas, Sumbawa, Selasa (20/3/2018).KOMPAS.com/ KURNIASIH BUDI Lahan pertanian jagung di Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Kementerian Pertanian melepas ekspor jagung 11.500 ton dari Pelabuhan Badas, Sumbawa, Selasa (20/3/2018).

Kolaborasi dan sinergi

Diskusi ini diprakarsai oleh Staf Ahli Bidang Infrastruktur Pertanian, Ani Andayani yang berkolaborasi dengan Perhimpunan Agronomi Indonesia (PERAGI) Komda Daerah Istimewa Yogyakarta.

Narasumber pada FGD ini yakni Prof. Didiek Indradewa dari UGM, membahas pengelolaan Air Berbasis Kearifan Lokal. Narasumber lain yakni Dr. Sumarwoto memaparkan tentang komoditas alternatif di lahan suboptimal.

Kementerian Pertanian menggelar Focus Group Discussion tentang pengelolaan irigasi dan drainase untuk mendukung ketahanan pangan nasional di Yogyakarta, Jumat (11/5/2018)Dok. Humas Kementan Kementerian Pertanian menggelar Focus Group Discussion tentang pengelolaan irigasi dan drainase untuk mendukung ketahanan pangan nasional di Yogyakarta, Jumat (11/5/2018)

Sedangkan, Dr. Gatot dari Universitas Muhamadiyah Yogyakarta menyajikan makalah terkait pengembangan sumberdaya lokal

Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian DIY memaparkan pengalaman lapangan terkait strategi budidaya tanaman pangan antisipasi dampak lingkungan.

Diskusi diikuti 20 orang mahasiswa STPP Magelang yang merupakan generasi penerus pembangunan pertanian di Indonesia.

Terkini Lainnya
Serapan Beras Bulog Tembus 2 Juta Ton, Mentan Amran: Ini Lompatan Eksponensial
Serapan Beras Bulog Tembus 2 Juta Ton, Mentan Amran: Ini Lompatan Eksponensial
Kementan
Saat Harga Beras Dunia Anjlok, Indonesia Cetak Rekor Produksi dan Akhiri Impor Konsumsi
Saat Harga Beras Dunia Anjlok, Indonesia Cetak Rekor Produksi dan Akhiri Impor Konsumsi
Kementan
Selalu Berdialog dengan Petani, Gaya Kerja Mentan Amran Dipuji Wapres Gibran
Selalu Berdialog dengan Petani, Gaya Kerja Mentan Amran Dipuji Wapres Gibran
Kementan
Indonesia Surplus Beras Tanpa Impor, Mentan Amran: Bukti Komitmen Pemerintah Perkuat Ketahanan Pangan
Indonesia Surplus Beras Tanpa Impor, Mentan Amran: Bukti Komitmen Pemerintah Perkuat Ketahanan Pangan
Kementan
Serapan Beras Bulog Januari–Mei 2025 Jadi yang Tertinggi dalam 57 Tahun
Serapan Beras Bulog Januari–Mei 2025 Jadi yang Tertinggi dalam 57 Tahun
Kementan
Lakukan Tanam Perdana di Pulang Pisau, Kalteng Percepat Langkah Menuju Swasembada Pangan
Lakukan Tanam Perdana di Pulang Pisau, Kalteng Percepat Langkah Menuju Swasembada Pangan
Kementan
Kebut Target Swasembada, Kementan Selesaikan Tanam Perdana di 2 Lokasi Cetak Sawah Baru
Kebut Target Swasembada, Kementan Selesaikan Tanam Perdana di 2 Lokasi Cetak Sawah Baru
Kementan
Tegaskan Meritokrasi, Mentan Amran Coret Calon Pejabat Titipan meski Keluarga Sendiri
Tegaskan Meritokrasi, Mentan Amran Coret Calon Pejabat Titipan meski Keluarga Sendiri
Kementan
Luruskan Informasi, Mentan Amran Sebut Dapat Dukungan Penuh dari Wapres Gibran
Luruskan Informasi, Mentan Amran Sebut Dapat Dukungan Penuh dari Wapres Gibran
Kementan
Sepulang dari Yordania, Mentan Amran Sidak Kantor Bulog dan PIHC
Sepulang dari Yordania, Mentan Amran Sidak Kantor Bulog dan PIHC
Kementan
Hadapi Ancaman Pangan, Kementan Gencarkan Irpom demi Pastikan Keberlanjutan Pangan Aman
Hadapi Ancaman Pangan, Kementan Gencarkan Irpom demi Pastikan Keberlanjutan Pangan Aman
Kementan
Program Pompanisasi Buat Petani Tersenyum, Mentan Amran: Solusi untuk Tingkatkan Indeks Pertanaman
Program Pompanisasi Buat Petani Tersenyum, Mentan Amran: Solusi untuk Tingkatkan Indeks Pertanaman
Kementan
Irpom Naikkan IP Jadi 3 Kali, Kementan Pantau dan Pastikan Pangan Aman Terkendali
Irpom Naikkan IP Jadi 3 Kali, Kementan Pantau dan Pastikan Pangan Aman Terkendali
Kementan
Irpom Disebut Berhasil Cegah Gagal Tanam Saat Kemarau
Irpom Disebut Berhasil Cegah Gagal Tanam Saat Kemarau
Kementan
Kemarau Tetap Bisa Tanam, Petani Senang IP Naik 
Kemarau Tetap Bisa Tanam, Petani Senang IP Naik 
Kementan
Bagikan artikel ini melalui
Oke