BULUKUMBA, KOMPAS.com - Ada pesan yang dititipkan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman kepada peternak di Kabupaten Bulukumba, Provinsi Sulawesi Selatan hari ini.
"Kegiatan usaha peternakan harus dapat menyejahterakan petani dan mengentaskan kemiskinan," tutur pria kelahiran Bone itu.
Hari ini, Amran hadir dalam Kontes Ternak dan Panen Pedet di situ.
Menteri Amran menyatakan bahwa panen pedet merupakan puncak dari rentetan proses program Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting (Upsus Siwab) melalui Inseminasi Buatan (IB) yang dibagikan gratis kepada masyarakat.
Secara nasional, berdasarkan data dari aplikasi sistem informasi kesehatan hewan Indonesia (Isikhnas) tercatat, realisasi program Upsus Siwab sangat mengembirakan. Pelayanan IB sejak Januari 2017 hingga April 2018 telah terealisasi sebanyak 5.364.355. Kebuntingan 2.387.648 ekor, dan kelahiran sebanyak 1.153.574 ekor.
“Sejak pemerintahan Jokowi-JK, kami sudah menggratiskan inseminasi buatan kepada lima juta sapi. Jika nanti sapi-sapi itu besar, beratnya hingga satu ton dengan harga rata-rata Rp 50 juta hasilnya bisa menghasilkan Rp 250 triliun,” kata Amran.
“Modalnya hanya sperma sapi harganya Rp 50.000. Tapi kalau sudah lahir, harganya bisa Rp 10 juta. Ini baru namanya beternak dengan cerdas,” tambah Amran.
Melihat hasil panen pedet ini, Amran berharap Sulawesi Selatan khususnya Kabupaten Bulukumba mampu menjadi salah satu sentra sapi untuk menyuplai kebutuhan nasional. Andai terwujud, Sulawesi Selatan bersanding dengan empat provinsi lainnya yakni, Lampung, NTB, NTT, dan Jawa Timur.
Pada 2017, kelahiran sapi di Sulawesi Selatan mencapai 21 ribu, 3.850 ekor di antaranya dari Kabupaten Bulukumba.
“Karena kita harus mengembangkan sapi berdasarkan keunggulan komparatif suatu daerah, agroklimatnya cocok serta, kultur beternak penduduknya. Satu provinsi Jawa Timur saja mampu menghasilkan kelahiran 1,4 juta ekor sapi. Sulawesi Selatan juga pasti bisa,” ujar Amran.