Peternak Makin Mandiri, Begini Caranya...

Kompas.com - 12/04/2018, 17:27 WIB
Josephus Primus

Editor

Sapi di Desa Neglasari, Kecamatan Ketibung, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung, Kamis (29/3/2018), dalam program inseminasi buatan. Sampai dengan 2021, Kementerian Pertanian menargetkan 25 juta ekor sapi nasional program Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib bunting (Upsus Siwab). Kompas.com/Josephus Primus Sapi di Desa Neglasari, Kecamatan Ketibung, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung, Kamis (29/3/2018), dalam program inseminasi buatan. Sampai dengan 2021, Kementerian Pertanian menargetkan 25 juta ekor sapi nasional program Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib bunting (Upsus Siwab).

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan melakukan upaya agar peternak makin mandiri. Hal-hal yang dilakukan, kata Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan I Ketut Diarmita adalah meningkatkan produktivitas ternak dengan memperkuat sistem pemeliharaan dan manajemen peternakan secara umum.

Berbagai aspek menjadi titik pengendalian program, di antaranya adalah peningkatan kulitas pakan, bibit, kesehatan hewan, pengendalian pemotongan betina produktif dan pasca-panen, serta pengolahan produk asal hewan seta manajemen usaha.

Saat ini, pemerintah telah berupaya untuk meningkatkan pembiayaan di subsektor peternakan khususnya sapi. Di antaranya dengan memperbesar alokasi anggaran untuk peternakan sapi. Sebagaimana diketahui, sejak 2017 alokasi APBN difokuskan kepada Upsus Siwab (Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting).  

Ketut Diarmita mengungkapkan, peningkatan populasi ternak melalui Upsus Siwab tidak akan mengikuti pola lama dengan memberikan bantuan sapi kepada peternak.

“Peternak kami arahkan untuk menjadi mandiri, kami akan memperkuat subsektor pendukung seperti penyediaan bibit dan pakan berkualitas, serta pendampingan petugas di lapangan,” kata I Ketut Diarmita.

“Dengan program yang dijalankan pemerintah, diharapkan produktivitas sapi lokal bisa meningkat,” ujarnya menambahkan.

Kebijakan

Lebih lanjut Diarmita sampaikan, dalam rangka penguatan skala ekonomi dan kelembagaan peternak, pemerintah juga mengupayakan serangkaian kebijakan yakni:

a). Mendorong pola pemeliharaan sapi dari perorangan ke arah kelompok dengan pola perkandangan koloni sehingga memenuhi skala ekonomi

b). Mendorong dan melakukan pendampingan kepada peternak untuk berkorporasi melalui kegiatan pengembangan kawasan peternakan dan pendampingan petugas

c). Pengembangan pola integrasi ternak tanaman, misalnya integrasi sapi-sawit, jagung sawit

d). Pengembangan padang penggembalaan: optimalisasi lahan eks-tambang dan kawasan padang penggembalaan di Indonesia Timur

e) Fasilitasi Asuransi Usaha Ternak Sapi (AUTS)

f) Penyediaan skim kredit untuk KUR (Kredit Usaha Rakyat) mikro, KUR Kecil dan KUR Khusus Peternakan Rakyat dengan bunga 7 persen dan grace periode sesuai karakteristik usaha

g) Pengembangan pola pembiayaan usaha peternakan dengan kemitraan.

Realisasi KUR untuk subsektor peternakan masih sangat kecil apabila dibandingkan total realisasi KUR nasional, yaitu Rp 5,39 triliun dari total Rp 197,67 triliun yang sudah direalisasikan sampai dengan Februari 2018 atau hanya 2,73 persen.  

Pada periode 2016 sampai pertengahan Maret 2018 untuk budidaya sapi potong telah direalisasikan KUR kepada 75.380 peternak sebesar Rp 1,66 triliun untuk pembiayaan sekitar 110.900 ekor sapi.

Penyalur KUR ini terdiri atas 41 bank dan non-bank antara lain BRI, Bank Mandiri, BNI, BPD Bali,  BPD NTB, BPD  DIY, BPD Sumut, BPD Kalbar, BPD Lampung, BJB, Bank  Nagari Sumbar, BPD Jateng, BPD Kalsel, Bukopin, Bank Sinar Mas, dan lain-lain.

Bank penyalur terbesar adalah BRI dan beberapa debitur dengan nilai kredit yang cukup besar antara lain: koperasi Tunas Ridho Ilahi Kawasan Peternakan Lombok Timur sebesar Rp 1,04 miliar, Kawasan Peternakan Cinarabogo Subang Rp 1,53 miliar, dan Kawasan Peternakan Bangkit Bersama Pasuruan Rp 1,0 miliar.

Pola kemitraan juga telah dilakukan dengan melibatkan investor yang berperan sebagai avalis atau sebagai off-taker di antara kelompok/gabungan kelompok peternak (gapoknak) dan perbankan ataupun lembaga pembiayaan lain non-perbankan. Investor dimaksud tersebut adalah perusahaan swasta atau Koperasi/Badan Usaha Milik Petani.

Sumber pembiayaan usaha antara lain berasal  dari perbankan dan program  Pengembangan Kemitraan  Bina Lingkungan (PKBL) dari beberapa BUMN. Pola kemitraan seperti ini yang sudah berjalan antara lain di Kabupaten Wonogiri, yaitu antara Perusahaan Peternakan Widodo Makmur Perkasa, kelompok peternak yang tergabung dalam BUMP PT Pengayom Tani Sejagad dan Bank Sinar Mas.

Salah satu pengembangan kemitraan yang patut diapresiasi antara lain adalah yang dilakukan oleh Bank Nagari Sumatra Barat. Bank pembangunan daerah Provinsi Sumatra Barat yang telah menyalurkan sebagian besar dana KUR nya ke sektor peternakan sapi potong yang bekerja sama dengan PT. Jasindo. Bank Nagari tidak lagi memerlukan agunan dari peternak penerima KUR.

Upaya pengembangan pemasaran ternak dan produk peternakan juga terus dilakukan oleh pemerintah bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika melalui pengembangan solusi digital untuk mendorong peran pelaku usaha atau startup mengembangkan market place dan e-commerce.

Pengembangan pemasaran melalui sistem online sekaligus memperbaiki rantai tataniaga. Beberapa startup bidang peternakan yang sudah operasional antara lain Tani Hub, Karapan, dan I-ternak.

Menyinggung pendampingan petugas, Ketut tidak menampik bahwa penyediaan SDM di lapangan saat ini masih terbatas. Namun demikian, pemerintah terus melakukan upaya penyediaan petugas pendamping yakni

1). Tenaga Harian Lepas (THL) yang terdiri dari tenaga dokter hewan dan paramedik veteriner untuk memberikan pelayanan kesehatan hewan langsung kepada masyarakat sejak 2008

2). Kegiatan pendampingan, pembinaan dan pemberdayaan peternak oleh Sarjana Membangun Desa (SMD) dimulai sejak tahun 2014 dan Manajer kawasan peternakan diawali 2016

3). Sebagai ujung tombak pelaksanaan dan keberhasilan program Upsus Siwab, Kementan juga memberikan biaya operasional untuk petugas IB, PKB, dan ATR.


Terkini Lainnya
Ciptakan Ekosistem Perkebunan yang Kompetitif, Kementan Gelar Kegiatan Skena 
Ciptakan Ekosistem Perkebunan yang Kompetitif, Kementan Gelar Kegiatan Skena 
Kementan
IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan
IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan
Kementan
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim
Kementan
Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun
Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun
Kementan
Antisipasi Darurat Pangan di Papua Selatan, Kementan Gencarkan Optimasi Lahan Rawa di Merauke
Antisipasi Darurat Pangan di Papua Selatan, Kementan Gencarkan Optimasi Lahan Rawa di Merauke
Kementan
Antisipasi Darurat Pangan, Kementan Percepat Realisasi Pompanisasi dan PAT Padi Gogo
Antisipasi Darurat Pangan, Kementan Percepat Realisasi Pompanisasi dan PAT Padi Gogo
Kementan
Di Merauke, Mentan dan Wamenhan Gelar Panen Raya Padi Saat Hujan Deras
Di Merauke, Mentan dan Wamenhan Gelar Panen Raya Padi Saat Hujan Deras
Kementan
Targetkan Pertanian Modern, Mentan Amran Cek Pompanisasi di Merauke
Targetkan Pertanian Modern, Mentan Amran Cek Pompanisasi di Merauke
Kementan
Targetkan Peningkatan IP Padi, Kementan Canangkan Pompanisasi di Kabupaten Merauke
Targetkan Peningkatan IP Padi, Kementan Canangkan Pompanisasi di Kabupaten Merauke
Kementan
Kementan Bersama Dinas Pertanian Provinsi Banten Kembangkan Padi Biosalin untuk Wilayah Pesisir
Kementan Bersama Dinas Pertanian Provinsi Banten Kembangkan Padi Biosalin untuk Wilayah Pesisir
Kementan
Program Pompanisasi dari Mentan Amran di Subang Tuai Respons Positif
Program Pompanisasi dari Mentan Amran di Subang Tuai Respons Positif
Kementan
Dapat Tambahan Kuota Pupuk Subsidi, Pemkab OKI Optimis Produktivitas Pertanian Meningkat
Dapat Tambahan Kuota Pupuk Subsidi, Pemkab OKI Optimis Produktivitas Pertanian Meningkat
Kementan
Irjen Setyo Budiyanto Larang Pertemuan Pegawai Kementan dengan Penyedia Barang dan Jasa secara Langsung
Irjen Setyo Budiyanto Larang Pertemuan Pegawai Kementan dengan Penyedia Barang dan Jasa secara Langsung
Kementan
Kebut Oplah Demi Amankan Pangan Nasional, Petani Senang, Kementan Jadi Tenang
Kebut Oplah Demi Amankan Pangan Nasional, Petani Senang, Kementan Jadi Tenang
Kementan
Mantan Mentan Bungaran Saragih Sebut Indonesia Perlu Menko Pangan dan Agribisnis
Mantan Mentan Bungaran Saragih Sebut Indonesia Perlu Menko Pangan dan Agribisnis
Kementan
Bagikan artikel ini melalui
Oke