Pertanian Perkotaan, Mengapa Tidak?

Kompas.com - 16/11/2017, 16:59 WIB
Josephus Primus

Penulis

Srini Maria Margaretha, merawat tanaman sayur dan buah organik di pekarangan rumahnya di Dusun Ringin, Desa Sengi, Kecamatan Dukun Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.Kompas.com/Ika Fitriana Srini Maria Margaretha, merawat tanaman sayur dan buah organik di pekarangan rumahnya di Dusun Ringin, Desa Sengi, Kecamatan Dukun Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

KOMPAS.com - Pertanian perkotaan terbukti bisa memberikan nilai tambah bagi keluarga yang tinggal di perkotaan. Kepala Pusat Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan Kementrian Pertanian (Kementan) Tri Agustini Satriani mengataka hal itu saat menjadi pembicara kunci pada pergelaran  3th Symposium for Sustainable Development yang diselenggarakan Departemen Landskap Institut Pertanian Bogor (IPB) di IICC Bogor (14/11/2017) mengatakan hal itu. Tri Agustini dalam kesempatan itu mewakili Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementan.

"Kami sangat senang dan mendukung jika ada masyarakat yang ingin megembangkan pertanian di perkotaan," kata Tri Agustin.

Tri Agustin menjelaskan bahwa, pertanian perkotaan atau urban farming merupakan kegiatan sangat positif dan membawa banyak manfaat bagi ibu-ibu mendekatkan pangan terhadap keluarga sekaligus memenuhi kebutuhan konsumsi pangan yang beragam, bergizi seimbang, dan aman (B2SA).

"Pemerintah sangat mendukung kegiatan seperti ini sehingga dapat mewujudkan generasi yang sehat dan produktif," tegasnya.

Dalam mengoptimalkan lahan pekarangan, BKP telah melakukan program aksi pengembangan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) sejak 2009.

Dalam program ini pemerintah memberikan bantuan dan pembinaan kepada kelompok masyarakat khususnya kelompok wanita tani dan dasa wisma untuk mengoptimalkan manfaat pekarangan sebagai sumber pangan dan gizi keluarga.

Bantuan diberikan dalam bentuk kebun bibit dan demplot, sehingga diharapkan keberadaan KRPL bisa berkelanjutan.

"Kami juga memberi bantuan kepada sekolah dasar (SD) untuk membangun kebun bibit dan pekarangan, agar anak dapat belajar untuk mencintai pertanian dan meningkatkan pengetahuan akan konsumsi pangan lokal," Ujar Tri Agustin.

Simposium ini merupakan acara ketiga yang diselenggarakan oleh Departemen Landskap IPB.

Selain dari Indonesia, juga hadir pembicara dari Jepang, Jerman, dan Belanda. Melalui kegiatan ini, diharapkan dapat dirumuskan model pemanfaatan pekarangan yang optimal dan berkelanjutan, sehingga dapat diadopsi di Indonesia.

Sedangkan,  optimalisasi pemanfaatan pekarangan dan diversifikasi konsumsi pangan, ke depannya akan dikembangkan kepada  kelompok masyarakat yang lebih besar, seperti pondok pesantren maupun lembaga keagamaan lainnya.

Diharapkan model pertanian perkotaan dapat dikembangkan oleh generasi muda sehingga menjadi gaya hidup sebagaimana adanya tren urbanisasi atau perpindahan masyarakat dari desa ke perkotaan.

Terkini Lainnya
Serapan Beras Bulog Tembus 2 Juta Ton, Mentan Amran: Ini Lompatan Eksponensial
Serapan Beras Bulog Tembus 2 Juta Ton, Mentan Amran: Ini Lompatan Eksponensial
Kementan
Saat Harga Beras Dunia Anjlok, Indonesia Cetak Rekor Produksi dan Akhiri Impor Konsumsi
Saat Harga Beras Dunia Anjlok, Indonesia Cetak Rekor Produksi dan Akhiri Impor Konsumsi
Kementan
Selalu Berdialog dengan Petani, Gaya Kerja Mentan Amran Dipuji Wapres Gibran
Selalu Berdialog dengan Petani, Gaya Kerja Mentan Amran Dipuji Wapres Gibran
Kementan
Indonesia Surplus Beras Tanpa Impor, Mentan Amran: Bukti Komitmen Pemerintah Perkuat Ketahanan Pangan
Indonesia Surplus Beras Tanpa Impor, Mentan Amran: Bukti Komitmen Pemerintah Perkuat Ketahanan Pangan
Kementan
Serapan Beras Bulog Januari–Mei 2025 Jadi yang Tertinggi dalam 57 Tahun
Serapan Beras Bulog Januari–Mei 2025 Jadi yang Tertinggi dalam 57 Tahun
Kementan
Lakukan Tanam Perdana di Pulang Pisau, Kalteng Percepat Langkah Menuju Swasembada Pangan
Lakukan Tanam Perdana di Pulang Pisau, Kalteng Percepat Langkah Menuju Swasembada Pangan
Kementan
Kebut Target Swasembada, Kementan Selesaikan Tanam Perdana di 2 Lokasi Cetak Sawah Baru
Kebut Target Swasembada, Kementan Selesaikan Tanam Perdana di 2 Lokasi Cetak Sawah Baru
Kementan
Tegaskan Meritokrasi, Mentan Amran Coret Calon Pejabat Titipan meski Keluarga Sendiri
Tegaskan Meritokrasi, Mentan Amran Coret Calon Pejabat Titipan meski Keluarga Sendiri
Kementan
Luruskan Informasi, Mentan Amran Sebut Dapat Dukungan Penuh dari Wapres Gibran
Luruskan Informasi, Mentan Amran Sebut Dapat Dukungan Penuh dari Wapres Gibran
Kementan
Sepulang dari Yordania, Mentan Amran Sidak Kantor Bulog dan PIHC
Sepulang dari Yordania, Mentan Amran Sidak Kantor Bulog dan PIHC
Kementan
Hadapi Ancaman Pangan, Kementan Gencarkan Irpom demi Pastikan Keberlanjutan Pangan Aman
Hadapi Ancaman Pangan, Kementan Gencarkan Irpom demi Pastikan Keberlanjutan Pangan Aman
Kementan
Program Pompanisasi Buat Petani Tersenyum, Mentan Amran: Solusi untuk Tingkatkan Indeks Pertanaman
Program Pompanisasi Buat Petani Tersenyum, Mentan Amran: Solusi untuk Tingkatkan Indeks Pertanaman
Kementan
Irpom Naikkan IP Jadi 3 Kali, Kementan Pantau dan Pastikan Pangan Aman Terkendali
Irpom Naikkan IP Jadi 3 Kali, Kementan Pantau dan Pastikan Pangan Aman Terkendali
Kementan
Irpom Disebut Berhasil Cegah Gagal Tanam Saat Kemarau
Irpom Disebut Berhasil Cegah Gagal Tanam Saat Kemarau
Kementan
Kemarau Tetap Bisa Tanam, Petani Senang IP Naik 
Kemarau Tetap Bisa Tanam, Petani Senang IP Naik 
Kementan
Bagikan artikel ini melalui
Oke