MAKASSAR, KOMPAS.com - Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan, dan Hortikultura Sulawesi Selatan Fitriani membeberkan data soal ketersediaan beras di provinsi ini pada Selasa (14/11/2017).
Fitriani mengutarakan hal itu pada Sosialisasi Permendag 57/2017 tentang Penetapan Harga Eceran Tertinggi (HET) Beras dan Permentan 31/2017/tentang Kelas Mutu Beras.
Sulawesi Selatan (Sulsel) mempunyai 5,7 ton gabah kering giling dan 3,6 juta ton setara beras.
"Sampai sekarang, kami ada surplus 2,4 juta ton," tuturnya. Sulsel pun menurut dia menjual berasnya ke 22 provinsi.
Lantaran beras, pertumbuhan ekonomi Sulsel ikut meningkat. Sumbangan sektor beras menjadi salah satu penyumbang pertumbuhan hingga 7,41 persen.
"Ini di atas pertumbuhan ekonomi nasional yang 5 persen," ujar Fitriani.
Sulsel juga berkontribusi pada pertumbuhan pangan nasional sebesar 23 persen di seluruh Indonesia. Persentase tersebut menurut dia setara Rp 88 triliun.
Atas dasar itulah, Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian (BKP Kementan) Agung Hendriadi pada kesempatan itu mengatakan, Sulsel dipilih sebagai provinsi prioritas untuk sosialisasi permendag tersebut.
"Kalau 10 persen dari produksi beras itu jadi stok pangan nasional, itu luar biasa," ujar Agung Hendriadi.
Sosialisasi Sosialisasi Permendag tentang HET dan Kelas Mutu Beras sebelumnya dilakukan di Karawang untuk Jawa Barat. Pada 16 November 2017, sosialisasi digelar di Surabaya untuk Jawa Timur.