KOMPAS.com - Pada 2018, Kementerian Pertanian (Kementan) akan merevitalisasi Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) dan Toko Tani Indonesia Center TTIC. "Keduanya akan menjadi fokus Kementan 2018," kata Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementan Agung Hendriadi di Bandung pada Selasa (7/11/2017).
Agung mengutarakan hal tersebut usai membuka Rapat Koordinasi (Rakor) Evaluasi Program 2017 dan Pemantapan Program Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Tahun 2018. "Kawasan Rumah Pangan Lestari yang sudah cukup lama dilaksanakan dan sempat meredup akan kita tinjau kembali," kata Agung.
Menurut hemat Agung, pada 2018 itu jumlah KRPL akan ditambah dan dikembangkan. Dalam catatannya ada potensi jumlah lahan pekarangan di Indonesia sebesar 10,4 juta hektar. Lantas, sejak 2010 hingga kini ada 18.000 titik lokasi KRPL. "Kita akan tingkatkan hingga 23.000 titik di tahun 2018," ujarnya.
Agung juga menambahkan bahwa kajian ekonomi untuk KRPL sangat membantu ekonomi rumah tangga di sekitar lokasi. Kajian itu menunjukkan bahwa ada penghematan pengeluaran biaya rumah tangga Rp 750.000 hingga Rp 1,2 juta tiap rumah tangga.
"Menteri Pertanian meminta agar fungsi KRPL sebagai pemenuhan kebutuhan pangan rumah tangga ditingkatkan. Untuk itu kita akan berikan bantuan sarana agar kebutuhan KRPL terpenuhi," tambah Agung.
Selanjutnya, Badan Ketahanan Pangan akan bekerja sama dengan BPTP (Balai Pengkajian Teknologi Pertanian) Penelitian dan Pengembangan Pertanian untuk memenuhi kebutuhan benih tanaman sayuran dan pendampingan. Untuk pengembangan KRPL ke depan, BKP juga mengandeng Kelompok Wanita Tani dan PKK.
"Kita akan pacu KRPL yang sudah ada dan membangun KRPL di berbagai wilayah yang selama ini minim sumber pangan berupa sayur mayur dan kebutuhan dapur rumah tangga," ujar Agung.
Distributor
Lalu, dalam waktu dekat BKP akan meluncurkan TTIC Digital. Kelak, TTIC akan menjadi distributor Toko Tani Indonesia dengan kerja sama dengan gabungan kelompok tani (gapoktan) sebagai produsen kebutuhan TTI.
Lebih lanjut, Agung menjelaskan bahwa kini Kementan sudah membangun 1800 unit TTI. "Tahun 2018 targetnya sudah ada 3000 unit TTI di daerah penyangga pasar," kata Agung.
Selanjutnya, BKP Kementan akan menjadikan Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan (FSVA) sebagai dasar dalam pelaksanaan kegiatan.
Lantas, pada daerah-daerah yang rentan pangan akan dilakukan berbagai program pemenuhan gizi pada tiap provinsi dengan memanfaatkan berbagai keragaman sumber karbohidrat yang ada, sehingga pemenuhan dan perbaikan gizi dapat terpenuhi.
Untuk mengimplementasikan diversifikasi pangan, BKP akan mengajak berbagai kelompok yang dapat memberikan pengetahuan pengolahan berbagai sumber karbohidrat non-beras menjadi makanan menarik, sehingga dapat mendorong minat masyarakat mengolah menjadi bahan pangan.
"Melalui upaya tersebut, selain akan tersedia keberagaman pangan di masyarakat, menu pangan masyarakat juga akan semakin baik" pungkas Agung Hendriadi.