KOMPAS.com – Menteri Pertanian Andi Amran Sulaeman memberikan penghargaan tingkat nasional bagi pelaku pembangunan pertanian 2017. Total semuanya ada tujuh kategori.
Daftarnya adalah Petani Berprestasi, Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Berprestasi, Kelembagaan ekonomi Petani Berprestasi, Penyuluh Pertanian Teladan, Balai Penyuluhan Pertanian Berprestasi, Tenaga Pendidik Pertanian (Guru dan Dosen) Berprestasi, dan Pengembangan Karya Ilmiah Terbaik.
Dalam satu kategori, terdapat tiga sampai enam orang atau unit yang menerima penghargaan.
“(Penghargaan ini diadakan) dengan harapan adanya aktualisasi diri sehingga mampu berprestasi. Tujuannya, untuk mewujudkan target, sasaran, dan keberhasilan pembangunan pertanian selanjutnya,” kata Amran.
Dari wirausaha sampai koperasi
Bak pahlawan, ada berbagai cerita dari para penerima penghargaan. Jamilah adalah satu di antaranya dari kategori Tenaga Pendidik Pertanian. Sebagai guru, dia terpilih karena berhasil mendorong sebagian siswanya untuk berwirausaha dalam bidang pertanian.
"Saya berusaha memotivasi dengan melakukan pendekatan interpersonal dan menjelaskan ke 700 siswa ditempat mengajar," ujarnya ditemui di Swiss-Belresidences Kalibata, Jakarta Selatan, Selasa (15/08/2017).
Di tempat ia mengajar, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pertanian Pembangunan Negeri 1 Tegalamper Bondowoso, Jamilah berhasil meyakinkan bahwa peluang berwirausaha di bidang pertanian sangat besar.
“Banyak yang berpikir untuk mencari tempat kerja saja setelah lulus, padahal bisa berwirausaha. Dengan begitu (mereka) bisa menciptakan lapangan pekerjaan,” tambahnya.
Melalui motivasi tersebut, terbentuklah 10 kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari lima orang yang siap memulai wirausaha. Mereka bisa membudidayakan tanmaan.
“Banyak dari mereka yang sudah punya lahan atau pekarangan di rumah. Hal ini memudahkan mereka untuk membudidayakan,” kata Jamilah.
Beberapa hasil kelompok wirausaha siswa, kata Jamilah ada yang membuat usaha budaya timun dan hidroponik.
Cerita mengenai bidang pertanian lainnya datang dari Baharuddin, seorang penerima penghargaan dari kategori Kelembagaan Ekonomi Petani Berprestasi. Pada Kompas.com, Baharudin berkisah sudah enam tahun aktif menjadi Ketua Koperasi Tani Teobroma di Palu, Sulawesi Tengah.
"Dulu kepercayaan masyarakat terhadap koperasi menurun. Saya berusaha menjelaskan dan mengarahkan kemandirian petani tak lepas dari pemanfaatan koperasi di daerahnya," kata dia.
Secara konsisten, tiap bulan Baharudin datang dalam pertemuan-pertemuan kelompok tani. Kemudian, ia coba menyampaikan aturan-aturan dan mekanisme yang ada di koperasi.
Dalam penjelasannya, Baharudin selalu menegaskan bahwa koperasi mendukung pengadaan sarana produksi pertanian untuk memudahkan petanu. Misalnya, dalam hal pengadaan pestisida dan pupuk.