Di ILC Ke-113, Wamenaker Paparkan 3 Strategi Konkret Atasi Dominasi Sektor Informal

Kompas.com - 05/06/2025, 21:07 WIB
Dwi NH

Penulis

KOMPAS.com - Pemerintah Indonesia menegaskan langkah konkret untuk mengatasi tingginya jumlah pekerja informal.

Pernyataan tersebut disampaikan Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Immanuel Ebenezer dalam forum Konferensi Perburuhan Internasional atau International Labour Conference (ILC) ke-113 di Jenewa, Swiss, Rabu (4/6/2025).

Dalam kesempatan itu, ia memaparkan strategi komprehensif untuk mendorong transisi dari sektor informal ke sektor formal secara berkelanjutan dan inklusif.

“Per Februari 2025, lebih dari 59 persen pekerja Indonesia masih berada di sektor informal. Ini bukan sekadar angka, tetapi sinyal bahwa kita butuh perubahan nyata dan sistemik,” ujarnya melalui siaran pers, Kamis (5/6/2025).

Untuk mempercepat peralihan dari sektor informal ke sektor formal, pemerintah Indonesia merancang tiga strategi utama yang dijalankan secara simultan.

Baca juga: Nasabah Tak Keluhkan Bunga KPR, BTN Tetap Siapkan Strategi Tekan Risiko NPL

Pertama, menciptakan lapangan kerja formal berbasis ekonomi hijau dan digitalisasi industri.

Kedua, meningkatkan kompetensi tenaga kerja melalui pelatihan vokasi dan pemagangan industri.

Ketiga, memperkuat layanan penempatan kerja lewat digitalisasi sistem nasional melalui platform SIAPKerja.

“Langkah ini kami ambil agar sistem ketenagakerjaan Indonesia lebih kuat dan siap menghadapi perkembangan teknologi serta perubahan cara kerja di masa depan,” ujar Immanuel.

Ia menegaskan bahwa seluruh strategi tersebut telah sejalan dengan Rekomendasi ILO Nomor 204, yang menyerukan negara anggota untuk mendukung transisi dari ekonomi informal ke formal.

Baca juga: OECD Kembali Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun Ini

Hal itu mencakup pemenuhan hak-hak pekerja, peningkatan produktivitas, serta perlindungan sosial yang inklusif.

Perluas cakupan perlindungan sosial

Wakil Menteri Ketenagakerjaan Immanuel Ebenezer dalam forum Konferensi Perburuhan Internasional atau International Labour Conference (ILC) ke-113 di Jenewa, Swiss, Rabu (4/6/2025).DOK. Kemenaker Wakil Menteri Ketenagakerjaan Immanuel Ebenezer dalam forum Konferensi Perburuhan Internasional atau International Labour Conference (ILC) ke-113 di Jenewa, Swiss, Rabu (4/6/2025).

Sejalan dengan itu, pemerintah terus memperluas cakupan perlindungan sosial, termasuk bagi pekerja informal.

Program seperti Kartu Prakerja dan Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP) tidak hanya menjadi solusi sementara, tetapi juga alat strategis untuk memperkuat daya tahan dan mobilitas ekonomi tenaga kerja.

“Kami ingin memastikan tidak ada pekerja yang merasa sendirian saat menghadapi perubahan. Sistem perlindungan sosial harus hadir bagi semua, bukan hanya untuk mereka yang sudah bekerja secara formal,” tegas Immanuel.

Dari sisi pelaku usaha, percepatan formalisasi juga dilakukan melalui penyederhanaan prosedur legalisasi usaha.

Baca juga: Bahlil Ungkap Tambang Nikel di Raja Ampat Milik PT Gag, Anak Usaha Antam

Platform online single submission (OSS) kini memungkinkan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) mendaftarkan usahanya secara digital, tanpa harus bertemu langsung dengan birokrasi panjang.

Hal itu menjadi pintu masuk penting bagi pelaku usaha mikro dan kecil (UMK) untuk masuk ke ekosistem formal dan mendapatkan perlindungan hukum.

“Formalisasi itu bukan sekadar soal perizinan, tapi juga menyangkut kepastian hukum, akses pembiayaan, dan keberlanjutan usaha,” jelas Immanuel.

Menutup pernyataannya, Immanuel menegaskan bahwa kesempatan kerja harus terbuka bagi semua orang, termasuk perempuan, anak muda, penyandang disabilitas, dan lanjut usia (lansia).

Pemerintah ingin memastikan siapa pun, dari latar belakang apa pun, bisa memperoleh akses kerja yang layak, terlindungi, dan produktif.

Baca juga: Bantu Perempuan Tetap Produktif Usai Punya Anak, Kemendukbangga Luncurkan Program Tamasya

“Kalau kita bicara pekerjaan yang layak, maka harus layak untuk semua, tanpa terkecuali. Kita sedang membangun sistem ketenagakerjaan yang inklusif, tidak pilih-pilih,” ujar Immanuel.

Perkuat sinergi dengan mitra internasional

Sementara itu, Sekretaris Direktorat Jenderal Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja (Ditjen Binapenta dan PKK) Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker), Eva Trisiana mengatakan bahwa pemerintah juga memperkuat sinergi dengan mitra internasional, termasuk Organisasi Perburuhan Internasional (ILO).

Indonesia mengapresiasi program ILO seperti Promise II Impact dan inisiatif digital wage (upah digital), yang dinilai mendukung transparansi dan efisiensi dalam sistem ketenagakerjaan.

“Kami terbuka untuk belajar dari negara lain dan membagikan praktik baik yang telah kami jalankan. Kolaborasi global adalah kunci untuk memastikan pekerjaan layak bisa dirasakan semua orang, di mana pun mereka berada,” kata Eva.

Terkini Lainnya
HUT Ke-78, Menaker Ingin Jadikan Kemenaker sebagai Ruang Bertumbuh

HUT Ke-78, Menaker Ingin Jadikan Kemenaker sebagai Ruang Bertumbuh

Kemenaker
Kemenaker dan Kemenkraf Bahas Kerja Sama Perluasan Kesempatan Kerja di Sektor Kreatif

Kemenaker dan Kemenkraf Bahas Kerja Sama Perluasan Kesempatan Kerja di Sektor Kreatif

Kemenaker
Menaker Beberkan Strategi Besar Ketenagakerjaan 2025–2029 di Forum Pemred

Menaker Beberkan Strategi Besar Ketenagakerjaan 2025–2029 di Forum Pemred

Kemenaker
Wapres Didampingi Menaker Tinjau Penyaluran BSU di Kantor Pos Fatmawati

Wapres Didampingi Menaker Tinjau Penyaluran BSU di Kantor Pos Fatmawati

Kemenaker
Menaker Ajak Praja IPDN Terapkan 3 Mindset untuk Jadi Pemimpin Visioner

Menaker Ajak Praja IPDN Terapkan 3 Mindset untuk Jadi Pemimpin Visioner

Kemenaker
Menaker dan Menteri P2MI Sepakat Optimalkan Kesempatan Bekerja di Luar Negeri

Menaker dan Menteri P2MI Sepakat Optimalkan Kesempatan Bekerja di Luar Negeri

Kemenaker
Sinergi Kemenaker dan Kemenhut Perkuat SDM Kehutanan Lewat

Sinergi Kemenaker dan Kemenhut Perkuat SDM Kehutanan Lewat "Agroforestri"

Kemenaker
Berantas Calo Tenaga Kerja, Menaker: Gerakan Stop Percaloan Butuh Komitmen Bersama

Berantas Calo Tenaga Kerja, Menaker: Gerakan Stop Percaloan Butuh Komitmen Bersama

Kemenaker
Perkuat Komitmen, 1072 Mediator Hubungan Industrial Teken Pakta Integritas

Perkuat Komitmen, 1072 Mediator Hubungan Industrial Teken Pakta Integritas

Kemenaker
Kemenaker Optimalkan Program Prioritas Nasional untuk Ciptakan Lapangan Kerja

Kemenaker Optimalkan Program Prioritas Nasional untuk Ciptakan Lapangan Kerja

Kemenaker
Resmi Ditutup, Inilah Hasil Konferensi Perburuhan Internasional Sesi Ke-113

Resmi Ditutup, Inilah Hasil Konferensi Perburuhan Internasional Sesi Ke-113

Kemenaker
Menaker Yassierli Ungkap Strategi Indonesia Hadapi Tantangan Ketenagakerjaan di Asia-Pasifik

Menaker Yassierli Ungkap Strategi Indonesia Hadapi Tantangan Ketenagakerjaan di Asia-Pasifik

Kemenaker
Indonesia dan ILO Sepakat Ciptakan Dunia Kerja Inklusif hingga Berkelanjutan

Indonesia dan ILO Sepakat Ciptakan Dunia Kerja Inklusif hingga Berkelanjutan

Kemenaker
Menaker Yassierli: Dunia Kerja Harus Lebih Adil dan Melindungi Semua Pekerja

Menaker Yassierli: Dunia Kerja Harus Lebih Adil dan Melindungi Semua Pekerja

Kemenaker
Pimpin Delegasi Indonesia di ILC Ke-113, Menaker Yassierli Suarakan Kerja Layak untuk Dunia Kerja Adil dan Produktif

Pimpin Delegasi Indonesia di ILC Ke-113, Menaker Yassierli Suarakan Kerja Layak untuk Dunia Kerja Adil dan Produktif

Kemenaker
Bagikan artikel ini melalui
Oke