KOMPAS.com – Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli berharap pelaksanaan Jaknaker Expo 2024 bisa menjadi solusi konkret bagi pencari kerja, terutama di tengah tantangan ekonomi dan tingginya angka pengangguran.
"Kami dari pemerintah sangat mengapresiasi inisiatif ini. Menciptakan lapangan kerja dan menyiapkan tenaga kerja terampil adalah tantangan bersama. Ini merupakan tugas yang sangat mulia," ujar Yassierli saat membuka secara resmi Jaknaker Expo 2024 di Balai Sudirman, Menteng Dalam, Jakarta, Kamis (21/11/2024).
Jaknaker Expo 2024 berlangsung pada Kamis (21/11/2024) hingga Jumat (22/11/2024). Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian Naker Expo 2024 yang digagas oleh Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker). Tujuan utama acara ini adalah untuk mengurangi angka pengangguran, memperluas kesempatan kerja, dan meningkatkan penyerapan tenaga kerja.
Baca juga: Banyak Gen Z Masih Jadi Pengangguran, BCA Beri Beasiswa dan Pelatihan
Dalam sambutannya, Yassierli menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta, khususnya Penjabat (Pj) Gubernur Teguh Setyabudi dan Kepala Dinas Ketenagakerjaan (Kadisnaker) Hari Nugroho, atas suksesnya penyelenggaraan Jaknaker Expo 2024.
Ia berharap kegiatan seperti Jaknaker Expo bisa menjadi inspirasi bagi provinsi lain, dan Kemenaker siap berkolaborasi untuk mendukung acara serupa di seluruh Indonesia.
"Selama tema besarnya adalah 'creating more and better jobs,' Kemenaker akan selalu hadir dan mendukung. Di mana pun acara ini diadakan, saya siap datang," tutur Yassierli.
Baca juga: Kemenaker Sediakan Puluhan Ribu Lowongan Kerja lewat Naker Expo 2024 di 3 Kota
Lebih lanjut, ia menekankan bahwa tantangan utama adalah menciptakan lapangan kerja, tetapi ia juga menyoroti pentingnya memperbaiki proses di hulu.
Tantangan tersebut termasuk penyelarasan antara kompetensi tenaga kerja dan kebutuhan industri untuk mencegah terjadinya mismatch.
"Saya dengar di DKI Jakarta sudah ada banyak sekolah menengah kejuruan (SMK) unggulan. Ini harus terus dipertahankan dan ditingkatkan. Dengan begitu, di balai pelatihan, tenaga kerja tidak perlu disiapkan dari nol. Pembekalan di SMK harus cukup memadai, tinggal penyempurnaan dan sertifikasi," jelas Yassierli.
Baca juga: Percepat Sertifikasi Tanah, Pemkab Kediri Targetkan PTSL Tuntas pada 2025
Menurutnya, sertifikasi tersebut menjadi jaminan kompetensi bagi tenaga kerja, sekaligus memberikan rasa percaya diri bagi industri bahwa tenaga kerja telah memiliki kemampuan yang sesuai dengan standar.
"Kompetensi yang dibutuhkan bukan hanya keterampilan teknis, tetapi juga soft skills. Ini adalah tugas bersama kita semua. Kita perlu menata proses dari hulu ke hilir agar acara seperti ini bisa memberikan hasil maksimal," imbuh Yassierli.
Pada kesempatan tersebut, ia juga menegaskan komitmennya untuk memperhatikan pelatihan dan penempatan kerja bagi penyandang disabilitas.
Baca juga: Debat Pilgub Jateng, Luthfi-Yasin Janjikan Kuota Kerja 3 Persen untuk Penyandang Disabilitas di BUMD
Kemenaker, kata Yassierli, akan lebih sering mengadakan bursa kerja yang juga mengakomodir hak-hak penyandang disabilitas, sebagai bagian dari amanat undang-undang (UU).
"Penyandang disabilitas memiliki hak yang sama untuk bekerja. Pemerintah dan pelaku industri harus memastikan mereka difasilitasi," tutur Yassierli.