KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) Anwar Sanusi menekankan tentang pentingnya perencana dalam memahami perubahan-perubahan lingkungan strategis dalam penyusunan rencana strategis (renstra), program serta kegiatan pembangunan ketenagakerjaan.
"Perencana juga harus mengetahui substansi yang direncanakan, tak hanya berkutat pada struktur administrasi program dan kegiatan tahunan, seperti Rencana Kerja-Kolaborasi Perencanaan dan Informasi Kinerja Anggaran (Renja-Krisna) dan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga (RKA-K/L)," ujar Anwar Sanusi.
Hal tersebut dikatakan Anwar Sanusi dalam Rapat Koordinasi (Rakor)Teknis Fungsional Perencana Kemnaker dengan tema "Peran Perencana dalam Penyusunan Rencana Strategis Kemnaker Tahun 2025-2029" di Jakarta, Senin (21/8/2023). Rakor ini digelar bertepatan dengan pergantian Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029.
Pada kesempatan itu, Anwar Sanusi memberikan arahan terkait pemanfaatan momen transisi dengan menjaring isu strategis yang berpengaruh terhadap pembangunan ketenagakerjaan pada 2025-2029.
Baca juga: Ada Perusahaan Tahan Ijazah Karyawan, Kemnaker: Tidak Dibenarkan
Isu strategis yang dimaksud meliputi bonus demografi dan ageing, digitalisasi, perubahan pola hubungan dan budaya kerja, future jobs, dinamika pengupahan, informasi pasar kerja, jaminan sosial yang adaptif, serta digital era governance dalam sektor publik.
"Era digital ini siklus kebijakan publik tidak lagi bersifat tahapan linier satu arah, karena dimensinya sangat interaktif. Perencana perlu paham hal itu," jelas Anwar Sanusi dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Senin.
Anwar Sanusi juga menyebutkan, dalam evaluasi berkesinambungan siklus e-policy, redesain siklus kebijakan publik harus memperhitungkan information and communication technology (ICT), khususnya kemampuan analitis dalam big data yang memungkinkan proses secara real time.