KOMPAS.com – Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) mengajak kalangan industri aktif melakukan pelatihan vokasi kepada calon tenaga kerja.
Ajakan itu disampaikan Pelaksana Tugas Direktur Kelembagaan Pelatihan, Direktorat Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktifitas Kemenaker, Adi Nugroho.
“Dengan pelatihan vokasi, industri bisa mendapat tenaga kerja terampil sesuai kebutuhan pada masing-masing sektor dan potensi daerah,” kata Adi dalam keterangan tertulisnya.
Pernyataan itu ia sampaikan usai menutup rapat koordinasi nasional Forum Komunikasi Lembaga Pelatihan Industri (FKLPI) Daerah di Denpasar, Jumat (15/11/2019).
Baca juga: Jokowi Minta Swasta dan BUMN Terlibat Pembenahan Pendidikan Vokasi
Tidak hanya mendapatkan pekerja terampil sesuai kebutuhan. Pelaku industri juga akan mendapat pengurangan pajak jika aktif melakukan pelatihan vokasi.
“Pengurangan pajak ini diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan 128 tahun 2019,” imbuh Adi.
Peraturan itu, imbuh dia adalah tentang pemberian pengurangan penghasilan bruto atas penyelenggaraan kegiatan praktik kerja, pemagangan, dan/atau pembelajaran dalam rangka pembinaan serta pengembangan sumber daya manusia berbasis kompetensi tertentu.
Untuk menarik pelaku industri memberikan pelatihan vokasi, Kemenaker bersama FKLPI akan melakukan sosialisasi di tiap daerah.
“Sesuai namanya, FKLPI adalah forum koordinasi dan sinkronisasi antara lembaga pelatihan (Balai Latihan Kerja) dengan pelaku industri di daerah,” kata Adi.
Pelatihan, imbuh dia, diselenggarakan di BLK, baik milik pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota, atau di training center milik perusahaan.
Baca juga: Kemenaker: Ada 20.000 Tenaga Kerja Bakal Tergantikan Oleh Robot
Saat ini, terdapat 305 BLK di seluruh Indonesia dengan FKLPI di 60 kabupaten/kota.
Dari jumlah tersebut, forum ini telah melatih dan menempatkan sekitar 10.000 tenaga kerja dari berbagai sektor industri.
Sementara itu, hasil rapat koordinasi nasional FKLPI di Bali adalah, tahun 2020 akan dibentuk 60 FKLPI baru dengan target penyelenggaraan pelatihan dua kali lipat dari tahun 2019.