KOMPAS.com - Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Ketenagakerjaan ( Kemnaker) berencana untuk meningkatkan serta menguatkan mutu dan akses pelatihan untuk mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, salah satunya pada sektor otomotif.
Oleh karena itu, untuk mencapai hal tersebut Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja Bandung (BBPLK Bandung) bekerja sama dengan PT. Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (PT. MMKSI) membuka Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) di bidang pelatihan otomotif.
Dirjen Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas (Binalattas) Kemnaker Bambang Satrio Lelono mengatakan, pelatihan ini dilakukan guna menghasilkan lulusan otomotif yang andal.
"Nantinya kami harapkan lulusan pelatihan 100 persen akan diserap oleh Mitsubishi dan ditempatkan di seluruh bengkel Mitsubishi,“ ujar Satrio di Bandung, sesuai rilis yang Kompas.com terima, Jumat (14/6/2019).
Asal tahu saja, pelatihan otomotif ini akan diikuti oleh 640 orang atau 40 paket pelatihan yang berasal dari 36 kabupaten/kota di Indonesia.
Baca juga: Langkah Kemnaker Tingkatkan Produktivitas Tenaga Kerja di Kota Bekasi
Para peserta tersebut direkrut melalui koordinasi dengan Dinas Tenaga Kerja kabupaten atau kota.
"Pada prinsipnya BLK Bandung kami prioritaskan peserta dari Bandung dan Jawa Barat, tapi ada juga peserta yang berasal dari kota atau kabupaten lainnya di seluruh Indonesia, seperti Palembang dan Bali," jelasnya.
Satrio menambahkan, kerja sama ini merupakan yang pertama dari BLK dengan Mitsubishi dan nantinya akan diperluas dengan BLK seluruh Indonesia.
“Akses pelatihannya juga terus kami permudah karena Kemnaker menginginkan siapa pun dan dimana pun akses pelatihan vokasi mudah dilakukan,” kata Satrio.
Baca juga: Prioritaskan Pembangunan SDM, Kemnaker Genjot Pelatihan Vokasi
Plt Kepala BBPLK Bandung, Tuti Hariyanti menambahkan, setelah para peserta menyelesaikan pelatihannya, mereka akan diinfokan kepada jaringan forum komunikasi industri BBPLK Bandung.
Tujuannya supanya mereka dapat siap direkrut melalui proses pemagangan atau rekruitmen sebagai calon tenaga kerja.
"Materi pelatihan ini disesuaikan dengan kurikulum atau program yang telah divalidasi oleh bidang program dan evaluasi dan disusun berdasarkan SKKNI (Standar Kualifikasi Kerja Nasional Indonesia)," kata Tuti.
Melalui pelatihan berbasis kompetensi, diharapkan Indonesia mampu mempersiapkan tenaga kerja yang terampil dan kompeten sesuai kebutuhan industri.