KOMPAS.com - Menteri Ketenagakerjaan ( Menaker) M. Hanif Dhakiri memotivasi siswa Sekolah Menengah Kejuruan ( SMK) agar tak tak perlu cemas dan khawatir menghadapi persaingan revolusi industri 4.0.
Ini karena, kata dia, pemerintah akan terus mendukung peningkatan kualitas generasi milenial di masa mendatang sehingga siap memasuki pasar kerja baru. Caranya dengan memperkuat pelatihan kerja, pemagangan dan membangun wirausaha-wirausaha baru,
Seperti dalam keterangan tertulis yang Kompas.com terima, motivasi Hanif Dhakiri tersebut diberikan usai acara penyerahan lisensi Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP-P1) kepada enam SMK kota Bekasi di SMK Karya Guna 1 Bekasi, Jawa Barat, Kamis (21/3/2019).
Adapun enam SMK yang mendapat lisensi LSP P-1 adalah SMK Karya Guna1 Bekasi, SMK Bina Husada Mandiri, SMK Al- Bahri, SMKN 1, SMKN 6 dan SMKN 7 Kota Bekasi, Jawa Barat.
Hanif mengatakan penyerahan sertifikasi dalam rangka mendorong agar relevansi kompetensi lulusan SMK dengan kebutuhan pasar kerja atau industri berjalan relatif baik. Sebab profil pengangguran dominan berasal dari lulusan atau tamatan SMK.
Baca juga: Hadapi Revolusi Industri 4.0, Kemnaker Adakan Pelatihan Berbasis Kompetensi
"Dengan adanya sertifikasi ini, bisa membantu memfasilitasi anak-anak muda Bekasi untuk masuk ke pasar kerja dan memulai wirausaha baru. Makanya kami mendorong agar sertifikasi kompetensi bisa terus ditingkatkan,” kata Hanif
"Dengan demikian, ketika anak-anak diuji kompetensi akan ketahuan mereka memiliki keahlian tertentu sesuai pasar kerjanya," ujar Hanif.
Bagi SMK yang belum memiliki sertifikasi, kata Hanif Dhakiri, SMK tersebut bisa memprosesnya karena prinsipnya secara terbuka untuk semua.
Baca juga: Hadapi Revolusi Industri 4.0, Kemnaker Kembangkan Aplikasi Database K3
"Jadi sekolah hanya bisa mensertifikasi untuk siswanya sendiri, tidak bisa sertifikasi siswa SMK lain," tutur Hanif.
Menurut Hanif Dhakiri, sertifikasi kompetensi merupakan suatu alat instrumen pengakuan bagi keahlian yang dimiliki seseorang. Karena itu, pihaknya akan mendorong terus agar sertifikasi kompetensi terus berjalan.
Namun, di sisi lain, dunia usaha dihimbau dalam rekruitmen calon pekerja juga harus berbasis kompetensi.
"Jika sebelumnya persyaratannya lulusan SMA, Diploma, sarjana, maka kami minta ada lowongan kerja dikasih opsi," kata Hanif
Menaker menjelaskan, misalnya lowongan kerja yang mensyaratkan minimal lulusan SMA atau bersertifikat kompetensi operator otomotif. Jadi yang punya ijazah bisa gunakan ijazahnya. Sedangkan mereka yang tidak punya, bisa gunakan sertifikat kompetensi.