KOMPAS.com - Menteri Ketenagakerjaan M Hanif Dhakiri mengatakan revolusi industri 4.0 tidak ditentukan oleh kekayaan sumber daya alam, melainkan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang mampu memanfaatkan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi.
Oleh karena itu, pekerjaan rumah saat ini adalah bagaimana meningkatkan kualitas SDM.
Dalam sambutan yang dibacakan Direktur Pengendalian Penggunaan Tenaga Kerja Asing Wisnu Pramono pada seminar tentang "Pekerjaan Masa Depan: Dampaknya Bagi Kaum Muda dan K3" di Jakarta, Kamis (28/2/2019), Hanif mengungkapkan tiga cara meningkatkan kualitas SDM Indonesia agar berkualitas dan berdaya saing. Antara lain melalui jalur pendidikan, pelatihan, dan pengembangan karier.
"Ada tiga jalur utama. Pertama melalui jalur pendidikan, kedua melalui jalur pelatihan kerja, dan ketiga melalui jalur pengembangan karier di tempat kerja," kata Hanif dalam rilis publikasi yang diterima Kompas.com, Senin (11/3/2019).
Jalur pendidikan fokus pada pembangunan pondasi yang kokoh untuk pengembangan kualitas tenaga kerja. Oleh karena itu, lanjut Hanif, walaupun secara umum misinya mencerdaskan kehidupan bangsa, tapi secara khusus juga dapat membangun kerangka dasar kompetensi.
"Jika jalur pendidikan fokusnya membangun pondasi kompetensi dasar tenaga kerja, maka jalur pelatihan kerja berfokus pada pembangunan dan pengembangan pilar-pilar kompetensi kerjanya yang nantinya akan dimantapkan di tempat kerja melalui pengembangan karier dan profesionalisme tenaga kerja," sambungnya.
Dengan demikian, pendidikan, pelatihan kerja, dan pengembangan karier di tempat kerja merupakan suatu estafet proses pengambangan kualitas sumber daya manusia dan tenaga kerja.
Sementara itu, Direktur ILO Jakarta, Michiko Miyamoto, menuturkan revolusi industri 4.0 seharusnya tidak hanya menghilangkan pekerjaan lama dan menciptakan pekerjaan baru, tapi juga mengubah mekanisme sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
"Perkembangan teknologi telah menciptakan peralatan canggih di bidang konstruksi yang bisa meminimalisir risiko pekerjaan. Namun, hal terpenting adalah bagaimana kita bisa melibatkan generasi muda dalam membangun budaya K3 sejak dini," kata Michiko.