JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Ketenagakerjaan M. Hanif Dhakiri mengatakan pemerintah terus mendorong agar koperasi benar-benar bisa menjadi soko guru perekonomian para pekerja sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan para pekerja.
"Ke depan, pemerintah akan terus dorong agar koperasi ini bisa berkembang baik melalui aktivitas simpan pinjam dan mengelola kebutuhan pokok pekerja," kata Menaker Hanif saat memberikan sambutan Tour Akbar Koperasi Karyawan (Kopkar) PT Muara Tunggal (kabupaten Sukabumi) di Jakarta Utara, Sabtu (9/3/2019).
Berdasarkan data Kementerian Ketenagakerjaan saat ini jumlah koperasi pekerja di seluruh Indonesia terdapat 4.441 unit. Jumlah total anggotanya sebanyak 362.949 pekerja atau buruh, yang terdiri dari 302.160 anggota laki-laki dan 60.789 perempuan.
"Saya bayangkan, misalnya, di satu pabrik isinya 10 ribu pekerjanya belanja di koperasinya. Untungnya itu dari kita untuk kita sehingga manfaatnya pasti untuk masyarakat," kata Hanif didampingi Dirjen PHI Jamsos Haiyani Rumondang, Direktur Persyaratan Kerja Siti Junaedah dan Direktur Kelembagaan dan Kerja sama Hubungan Industrial (KKHI) Aswansyah.
Hanif Dhakiri menyambut positif Kopkar PT Muara Tunggal yang dapat memenuhi kebutuhan simpan pinjam dan konsumsi bulanan secara rutin bagi 3500 karyawannya.
"Kopkar ini bisa menjadi salah satu contoh ke depan agar pekerja di berbagai perusahaan dan pabrik bisa bersama-sama berkoperasi untuk membantu meningkatkan kesejahteraan karyawan," katanya.
"Di Ancol pekerja bisa refreshing, keluar dari rutinitas pabrik, menikmati hal-hal baru sekaligus menghabiskan waktu bersama keluarga. Ini suatu perkembangan menarik. Koperasinya bisa tumbuh dengan baik," katanya.
Tur akbar tersebut dihadiri pula Kadiskop UKM Jabar Kusmana Hartaji, Ketua Kopkar PT Muara Tunggal Sudarno Rais dan 5.030 karyawan dan keluarga PT Muara Tunggal.
Kadiskop UKM Jabar Kusmana Hartaji mengatakan koperasi merupakan solusi bagi peningkatan ekonomi karyawan atau pekerja, termasuk ketika pekerja membutuhkan pembiayaan. Mereka bisa memanfaatkan koperasi karyawannya.
"Jangan sampai terkena dampak rentenir ya, nanyak yang macet. Pinjamnya Rp500 ribu, diteleponnya berkali-kali. Mending pinjam di koperasi saja," kata Kusmana.