KOMPAS.com - Kementerian Pertanian (Kementan) berupaya mendorong percepatan tanam guna meningkatkan produksi padi dan jagung.
Upaya tersebut dilakukan melalui Direktorat Jenderal Perkebunan (Ditjenbun) Kementan dengan program pencanangan penanaman jagung secara integrasi antara komoditas perkebunan dengan tanaman pangan, di Kelurahan Bengkol, Kecamatan Mapanget, Kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), Sabtu (18/11/2023).
Penanaman jagung secara integrasi itu digencarkan sebagai upaya pengoptimalan lahan kelapa untuk meningkatkan produksi jagung nasional. Hal ini sejalan dengan arahan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman untuk meningkatkan produksi berbagai komoditas strategis.
Dengan mengoptimalkan percepatan masa tanam, Andi optimistis pihaknya dapat mengamankan dan meningkatkan produksi sekaligus mencapai jalan menuju swasembada pangan.
Baca juga: Langkah Kementan untuk Capai Target Swasembada Gula Konsumsi pada 2028
Untuk diketahui, Provinsi Sulut memiliki perkebunan kelapa seluas 276.000 hektar (ha). Dari luasan ini, sekitar 1.566 ha merupakan perkebunan negara, 264.953 ha perkebunan rakyat, dan 8.651 ha perkebunan besar swasta.
Pada 2023, Provinsi Sulut mendapat target alokasi dalam mendukung program penanaman jagung secara monokultur dan integrasi antara komoditas perkebunan dengan tanaman pangan seluas 34.000 ha.
Kemudian, pada 2024, program penanaman tersebut ditargetkan seluas 110.000 ha. Pada 2023, Kota Manado melakukan penanaman jagung seluas 665 ha yang tersebar di sebelas kecamatan.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Perkebunan (Dirjenbun) Kementan Andi Nur Alam Syah mengatakan, langkah tersebut merupakan salah satu upaya strategis dan solusi tepat guna demi mendukung program Kementan, khususnya percepatan masa tanam dan mewujudkan kemandirian pangan nasional.
Melalui upaya tersebut, ia yakin bisa memperkuat sinergitas antara komoditas tanaman perkebunan dengan tanaman pangan di Manado.
Andi Nur mengatakan, dampak positif integrasi kelapa dengan jagung tersebut dapat memaksimalkan pemanfaatan lahan usaha tani, meningkatkan produktivitas dan pendapatan pekebun, serta mendongkrak lapangan kerja.
“Kementan memberikan apresiasi atas dukungan dari jajaran Pemerintah Kota (Pemkot) Manado serta Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulut pada kegiatan pencanangan penanaman jagung antara komoditas perkebunan dan tanaman pangan,” imbuhnya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Sabtu (18/11/2023).
Andi Nur berharap, kerja sama dan kolaborasi dapat terus ditingkatkan untuk menyukseskan program Upaya Khusus (Upsus) padi dan jagung di Sulut.
Baca juga: Resep Sup Krim Ayam Jagung ala Restoran
Jaga ketersediaan dan neraca bahan pangan
Sementara itu, Direktur Tanaman Semusim dan Tahunan Kementan M Rizal Ismail mengatakan bahwa saat ini, stok pangan secara nasional, terutama beras, masih sangat terbatas.
“(Oleh karena itu), komoditas padi dan jagung harus dipenuhi melalui impor untuk menjaga ketersediaan dan neraca bahan pangan,” ucapnya mewakili Dirjenbun Kementan.
Hal tersebut, lanjut Rizal, merupakan dampak El Nino dan perang geopolitik yang berpengaruh terhadap ketersedian pangan dunia, hingga dampaknya juga dirasakan oleh Indonesia.
Untuk itu, perlu dilakukan upaya-upaya khusus untuk meningkatkan produksi pangan secara cepat dan tepat.
Baca juga: Bersama Politeknik AUP, Kementerian KP Evaluasi Penanaman Mangrove di Banten
Demi mendukung program penanaman jagung secara monokultur ataupun integrasi antara komoditas perkebunan dengan tanaman pangan, Ditjenbun Kementan selaku (Penjabat) Pj Upsus Padi dan Jagung Provinsi Sulut berkolaborasi dengan sejumlah pihak.
Sejumlah pihak yang dimaksud, mulai dari pemerintah daerah (pemda) beserta musyawarah pimpinan daerah (Muspida), Tentara Nasional Indonesia (TNI), Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri), serta pemangku kepentingan terkait lainnya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Pertanian, Kelautan dan Perikanan Kota Manado M Sofyan AP menyampaikan bahwa saat ini, harga jagung sangat memberikan keuntungan bagi petani karena dipatok Rp 6.700 per kg dengan potensi produksi 8 ton per ha.
Adapun pengolahan lahan wilayah kerja Dinas Pertanian Kota Manado akan dilakukan dengan mekanisasi pertanian dengan memanfaatkan Traktor Roda 4 (TR 4), yang telah disediakan oleh Kementan.
Baca juga: Kementan Percepat Masa Tanam untuk Kembangkan Hilirisasi Perkebunan
“Kami akan mendukung penuh pelaksanaan UPSUS peningkatan produksi padi dan jagung di Sulut,” imbuh Sofyan.
Wali Kota Manado diwakili Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan Kota Manado Atto R Bulo menyampaikan, pelaksanaan program tersebut juga memanfaatkan lahan usaha tani secara efisien sehingga produktivitas dan pendapatan petani juga lebih meningkat melalui pemakaian input produksi yang lebih efisien.
“Dengan terpenuhinya pangan akan menjamin stabilnya tingkat inflasi. Kota Manado memiliki potensi yang sangat baik dalam menjaga kestabilan inflasi,” ucapnya.
Atto mengatakan, target penanaman jagung Kota Manado juga akan ditingkatkan dari 665 ha pada 2023 menjadi 1.000 ha pada 2024.
Baca juga: Bolehkah Minum Kopi di Siang Hari? Berikut Penjelasannya…
Pada kesempatan tersebut, Ditjenbun memberikan bantuan secara simbolis kepada dinas kabupaten atau kota yang membidangi perkebunan berupa benih tanaman kopi, kelapa, vanili, pala, serta pupuk organik dan nitrogen, fosfor, dan kalium (NPK).
Selain itu, diserahkan pula secara simbolis bantuan benih jagung sebanyak 9.975 kg untuk penanaman seluas 665 ha yang akan dibagikan kepada 122 kelompok tani (poktan) Kota Manado. Penyerahan ini diwakili oleh Poktan Kalisapun, Perintis II, Belimbing kepada Dinas Pertanian Perikanan dan Kelautan Kota Manado.