Hadapi Isu Food Waste, Kementan Ajak Masyarakat Bijak Konsumsi Pangan

Kompas.com - 10/11/2019, 13:55 WIB
ADW,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Beberapa waktu terakhir, sektor pangan Indonesia menghadapi banyak tantangan.

Selain isu ketahanan pangan, ada juga isu terkait pangan sehat, banyaknya makanan terbuang (food waste), dan hilangnya sejumlah pangan dari rantai produksi (food loss).

Bahkan, data Barilla Center for Food & Nutrition pada 2016 menunjukan, Indonesia sebagai pembuang makanan kedua terbanyak setelah Arab Saudi.

Menurut data itu, setiap tahun, satu orang Indonesia membuang sekitar 300 kilogram (kg) makanan.

Guna menanggulangi pemasalahan itu, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengajak masyarakat mengubah perilaku konsumsi menjadi lebih bijak, lebih sehat, dan tidak membuang makanan.

Baca juga: Kementan Berhasil Buka Lahan Cetak Sawah Seluas 1,16 Juta Hektar

Menurutnya, masyarakat, terutama generasi milenial harus memahami proses pengolahan pangan dari awal hingga tersaji di meja makan.

“Banyaknya pembuangan makanan disebabkan perilaku masyarakat yang masih kurang bijak dalam hal makanan. Makan bijak itu lebih dari sekedar makan sehat,” ungkap Syahrul.

Oleh karena itu, Kementerian Pertanian (Kementan) menggelar acara Healthy Street Food Festival 2019 di Gelora Bung Karno Jakarta, Minggu (10/11/2019).

Acara tersebut digelar untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat dan lebih bijak dalam konsumsi makanan.

“Masalah pangan itu bukan hanya masalah pemerintah, tetapi masalah kita semua.Pada kesempatan ini saya mengajak semua masyarakat terutama para generasi milenial untuk ikut mencari," terang Syahrul

"Yuk, kita sama-sama cari solusi, untuk Indonesia yang lebih baik,” tambah Syahrul.

Baca juga: Hindari Perselisihan, Mentan Terus Koordinasi dengan Mendag

Melalui kegiatan itu, Syahrul pun berharap semangat untuk menyukseskan penganekaragaman pangan dan pola makan sehat menjalar ke seluruh wilayah Indonesia.

Dengan begitu, pembangunan ketahanan pangan yang berlandaskan pola pangan sehat untuk generasi muda yang hebat dapat diwujudkan, termasuk mendukung cita-cita pembangunan nasional.

Sementara itu, Perwakilan Food and Agriculture Organization (FAO) untuk Indonesia dan Timor Leste, Stephen Rudgard mengatakan, dalam mewujudkan pola makan sehat dibutuhkan komitmen dan tindakan global yang lebih besar.

“Setiap orang memiliki peran dalam menghapus kelaparan dan kekurangan gizi. Meningkatkan kualitas makanan jalanan adalah elemen utama dari tantangan itu,”

Untuk itu, imbuhnya, pemerintah dan masyakarat Indonesia perlu bekerja sama, memastikan bahwa makanan sehat dan bergizi mudah untuk diakses dengan harga yang terjangkau untuk semua orang.

Baca juga: Wujudkan Ketahanan Pangan Asia Tenggara, Kementan Dukung FAO

Sebagai informasi, kegiatan Healthy Steeet Food Festival 2019 merupakan rangkaian acara penutup untuk mengakhiri perayaan Hari Pangan Sedunia 2019 di Indonesia.

Kegiatan itu melibatkan sejumlah kementerian dan lembaga, seperti Kementerian Pertanian, Kementerian Kesehatan, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), dan FAO.

Ada pula sejumlah musisi, komunitas anak muda, serta pedagang kaki lima yang ikut serta dan turut mendeklarasikan komitmen terkait pangan sehat di Indonesia.

Terkini Lainnya
Kementan Komitmen Jaga Stabilitas Harga dan Tingkatkan Produktivitas Petani, Pengamat Beri Respons Positif

Kementan Komitmen Jaga Stabilitas Harga dan Tingkatkan Produktivitas Petani, Pengamat Beri Respons Positif

Kementan
Pakar Pangan Universitas Andalas: Kepastian Harga Pemerintahan Prabowo Bikin Petani Senang

Pakar Pangan Universitas Andalas: Kepastian Harga Pemerintahan Prabowo Bikin Petani Senang

Kementan
DJBC Catat Tak Ada Impor Beras dan Jagung, Kinerja Bea Masuk Turun 5,1 Persen

DJBC Catat Tak Ada Impor Beras dan Jagung, Kinerja Bea Masuk Turun 5,1 Persen

Kementan
Kepuasan Petani terhadap Kinerja Kementan Capai 84 Persen

Kepuasan Petani terhadap Kinerja Kementan Capai 84 Persen

Kementan
Mentan: Jika Tidak Ada Aral Melintang, 3 Bulan Lagi Indonesia Swasembada Beras

Mentan: Jika Tidak Ada Aral Melintang, 3 Bulan Lagi Indonesia Swasembada Beras

Kementan
Respons Keluhan Petani Singkong di Lampung, Mentan Amran Siap Kawal Regulasi Tata Niaga

Respons Keluhan Petani Singkong di Lampung, Mentan Amran Siap Kawal Regulasi Tata Niaga

Kementan
Perkuat Ketahanan Pangan, Mentan Amran Gandeng 3 Bupati Sulsel Kembangkan Kopi dan Kakao

Perkuat Ketahanan Pangan, Mentan Amran Gandeng 3 Bupati Sulsel Kembangkan Kopi dan Kakao

Kementan
Beras Nasional Surplus 3,7 Juta Ton, Mentan Amran: Hasil Kerja Keras Petani

Beras Nasional Surplus 3,7 Juta Ton, Mentan Amran: Hasil Kerja Keras Petani

Kementan
Mendag : Ekspor Hortikultura Naik 49 Persen Semester I 2025, Indonesia Tekan Impor dan Tingkatkan Ekspor

Mendag : Ekspor Hortikultura Naik 49 Persen Semester I 2025, Indonesia Tekan Impor dan Tingkatkan Ekspor

Kementan
Sejalan dengan Prabowoisme, Wamentan Dukung Tani Merdeka Indonesia

Sejalan dengan Prabowoisme, Wamentan Dukung Tani Merdeka Indonesia

Kementan
Soal Framing Negatif Mentan Amran, PP KAMMI: Publik Harus Menilai sesuai Fakta dan Data

Soal Framing Negatif Mentan Amran, PP KAMMI: Publik Harus Menilai sesuai Fakta dan Data

Kementan
Lawan Mafia Pangan, Ini Upaya Mentan Jaga Kesejahteraan Petani

Lawan Mafia Pangan, Ini Upaya Mentan Jaga Kesejahteraan Petani

Kementan
Komisi IV DPR RI Apresiasi Mentan Amran, Produksi Pangan Naik hingga Serapan Bulog Capai 4 Juta Ton

Komisi IV DPR RI Apresiasi Mentan Amran, Produksi Pangan Naik hingga Serapan Bulog Capai 4 Juta Ton

Kementan
Harga Beras Turun di 13 Provinsi, Mentan Amran Yakin Stabilitas Berlanjut

Harga Beras Turun di 13 Provinsi, Mentan Amran Yakin Stabilitas Berlanjut

Kementan
Berkat Dukungan Kementan, Panen Padi Gadu di Lampung Timur Menguntungkan Petani

Berkat Dukungan Kementan, Panen Padi Gadu di Lampung Timur Menguntungkan Petani

Kementan
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme Jernih KOMPAS.com
Memuat pilihan harga...
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme Jernih KOMPAS.com