Asuransi Pertanian, Penyambung Asa Petani di Lamongan

Kompas.com - 13/09/2019, 08:00 WIB
Alek Kurniawan

Penulis

KOMPAS.com - Beberapa hektar (ha) lahan sawah di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur terdampak kekeringan akibat musim kemarau panjang.

Namun, petani yang lahannya terkena puso tersebut tidak terlalu merugi. Pasalnya, mereka telah mengasuransikan lahannya pada Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP).

Kementerian Pertanian ( Kementan) mencatat ada seluas 136.103 ha lahan pertanuan yang telah diasuransikan pada musim tanam pertama dan kedua 2018 di Lamongan.

Sementara pada 2019 ini, luas lahan pertanian yang diasuransikan seluas 50.000 ha.

Baca juga: DPR Apresiasi Kinerja Kementan dalam 5 Tahun Terakhir

Terkait itu, Bupati Lamongan Fadeli secara simbolis menyerahkan klaim gagal panen program AUTP untuk para petani di Desa Truni, Kecamatan Babat, Lamongan.

"Biasanya petani hanya pada musim tertentu mengasuransikan lahan pertaniannya. Seperti jika dirasa akan terjadi banjir atau serangan hama," ujar Fadeli melalui rilis tertulis, Kamis (13/9/2019).

Fadeli mengatakan, pihaknya menyambut positif dengan semakin banyaknya lahan pertanian di Lamongan yang diasuransikan.

Menurutnya, ini sebagai bagian dari prinsip petani modern untuk mengantisipasi risiko gagalnya pertanian karena bencana alam atau serangan hama.

Baca juga: Kementan Siapkan Kaltara Jadi Penopang Kebutuhan Pangan Ibu Kota Baru

"Ini bisa membentengi petani untuk berhutang kepada tengkulak jika mereka mengalami gagal panen,“ katanya.

Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan (TPHP) Lamongan, Aris Setiadi mengungkapkan bukti klaim yang dibayarkan di musim tanam itu mencapai Rp 95 juta.

Klaim tersebut dibayarkan setelah melalui survei kerusakan yang dilakukan PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) selaku pelaksana program.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman secara simbolis memberikan bantuan alsintan dan asuransi pertanian kepada petani di Lapangan Sepak Bola Panji Larang, Desa Pacing Kecamatan Jatisari, Kabiupaten Karawang, Selasa (26/3/2019).Dok. Humas Kementerian Pertanian RI Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman secara simbolis memberikan bantuan alsintan dan asuransi pertanian kepada petani di Lapangan Sepak Bola Panji Larang, Desa Pacing Kecamatan Jatisari, Kabiupaten Karawang, Selasa (26/3/2019).

Pentingnya asuransi

Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Sarwo Edhy menambahkan AUTP sangatlah penting bagi petani, utamanya menghadapi musim kering seperti saat ini.

"Preminya murah karena dapat subsidi dari pemerintah. Hanya Rp 36.000 per ha dari aslinya Rp 180.000. Sayang sekali kalau petani tidak ikut karena jika mereka gagal panen, kan ada uang yang akan cair sebesar Rp 6 juta per ha," ujar Sarwo Edhy

Setelah premi dibayarkan, akan keluar polis yang berlaku selama satu musim tanam, yakni 4-6 bulan.

Premi yang dibayarkan ini menjadi sangat rendah karena mendapat subsidi dari pemerintah dari yang seharusnya Rp 180 ribu per hektare, sebesar 80 persennya ditanggung pemerintah.

Baca juga: Strategi Kementan Menjaga Penyaluran Pupuk Bersubsidi...

Mendapati banyak petani Lamongan yang belum banyak ikut AUTP,  Sarwo meminta Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Lamongan, Aris Setiadi untuk rajin menyosialisasikan AUTP kepada para petani.

"Tolong AUTP ini terus disosialisasikan kepada petani di sini karena sangat bermanfaat," kata Sarwo Edhy.

Sebagai informasi, lahan pertanian yang dapat diklaimkan harus memiliki kerusakan minimal 75 persen.

Kerusakan atau gagal panen tersebut bisa dikarenakan hama, baik itu tikus atau wereng, serta musibah banjir maupun kekeringan.

Upaya khusus

Terkait musim kemarau, selain program AUTP, Kementan melalui Ditjen PSP telah melakukan berbagai usaha dalam mengatasi kekeringan.

Salah satunya menginformasikan kepada para petani terkait iklim berdasar pantauan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

Kemudian, memberikan rekomendasi budidaya tanaman, seperti penggunaan varietas toleran kekeringan.

Selain itu, tambahnya, menyarankan petani mengikuti pola tanam yang telah ditetapkan termasuk meminta petani untuk menggunakan pupuk organik.

Baca juga: Kementan Targetkan 60 Persen Lahan Serasi Ikut Asuransi

Sarwo Edhy menjelaskan, guna mencegah semakin luasnya lahan pertanian yang terkena kekeringan dan puso, pemerintah telah berkoordinasi dengan berbagai pihak.

Mulai dari pemerintah daerah dan TNI untuk memetakan kebutuhan alat dan mesin pertanian (Alsintan) dan pemanfaatan sumber air yang harus dibangun.

"Sekarang kami sudah banyak membangun sumber air. Baik itu sumur dangkal, embung, dan damparit. Kami juga telah melakukan program pompanisasi sehingga diharapkan kekeringan untuk tahun ini bisa teratasi," tutup Sarwo Edhy.

Terkini Lainnya
Kementan Komitmen Jaga Stabilitas Harga dan Tingkatkan Produktivitas Petani, Pengamat Beri Respons Positif

Kementan Komitmen Jaga Stabilitas Harga dan Tingkatkan Produktivitas Petani, Pengamat Beri Respons Positif

Kementan
Pakar Pangan Universitas Andalas: Kepastian Harga Pemerintahan Prabowo Bikin Petani Senang

Pakar Pangan Universitas Andalas: Kepastian Harga Pemerintahan Prabowo Bikin Petani Senang

Kementan
DJBC Catat Tak Ada Impor Beras dan Jagung, Kinerja Bea Masuk Turun 5,1 Persen

DJBC Catat Tak Ada Impor Beras dan Jagung, Kinerja Bea Masuk Turun 5,1 Persen

Kementan
Kepuasan Petani terhadap Kinerja Kementan Capai 84 Persen

Kepuasan Petani terhadap Kinerja Kementan Capai 84 Persen

Kementan
Mentan: Jika Tidak Ada Aral Melintang, 3 Bulan Lagi Indonesia Swasembada Beras

Mentan: Jika Tidak Ada Aral Melintang, 3 Bulan Lagi Indonesia Swasembada Beras

Kementan
Respons Keluhan Petani Singkong di Lampung, Mentan Amran Siap Kawal Regulasi Tata Niaga

Respons Keluhan Petani Singkong di Lampung, Mentan Amran Siap Kawal Regulasi Tata Niaga

Kementan
Perkuat Ketahanan Pangan, Mentan Amran Gandeng 3 Bupati Sulsel Kembangkan Kopi dan Kakao

Perkuat Ketahanan Pangan, Mentan Amran Gandeng 3 Bupati Sulsel Kembangkan Kopi dan Kakao

Kementan
Beras Nasional Surplus 3,7 Juta Ton, Mentan Amran: Hasil Kerja Keras Petani

Beras Nasional Surplus 3,7 Juta Ton, Mentan Amran: Hasil Kerja Keras Petani

Kementan
Mendag : Ekspor Hortikultura Naik 49 Persen Semester I 2025, Indonesia Tekan Impor dan Tingkatkan Ekspor

Mendag : Ekspor Hortikultura Naik 49 Persen Semester I 2025, Indonesia Tekan Impor dan Tingkatkan Ekspor

Kementan
Sejalan dengan Prabowoisme, Wamentan Dukung Tani Merdeka Indonesia

Sejalan dengan Prabowoisme, Wamentan Dukung Tani Merdeka Indonesia

Kementan
Soal Framing Negatif Mentan Amran, PP KAMMI: Publik Harus Menilai sesuai Fakta dan Data

Soal Framing Negatif Mentan Amran, PP KAMMI: Publik Harus Menilai sesuai Fakta dan Data

Kementan
Lawan Mafia Pangan, Ini Upaya Mentan Jaga Kesejahteraan Petani

Lawan Mafia Pangan, Ini Upaya Mentan Jaga Kesejahteraan Petani

Kementan
Komisi IV DPR RI Apresiasi Mentan Amran, Produksi Pangan Naik hingga Serapan Bulog Capai 4 Juta Ton

Komisi IV DPR RI Apresiasi Mentan Amran, Produksi Pangan Naik hingga Serapan Bulog Capai 4 Juta Ton

Kementan
Harga Beras Turun di 13 Provinsi, Mentan Amran Yakin Stabilitas Berlanjut

Harga Beras Turun di 13 Provinsi, Mentan Amran Yakin Stabilitas Berlanjut

Kementan
Berkat Dukungan Kementan, Panen Padi Gadu di Lampung Timur Menguntungkan Petani

Berkat Dukungan Kementan, Panen Padi Gadu di Lampung Timur Menguntungkan Petani

Kementan
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com