Panen di Sanggau, Durian Lokal Indonesia Siap Bersaing di Dunia

Kompas.com - 27/07/2018, 19:19 WIB
Kurniasih Budi

Editor


SANGGAU, KOMPAS.com - Musim durian lokal sedang melanda Kalimantan Barat (Kalbar). Hampir seluruh daerah penghasil durian di provinsi tersebut sedang panen.

Buah durian pun memenuhi pasar tradisional dan emperan jalan di berbagai kota di Kalbar sehingga dilakukan kontes durian lokal unggulan di Sanggau.

"Saya apresiasi Provinsi Kalbar dan Kabupaten Sanggau menyelenggarakan kontes durian lokal ini, agar dilakukan kontes, pameran, ekspo dan promosi yang sama oleh kabupaten dan provinsi lain" ujar Direktur Jenderal Hortikultura Suwandi dalam pernyataan tertulis, Jumat (27/7/2018).

Suwandi menekankan dari sisi produksi, Kementan terus mengembangkan kawasan hortikultura seperti durian, jeruk, cabai, bawang dan lainnya. Kementan juga membangun aspek hulu hingga hilir, sistem perbenihan serta pasca panen dan pengolahan.

Baca juga: Teknologi Baru demi Panen Durian Melimpah di Lereng Merbabu

“Juga termasuk kemitraan pelaku usaha dengan petani, sehingga keduanya saling menguntungkan. Ini sejalan dengan arahan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman untuk membangun kawasan pertanian dan mensejahterakan petani,” ujarnya.

Pada sisi permintaan, sambung Suwandi, Kementan terus mendorong konsumsi pangan lokal. Konkretnya, durian lokal didorong agar bisa hadir di meja makan, restoran-restoran, pasar, dan bahkan harus mampu diekspor.

Durian lokal rasanya super enak. Cintai produk petani, sayangi produksi dalam negeri,” kata dia.

Kompetisi durian lokal

Pedagang durian di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, Jumat (2/3/2018)KOMPAS.com/ KURNIASIH BUDI Pedagang durian di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, Jumat (2/3/2018)

Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perikanan Kabupaten Sanggau John Hendri mengatakan, kontes durian ini diikuti 102 kontestan dengan berbagai varietas lokal.

Durian itu di antaranya kelomui, keropu, binong, kulit sapi, tembaga, bari, nijou, tajau, belimbing, kabau, kerona, bakul, bay patek, merah, singku, karois, dan srombut.

Dalam kompetisi itu, para pelaku usaha dari beberapa provinsi, pemerhati dan pencinta durian dari dalam dan luar negeri hadir.

Tujuan kontes digelar untuk menyosialisasi durian lokal dan melestarikan plasma nutfah dan menjadi ajang pencarian pohon induk.

“Pohon induk ini akan dijadikan sumber benih dan hasil benih diedarkan ke para petani setelah didaftarkan varietas dan dilabelisasi,” kata dia.

Kriteria jawara

Kriteria penilaian kontes meliputi rasa, warna daging, penampilan, tekstur, ketebalan daging buah, rendemen buah, potensi hasil, bobot, dan struktur.

Selain kriteria tersebut di atas, aroma buah dan rasa yang unik juga menjadi salah satu poin lebih untuk menjaring durian unggul.

Kontes durian lokal di Balai Karangan, Kecamatan Sekayam, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, Jumat (27/7/2018)Dok. Humas Kementan Kontes durian lokal di Balai Karangan, Kecamatan Sekayam, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, Jumat (27/7/2018)

“Tim juri bekerja independen dan profesional dari praktisi, pemerhati dan pencinta durian,” ujar John Hendri.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Horenimus Hero mengatakan, sangat mendukung digelarnya kontes durian Kabupaten Sanggau ini.

Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat terus berupaya mengembangkan kawasan sentra durian dan mengajak agar masyarakat tetap menjaga kawasan sentra.

“Yang terpenting untuk mengamankan pohon induk yang berumur puluhan bahkan ratusan tahun,” katanya.

Durian andalan

Eksplorer durian dunia Karim Aristides yang hadir untuk menjadi juri kontes mengakui sangat menikmati dan menantikan event ini.  

Dia sendiri sudah mengklasifikasi jenis-jenis durian yang tumbuh di Balai Karangan sejak 2007.

Menurut Karim, durian terbaik tidak berasal dari perkebunan besar, melainkan dari kebun kecil atau pohon durian yang berada di hutan. Hal ini berhubungan dengan jenis tanah dan skema penyerbukannya yang alami.

“Saya sudah keliling Indonesia dan negara-negara di Asia Tenggara hanya untuk mencicipi durian. Dari Aceh hingga Papua sudah saya jelajahi, tetapi durian terbaik memang ada di Kalimantan Barat. Tepatnya durian dari hutan di Balai Karangan, Kabupaten Sanggau. Ini durian terbaik di dunia. Thailand pun kalah,” kata dia.

Ilustrasi duriannaito8 Ilustrasi durian

“Saya telah temukan ada 18 jenis durian yang khas dari Balai Karangan.  Jenisnya adalah Durian Parong, Srombut, Liok, Lintau, Balening dan lainnya. Di daerah lain ini tidak ada,” pintanya.

Karim menyebutkan dalam enam tahun terakhir, Kabupaten Sanggau merupakan wilayah kedua terbesar yang ditanami komoditas durian, setelah Kabupaten Nunukan.

Tak heran jika Kabupaten Sanggau memiliki varietas durian andalan, yaitu Durian Srombut. Pembuahan Durian Srombut selalu stabil.

Durian Srombut memiliki edibel porsi daging 45-48 persen, jauh dari porsi durian musangking yang hanya 19-21 persen. Daging Durian Srombut pun halus seperti es krim.

Baca juga: Ini Durian Terenak Indonesia Versi Profesor Korea

“Bahkan beberapa bulan lalu, Durian Srombut telah dipersembahkan ke istana negara untuk Presiden Joko Widodo,” ujar Karim.

Selain Durian Srombut, kata Karim, masih ada varietas Durian Superlembaga Junfung dan Durian Plakin yang ditanam dengan jumlah besar.

Hal tersebut dilakukan guna memenuhi permintaan pasar di kota - kota besar Pulau Jawa. Andalan lain yang dimiliki Pulau Kalimantan adalah Durian Yorens.

“Durian tersebut sangat berpotensi menjadi durian kelaas dunia dan mengalahkan Durian Ochee (durian hitam) asal Malaysia,” katanya.

Produksi durian nasional

Karim mengakui pemerintah terus mendorong pengembangan durian lokal unggul dalam kawasan, di antaranya di Kota Semarang, Pati, Gunungkidul, Kulonprogo, Nunukan, Deliserdang, Sanggau, Ponorogo, Trenggalek, Kebumen, Gresik, dan Sorong .

Produksi durian nasional tahun 2017 sebesar 795 ribu ton dan kebutuhan konsumsi 0,417 kilogram per kapita per tahun (Susenas BPS 2017).

Teknik mengupas durian yang diperagakan salah satu penjualnya di bazar durian Blok M Square, Jakarta, Rabu (7/3/2018).KOMPAS.com/MUHAMMAD IRZAL ADIAKURNIA Teknik mengupas durian yang diperagakan salah satu penjualnya di bazar durian Blok M Square, Jakarta, Rabu (7/3/2018).

Durian lokal sebagian besar dipasarkan di wilayah sekitar dan sebagian dijual ke daerah lain. Untuk wilayah Jabodetabek, kebutuhan durian dipasok dari Serang, Pandeglang, Bogor, Majalengka, Jawa Tengah, Lampung, dan Sumatera Utara.

“Produk durian lokal tidak hanya digemari dalam negeri, tetapi juga diminati negara lain.  Hal ini dibuktikan tahun 2017 sudah ekspor  201 ton durian ke negara Hongkong, Thailand, Vietnam, Saudi Arabia, Uni Emirat Arab, Belanda, Australia,” kata Karim.

Perlu diketahui, Kontes Durian Lokal Unggulan Kalimantan Barat ini merupakan upaya mengembangkan durian lokal unggul di berbagai wilayah. Sebut saja Srombut dari Sanggau, Bawor dari Banyumas, dan Pelangi dari Papua merupakan keberhasilan dari pengembangan varietas durian lokal.

 
 

Terkini Lainnya
Kementan Komitmen Jaga Stabilitas Harga dan Tingkatkan Produktivitas Petani, Pengamat Beri Respons Positif

Kementan Komitmen Jaga Stabilitas Harga dan Tingkatkan Produktivitas Petani, Pengamat Beri Respons Positif

Kementan
Pakar Pangan Universitas Andalas: Kepastian Harga Pemerintahan Prabowo Bikin Petani Senang

Pakar Pangan Universitas Andalas: Kepastian Harga Pemerintahan Prabowo Bikin Petani Senang

Kementan
DJBC Catat Tak Ada Impor Beras dan Jagung, Kinerja Bea Masuk Turun 5,1 Persen

DJBC Catat Tak Ada Impor Beras dan Jagung, Kinerja Bea Masuk Turun 5,1 Persen

Kementan
Kepuasan Petani terhadap Kinerja Kementan Capai 84 Persen

Kepuasan Petani terhadap Kinerja Kementan Capai 84 Persen

Kementan
Mentan: Jika Tidak Ada Aral Melintang, 3 Bulan Lagi Indonesia Swasembada Beras

Mentan: Jika Tidak Ada Aral Melintang, 3 Bulan Lagi Indonesia Swasembada Beras

Kementan
Respons Keluhan Petani Singkong di Lampung, Mentan Amran Siap Kawal Regulasi Tata Niaga

Respons Keluhan Petani Singkong di Lampung, Mentan Amran Siap Kawal Regulasi Tata Niaga

Kementan
Perkuat Ketahanan Pangan, Mentan Amran Gandeng 3 Bupati Sulsel Kembangkan Kopi dan Kakao

Perkuat Ketahanan Pangan, Mentan Amran Gandeng 3 Bupati Sulsel Kembangkan Kopi dan Kakao

Kementan
Beras Nasional Surplus 3,7 Juta Ton, Mentan Amran: Hasil Kerja Keras Petani

Beras Nasional Surplus 3,7 Juta Ton, Mentan Amran: Hasil Kerja Keras Petani

Kementan
Mendag : Ekspor Hortikultura Naik 49 Persen Semester I 2025, Indonesia Tekan Impor dan Tingkatkan Ekspor

Mendag : Ekspor Hortikultura Naik 49 Persen Semester I 2025, Indonesia Tekan Impor dan Tingkatkan Ekspor

Kementan
Sejalan dengan Prabowoisme, Wamentan Dukung Tani Merdeka Indonesia

Sejalan dengan Prabowoisme, Wamentan Dukung Tani Merdeka Indonesia

Kementan
Soal Framing Negatif Mentan Amran, PP KAMMI: Publik Harus Menilai sesuai Fakta dan Data

Soal Framing Negatif Mentan Amran, PP KAMMI: Publik Harus Menilai sesuai Fakta dan Data

Kementan
Lawan Mafia Pangan, Ini Upaya Mentan Jaga Kesejahteraan Petani

Lawan Mafia Pangan, Ini Upaya Mentan Jaga Kesejahteraan Petani

Kementan
Komisi IV DPR RI Apresiasi Mentan Amran, Produksi Pangan Naik hingga Serapan Bulog Capai 4 Juta Ton

Komisi IV DPR RI Apresiasi Mentan Amran, Produksi Pangan Naik hingga Serapan Bulog Capai 4 Juta Ton

Kementan
Harga Beras Turun di 13 Provinsi, Mentan Amran Yakin Stabilitas Berlanjut

Harga Beras Turun di 13 Provinsi, Mentan Amran Yakin Stabilitas Berlanjut

Kementan
Berkat Dukungan Kementan, Panen Padi Gadu di Lampung Timur Menguntungkan Petani

Berkat Dukungan Kementan, Panen Padi Gadu di Lampung Timur Menguntungkan Petani

Kementan
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Rp
Minimal apresiasi Rp 5.000
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com