Investasi Manufaktur Global di Luar Jawa Terus Meningkat, Dorong Pemerataan Ekonomi

Kompas.com - 25/11/2025, 19:40 WIB
Dwinh

Penulis

KOMPAS.com - Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menegaskan bahwa arah investasi nasional pada 2026 akan semakin bertumpu pada sektor industri manufaktur, seiring pergeseran struktur penanaman modal asing (PMA) yang kini makin dominan masuk ke sektor sekunder.

Pergeseran tersebut dinilai menjadi fondasi penting bagi penguatan struktur industri dan percepatan industrialisasi yang menjadi prioritas pemerintah.

“Data terbaru menunjukkan bahwa arus investasi asing kini semakin kuat mengarah ke industri manufaktur seperti logam, kimia, mesin, dan elektronik. Ini membuktikan bahwa kebijakan industrialisasi yang dijalankan oleh Bapak Presiden Prabowo sudah berada pada jalur yang tepat dan semakin menarik minat investor global untuk berinvestasi di sektor manufaktur Indonesia,” ujar Agus dalam rilis pers yang diterima Kompas.com, Selasa (25/11/2025).

Berdasarkan riset BRI Danareksa Sekuritas, peranan sektor industri manufaktur dalam perekonomian Indonesia semakin menguat pada tahun pertama pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

Hal tersebut terlihat dari komposisi PMA hingga kuartal III-2025 yang didominasi sektor industri manufaktur.

Baca juga: Koperasi Tak Lagi Simpan Pinjam, Pemerintah Siapkan Lompatan ke Manufaktur

Riset BRI Danareksa Sekuritas mengungkapkan bahwa komposisi PMA ke sektor sekunder terus naik signifikan, dari 35,3 persen pada 2018 menjadi 59,6 persen sepanjang Januari–September 2025.

Peningkatan itu sejalan dengan semakin matangnya ekosistem industrialisasi di Indonesia, yang menandakan aktivitas nilai tambah tidak lagi bertumpu pada ekstraksi bahan mentah, melainkan pada pengolahan berbasis klaster industri di berbagai wilayah.

Agus menilai langkah strategis tersebut sebagai sinyal positif bagi perluasan dan pemerataan pusat pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

“Kita melihat percepatan industrialisasi di wilayah Sulawesi, Maluku, Kalimantan, dan wilayah lainnya. Pemerintah berkomitmen untuk terus menjaga momentum baik ini agar pemerataan pembangunan semakin optimal,” tegasnya.

Menurut riset BRI Danareksa Sekuritas, setiap PMA senilai Rp1 triliun di luar Jawa menghasilkan tambahan penanaman modal tetap bruto (PMTB) sekitar Rp 1,76 triliun.

Baca juga: Investor Diimbau Segera Lapor Laporan Kegiatan Penanaman Modal Kuartal IV 2024, Ini Panduannya

“Ini multiplier effect yang sangat besar bagi ekonomi nasional, terutama bagi wilayah luar Jawa,” ujar Agus.

Sebagai pembanding, PMA senilai Rp 1 triliun di Jawa hanya menghasilkan tambahan PMTB sekitar Rp 140 miliar.

Laporan yang sama juga menyebutkan bahwa PMA di luar Jawa memberikan dampak pengganda lebih besar terhadap PMTB dibanding wilayah lainnya karena kebutuhan modal yang lebih tinggi sekaligus percepatan pembangunan klaster industri baru di kawasan tersebut.

Agus menegaskan bahwa pemerintah akan terus membangkitkan kepercayaan para pelaku industri dengan menciptakan iklim usaha yang kondusif.

“Kami memahami bahwa korporasi masih menunggu visibilitas permintaan yang lebih kuat. Karena itu, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) tengah menyiapkan berbagai insentif dan kemudahan industri agar ekspansi investasi dapat kembali meningkat dalam beberapa kuartal ke depan,” jelasnya.

Baca juga: Menkop: Dulu Koperasi Punya Industri Tekstil Sampai Bank

Dengan semakin kuatnya arus PMA ke sektor industri pengolahan dan berkembangnya pusat-pusat industri di luar Jawa, pemerintah memastikan akan meneruskan kebijakan yang mendukung iklim investasi yang sehat dan kompetitif.

“Kami berkomitmen memastikan bahwa Indonesia tetap menjadi tujuan utama investasi manufaktur di Asia. Transformasi industri, peningkatan kualitas tenaga kerja, dan pembangunan industri bernilai tambah tinggi akan terus menjadi prioritas pemerintah untuk memperkuat ekosistem industri hulu–intermediate–hilir,” tambah Agus.

Manufaktur berdampak positif bagi kesejahteraan

Sementara itu, Chief Economist and Head of Fixed Income Research BRI Danareksa Sekuritas, Helmy Kristanto menyampaikan bahwa dominasi sektor manufaktur membawa dampak positif bagi peningkatan dan pemerataan kesejahteraan.

Menurutnya, PMA di sektor manufaktur menciptakan efek pengganda yang sangat kuat, terutama di luar Jawa.

Baca juga: Google Luncurkan Alat untuk Bantu Manufaktur Lebih Hemat Energi

“PMA yang didominasi sektor manufaktur sebagai penopang pertumbuhan investasi ini meningkatkan PMTB dan memperluas manfaat regional, dengan wilayah di luar Jawa yang paling diuntungkan," ucap Helmy.

Secara regional, lanjut dia, PMA di luar Jawa menghasilkan PMTB yang jauh lebih besar. Hal ini mencerminkan kebutuhan modal yang lebih dalam serta mempertegas peran PMA dalam mendukung pertumbuhan yang lebih seimbang secara geografis.

Lebih lanjut, Helmy menilai ada beberapa faktor kunci yang perlu diperhatikan untuk menjaga momentum investasi, di antaranya siklus belanja modal, tingkat pemanfaatan kapasitas industri, dan pertumbuhan upah minimum.

Terkini Lainnya
Kemenperin Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana Banjir dan Longsor di Aceh, Sumut, dan Sumbar

Kemenperin Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana Banjir dan Longsor di Aceh, Sumut, dan Sumbar

Kemenperin
Kemenperin: Butuh Insentif Melindungi Tenaga Kerja Dalam Ekosistem Industri Otomotif

Kemenperin: Butuh Insentif Melindungi Tenaga Kerja Dalam Ekosistem Industri Otomotif

Kemenperin
Indeks Kepercayaan Industri November 2025 Tetap Ekspansif, Capai 53,45

Indeks Kepercayaan Industri November 2025 Tetap Ekspansif, Capai 53,45

Kemenperin
Sejalan Asta Cita, Menperin Perkuat Pendidikan Vokasi Pacu Kualitas SDM Industri

Sejalan Asta Cita, Menperin Perkuat Pendidikan Vokasi Pacu Kualitas SDM Industri

Kemenperin
Menperin Raih Penghargaan Tokoh Akselerator Transformasi Industri Hijau

Menperin Raih Penghargaan Tokoh Akselerator Transformasi Industri Hijau

Kemenperin
Investasi Manufaktur Global di Luar Jawa Terus Meningkat, Dorong Pemerataan Ekonomi

Investasi Manufaktur Global di Luar Jawa Terus Meningkat, Dorong Pemerataan Ekonomi

Kemenperin
Manufaktur Kembali Lampaui Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Manufaktur Kembali Lampaui Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Kemenperin
Menperin Agus Gumiwang: PMI Standard & Poor Global Jadi Indikator Tambahan

Menperin Agus Gumiwang: PMI Standard & Poor Global Jadi Indikator Tambahan

Kemenperin
Menperin Tekankan Pentingnya Pengawasan dalam Pelaksanaan Industri Nasional

Menperin Tekankan Pentingnya Pengawasan dalam Pelaksanaan Industri Nasional

Kemenperin
Wujudkan Asta Cita, Kemenperin Luncurkan Strategi Baru Industrialisasi Nasional

Wujudkan Asta Cita, Kemenperin Luncurkan Strategi Baru Industrialisasi Nasional

Kemenperin
Menperin Tegaskan Kesiapan Indonesia Jadi Pusat Inovasi dan Pertumbuhan Tekstil Global

Menperin Tegaskan Kesiapan Indonesia Jadi Pusat Inovasi dan Pertumbuhan Tekstil Global

Kemenperin
Menperin: Regulasi Baru TKDN Prioritaskan Produk Lokal dan Pacu Investasi

Menperin: Regulasi Baru TKDN Prioritaskan Produk Lokal dan Pacu Investasi

Kemenperin
Peringati HBN, Menperin Ajak Generasi Muda Jadikan Batik Bagian dari Gaya Hidup

Peringati HBN, Menperin Ajak Generasi Muda Jadikan Batik Bagian dari Gaya Hidup

Kemenperin
Industri Pengolahan Nonmigas Tetap Menjadi Penopang Utama Ekspor Nasional

Industri Pengolahan Nonmigas Tetap Menjadi Penopang Utama Ekspor Nasional

Kemenperin
Angka IKI Agustus 2025 Naik, Cermin Industri Manufaktur Indonesia Menguat

Angka IKI Agustus 2025 Naik, Cermin Industri Manufaktur Indonesia Menguat

Kemenperin
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com