KOMPAS.com - Pemerintah Indonesia menggandeng negara-negara yang tergabung dalam Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) untuk menguatkan komitmen bersama dalam mempercepat transformasi pendidikan anak usia dini (PAUD).
Langkah itu dilakukan untuk menjalankan peran Indonesia sebagai Ketua ASEAN 2023 sekaligus mengatasi ketertinggalan masa belajar dan tumbuh kembang pada anak usia dini yang sempat diperparah situasi pandemi Covid-19.
Dalam mewujudkan itu, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi ( Kemendikbudristek) terus melakukan modifikasi kurikulum agar lebih responsif terhadap perkembangan zaman, menyusun metode pembelajaran yang lebih bervariasi, serta membuka peluang kolaborasi multisektor yang melibatkan sektor swasta.
Direktur Jenderal (Dirjen) Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah (PDM) Kemendikbudristek Iwan Syahril mengatakan, sebagai langkah pemulihan pembelajaran pascapandemi, kurikulum yang memiliki resiliensi dalam mendukung pembangunan yang berkelanjutan perlu dirancang.
“Kurikulum juga harus memperhatikan kondisi masyarakat global, kesetaraan gender, perubahan iklim, dan pendidikan inklusif, sehingga mendukung ketersediaan layanan PAUD yang tangguh dalam menghadapi berbagai tantangan pada masa depan,” katanya.
Baca juga: Kemendikbud Percepat Transformasi PAUD, Atasi Ketertinggalan Belajar karena Pandemi
Dia mengatakan itu dalam dalam Dialog Kebijakan PAUD di Asean atau forum Southeast Asia Policy Dialogue on Early Childhood Care and Education (SEA PD on ECCE) di Jakarta, Selasa (25/7/2023).
Acara itu turut dihadiri menteri pendidikan dari 11 negara Asia Tenggara, duta besar negara-negara Asia Tenggara untuk Indonesia, serta ratusan delegasi.
Iwan berharap, konferensi tersebut menjadi kesempatan bagi negara-negara ASEAN untuk menyatukan berbagai gagasan dengan saling berbagi praktik baik dalam penyediaan layanan PAUD yang berkualitas.
“Bersama-sama kita dapat membangun masa depan yang lebih baik, dimulai dari komitmen yang lebih kuat dalam meningkatkan kualitas layanan PAUD,” tuturnya dalam siaran pers, Sealsa.
Iwan juga mengapresiasi para narasumber yang terlibat dalam sesi pleno dan paralel dalam forum tersebut.
Baca juga: Huawei Gandeng Kemendikbudristek, Revolusi Sistem Pendidikan Nasional
Para narasumber berasal dari Indonesia, Selandia Baru, Jepang, Kanada, Filipina, Brunei Darussalam, Malaysia, Thailand, Laos, Singapura, Kamboja, dan Vietnam.
Iwan juga mengapresiasi seluruh panitia yang terdiri atas Sekretariat Asean, Direktorat PAUD, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (PDM) Kemendikbudristek, Pusat Kajian dan Pengembangan PAUD ASEAN (SEAMEO CECCEP), Tanoto Foundation, dan Asia-Pacific Regional Network for Early Childhood (ARNEC).
“Saya menyadari tanpa kerja sama yang baik, mustahil kita dapat menggelar acara ini. Tanpa komitmen dan semangat yang tinggi dari panitia, konferensi dan deklarasi pertama ECCE di tingkat menteri kawasan Asia Tenggara tidak mungkin terlaksana,” katanya.
Lebih lanjut, Iwan mengatakan, konferensi tersebut merupakan bagian dari dialog kebijakan di Asia Tenggara yang berkenaan dengan PAUD.
Konferensi itu melibatkan para akademisi yang akan memberikan gagasan strategis terkait peningkatan kualitas PAUD.
“Besar harapan saya bahwa kita akan terlibat dalam diskusi yang bermanfaat dan bermakna dalam rangka memajukan PAUD di kawasan ASEAN,” jelasnya.
Pada 2023, Pemerintah Indonesia kembali menjalankan perannya sebagai Ketua ASEAN untuk yang kelima kalinya.
Keketuaan ASEAN Indonesia 2023 mengusung tema “ASEAN Matters: Epicentrum of Growth" yang bermakna harapan Indonesia untuk mengangkat relevansi dan peran ASEAN dalam kemajuan regional dan global.
Dalam keketuaan kali ini, Indonesia melalui Kemendikbudristek, didukung Sekretariat ASEAN dan The Southeast Asian Ministers of SEAMEO CECCEP, menyambut kedatangan 200 peserta.
Para peserta terdiri dari menteri pendidikan dari 11 negara kawasan Asia Tenggara, duta besar negara-negara Asia Tenggara untuk Indonesia, serta ratusan delegasi dan pembicara di Hotel St Regis Jakarta para 25-26 Juli 2023.
Baca juga: Polemik Zonasi PPDB: Mengubah Stigma Sekolah Favorit Menuju Pendidikan yang Berkualitas
Selain memimpin pertemuan para delegasi negara-negara anggota ASEAN melalui Dialog Kebijakan PAUD di ASEAN (SEA PD on ECCE), Kemendikbudristek juga membahas keberhasilan dalam memimpin Kelompok Kerja Bidang Pendidikan Group of Twenty (G20).
Melalui forum-forum internasional, Kemendikbudristek berupaya memperkenalkan transformasi Merdeka Belajar serta menguatkan gotong royong dan komitmen dalam upaya mempercepat transformasi PAUD dan memulihkan ketertinggalan masa belajar dan tumbuh kembang pascapandemi Covid-19.
Beberapa hal yang menjadi fokus utama dalam upaya percepatan transformasi PAUD adalah penyediaan dan penyelenggaraan PAUD berkualitas yang inklusif melalui perencanaan, pemantauan, dan evaluasi yang tepat.
Selain itu, proses transisi PAUD ke sekolah dasar yang menyenangkan menjadi bagian penting dari program Merdeka Belajar dalam menentukan kesuksesan transformasi PAUD.
Fokus utama lain dan perhatian khusus dalam forum tersebut adalah memastikan adanya kolaborasi ekosistem PAUD, termasuk sekolah, pemerintah daerah, guru, orangtua, dan masyarakat.
Baca juga: Kemendikbud: Indonesia Percepat Transformasi PAUD di Kawasan ASEAN
Iwan berharap, para peserta dapat menjadikan forum Regional Consultation Meeting on Declaration on Early Childhood Care and Education sebagai bagian dari dialog kebijakan PAUD di ASEAN.
Dalam hal ini, forum tersebut menjadi ruang produktif yang sarat makna untuk saling berkolaborasi dalam mentransformasi dan meningkatkan kualitas layanan PAUD di kawasan Asia Tenggara.