KOMPAS.com - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) terus berkomitmen untuk mempercepat transformasi pendidikan melalui pemanfaatan berbagai platform digital, khususnya untuk pendidikan dasar dan menengah.
Beberapa layanan digital yang telah diluncurkan oleh Kemendikbudristek meliputi Platform Merdeka Mengajar (PMM), Rapor Pendidikan, Sistem Informasi Pengadaan di Sekolah (SIPLah), dan Aplikasi Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (ARKAS).
Platform-platform tersebut dirancang untuk mendukung efisiensi pembelajaran, mempermudah pengelolaan dan pemantauan pendidikan, serta meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam penggunaan anggaran sekolah.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim menekankan pentingnya teknologi dalam mendukung kemajuan pendidik dan tenaga kependidikan.
Baca juga: Kemendikbud: Awan Penggerak Bermanfaat bagi Guru dan Tenaga Kependidikan
“Sekolah ibarat sebuah organisasi, dan budaya pembelajaran hanya dapat tercipta jika SDM-nya berkualitas. Oleh karena itu, kami mengembangkan berbagai platform teknologi untuk meningkatkan kapasitas dan kinerja pendidik dan tenaga kependidikan,” ujarnya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Jumat (16/8/2024).
Platform Merdeka Mengajar (PMM), misalnya, memungkinkan guru untuk mengikuti pelatihan dan program peningkatan keterampilan secara mandiri.
“Guru dapat meningkatkan keterampilan mereka secara mandiri dengan akses ke puluhan ribu modul. Selain itu, mereka bisa membangun komunitas belajar dengan guru dari berbagai daerah, seperti membentuk kelompok belajar dengan guru di Papua atau Maluku,” tutur Nadiem.
Baca juga: Kaimana Papua Barat Jadi Lokasi Prioritas Konservasi Hiu Paus
Selain PMM, juga ada Rapor Pendidikan Indonesia yang diperkenalkan dalam Merdeka Belajar Episode ke-1.
Platform tersebut menyediakan laporan hasil Asesmen Nasional secara komprehensif serta analisis lintas sektor untuk satuan pendidikan dan daerah.
Rapor Pendidikan berfungsi sebagai alat refleksi dan identifikasi masalah, memungkinkan satuan pendidikan untuk merancang strategi perbaikan berbasis data.
Nadiem menjelaskan bahwa Rapor Pendidikan dirancang untuk memfasilitasi perbaikan pendidikan yang lebih terukur dan berbasis data.
Baca juga: Kasus Mafia Migas, KPK Terus Kumpulkan Data dari Negara Lain
Berdasarkan data per Maret 2024, seluruh pemerintah daerah (pemda) telah mengakses Rapor Pendidikan, dengan 90 persen di antaranya menggunakan informasi tersebut untuk perencanaan dan penganggaran berbasis data.
Lebih dari 350.000 satuan pendidikan di seluruh Indonesia juga telah mengakses Rapor Pendidikan, dengan hampir 90 persen di antaranya memanfaatkan data tersebut untuk meningkatkan berbagai indikator pendidikan.
Kepala Sekolah Dasar Negeri (SDN) 14 Sijuk di Kabupaten Belitung dan Ketua Komunitas Belajar Gugus Kepang Dua, Eri Anggerianto mengungkapkan bahwa data dan capaian sekolah yang terdapat di Rapor Pendidikan sangat membantu pihaknya dalam menentukan indikator prioritas untuk refleksi dan peningkatan kualitas.
Sementara itu, Kepala Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri 1 Jakarta Dedeh Kurniasih menambahkan bahwa Rapor Pendidikan membuat proses evaluasi pendidikan menjadi lebih terarah.
Baca juga: Beasiswa Telkom University untuk Kuliah 2025/2026, Pakai Nilai Rapor
“Platform ini memberikan informasi hingga ke akar masalah dan rekomendasi pembenahan, seperti peningkatan kompetensi guru,” imbuhnya.
Sementara itu, platform teknologi seperti SIPLah dan ARKAS dirancang untuk memperbaiki tata kelola pendidikan di sekolah-sekolah.
SIPLah memudahkan proses pengadaan barang dan jasa dengan menyediakan katalog yang telah diverifikasi, sehingga sekolah dapat melakukan pemesanan secara lebih efisien dan transparan.
Saat ini, SIPLah terhubung dengan 18 mitra pasar daring dan menawarkan total 5,7 juta produk dan jasa.
Baca juga: Arti Tanda Jasa dan Kehormatan yang Dianugerahkan kepada 61 Tokoh Nasional
Data per Juni 2024 menunjukkan bahwa 273.647 sekolah telah menggunakan SIPLah. Platform ini memungkinkan sekolah mengakses produk dan layanan pendidikan dengan cepat dan mudah, serta dilengkapi fitur pelaporan untuk memantau dan melaporkan pengeluaran, memastikan kesesuaian dengan anggaran yang ditetapkan.
SIPLah bertujuan meningkatkan akuntabilitas dan transparansi dalam pengelolaan anggaran sekolah serta mengurangi risiko penyimpangan dalam pengadaan.
Di sisi lain, ARKAS memfasilitasi tenaga kependidikan dalam perencanaan, pencatatan, dan pelaporan dana Bantuan Operasional Satuan Pendidikan (BOSP).
Versi terbaru ARKAS, yaitu versi keempat, menawarkan fitur yang lebih praktis, nyaman, dan aman, termasuk integrasi yang lebih baik dengan SIPLah, tampilan intuitif, dan penghitungan pajak otomatis.
Baca juga: Rekening Yayasan Widama Magetan Dibobol Orang Mengaku dari Ditjen Pajak
Data per Juni 2024 menunjukkan bahwa 392.709 sekolah, atau 91,28 persen, aktif menggunakan ARKAS.
Laporan kepuasan pemangku kepentingan 2023 menunjukkan bahwa 80,99 persen pengguna merasa puas dengan ARKAS dan SIPLah.
Inovasi tersebut memberikan kemudahan dan kenyamanan dalam pengelolaan dana Bantuan Operasional Satuan Pendidikan (BOSP).
Kepala Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 2 Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara (Sultra) Safari mengungkapkan bahwa integrasi ARKAS dengan SIPLah sangat mempermudah kinerja pihaknya.
“Proses perencanaan yang dulunya memakan waktu lama kini menjadi lebih cepat,” imbuhnya.