KOMPAS.com - Upaya untuk meningkatkan keberadilan, pemerataan, dan perluasan akses pendidikan di Indonesia terus menjadi fokus utama Pemerintah Indonesia selama satu dekade terakhir.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi ( Kemendikbud Ristek) telah merancang berbagai kebijakan untuk memastikan seluruh masyarakat dapat merasakan manfaat pendidikan yang berkualitas.
Dampak positif dari kebijakan tersebut dirasakan oleh peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, hingga masyarakat luas.
Kepala Biro Perencanaan Kemendikbud Ristek Vivi Andriani mengatakan, pihaknya memastikan kebijakan yang mendukung pemerataan dan akses pendidikan berjalan dengan baik.
Baca juga: Kemendikbudristek Gandeng 24 Mitra Tingkatkan Kualitas Sekolah Sehat
"Masih banyak anak yang belum mendapatkan layanan pendidikan yang memadai, bahkan ada yang belum bersekolah. Oleh karena itu, kebijakan-kebijakan tersebut harus dipastikan berjalan," ujar Vivi dalam rilis pers yang diteirma Kompas.com, Sabtu (19/10/2024).
Ia pun menyoroti sejumlah program, seperti Indonesia Pintar serta Afirmasi Pendidikan Menengah dan Tinggi. Dua program ini dirancang untuk memperluas akses pendidikan bagi anak-anak Indonesia.
Selama lima tahun terakhir, lanjut Vivi, Kemendikbud Ristek telah menerapkan kebijakan penting melalui program Merdeka Belajar.
Program tersebut bertujuan untuk memastikan bahwa pembelajaran di sekolah lebih berpusat kepada peserta didik, serta memberikan ruang bagi mereka untuk berkembang sesuai potensi dan kapasitas masing-masing.
Baca juga: Kemendikbudristek Perkuat Sinergi Perfilman dan Musik, Dorong Karya Anak Bangsa
“Program tersebut juga didukung oleh penyaluran dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang disesuaikan dengan kebutuhan wilayah dan satuan pendidikan, termasuk sekolah luar biasa (SLB) dan sekolah menengah kejuruan (SMK).
Vivi menambahkan, program Merdeka Belajar tidak hanya berdampak pada hasil belajar peserta didik, tetapi juga mencakup peningkatan kualitas pendidikan secara keseluruhan.
Guru-guru kini lebih didorong untuk terus belajar dan meningkatkan keterampilan mengajarnya melalui pelatihan yang disediakan di Platform Merdeka Mengajar (PMM).
"Transformasi pendidikan tidak hanya menyasar siswa, tetapi juga tenaga pengajar. Guru-guru sekarang lebih siap dan kompeten untuk mengajar dengan metode yang lebih efektif," jelasnya.
Baca juga: Politikus PKB Sebut Kemenparekraf Kemungkinan Dipisah, Kemendikbudristek Juga
Pada kesempatan sama, Koordinator Nasional Komunitas Kami Pengajar, Fitriana, berbagi pandangan mengenai dampak Merdeka Belajar bagi para guru.
Menurutnya, program Merdeka Belajar telah membawa perubahan signifikan, terutama dalam aspek teknologi pendidikan dan kurikulum yang lebih dinamis.
“ Program Merdeka Belajar telah membuat guru lebih bersemangat untuk terus belajar. Selain meningkatkan kompetensi guru, program ini juga memperbaiki sarana dan prasarana pendidikan, serta memastikan bahwa guru bekerja dalam lingkungan yang aman dan nyaman,” terang Fitri.
Komitmen Kemendikbud Ristek untuk memastikan keberadilan pendidikan juga terlihat dari berbagai sosialisasi kepada orangtua.
Baca juga: Kemendikbudristek Gelar Puncak Anugerah Kebudayaan Indonesia 2024
Ketua Komunitas Sidina atau Ibu Penggerak, Susi Sukaesih, mengungkapkan peran aktif komunitasnya dalam mendukung penyebaran informasi tentang program-program Merdeka Belajar.
Adapun fasilitator yang siap sedia untuk membantu menyosialisasikan program Merdeka Belajar dari sudut pandang orangtua sebanyak lebih dari 200 orang.
“Kami membantu menyosialisasikan program-program ini kepada orangtua dan siswa, terutama terkait bahaya perundungan dan pentingnya pembelajaran yang menyenangkan,” ujar Susi.
Susi mengaku, komunitas orangtua merasa sangat senang terhadap program Merdeka Belajar karena relevan dan sesuai dengan perkembangan zaman.
Baca juga: Komitmen Kemendikbudristek dalam Transformasi Digital Pendidikan
Ia juga memotivasi teman-temannya untuk membuat gerakan Ibu Penggerak.
“Saya sudah menginisiasi komunitas sejak 2022. Kami mengadakan pelatihan online dengan materi seputar update program-program Mereka Belajar, seperti Kurikulum Merdeka, Profil Pelajar Pancasila, serta Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Satuan Pendidikan atau PPKSP,” ungkapnya.
Susi melanjutkan, sejumlah programm seperti transisi dari PAUD ke SD yang menyenangkan, Kurikulum Merdeka, dan Sistem Informasi Perbukuan Indonesia (SIBI), telah membantu menciptakan lingkungan belajar yang lebih inklusif.
“Dengan adanya Kurikulum Merdeka, anak-anak banyak mendapatkan pembelajaran berbasis proyek, sehingga mereka ditantang untuk lebih kreatif,” katanya.
Baca juga: Platform Digital, Inisiatif Kemendikbudristek Percepat Transformasi Pendidikan
Sementara itu, manfaat dari program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) juga dirasakan oleh mahasiswa.
Almendo Imanuel, mahasiswa program studi Pendidikan Fisika di Universitas Musamus Merauke, mengapresiasi program Pertukaran Mahasiswa Merdeka yang diikutinya.
Menurut Almendo, program tersebut telah memberikan pengalaman berharga dan membantu mengembangkan rasa percaya diri serta kemampuan bersaing.
“Program yang saya ikuti, yaitu Pertukaran Mahasiswa Merdeka, memberikan dampak kepada diri saya. Program ini turut mengubah diri saya dengan menumbuhkan rasa semangat, percaya diri, dan kemampuan untuk bersaing,” ungkap Almendo.
Seiring dengan beragam kebijakan dan program yang diinisiasi, pemerintah berkomitmen untuk mencapai tujuan besar Indonesia Emas 2045.
Pembangunan pendidikan selama satu dekade terakhir diharapkan mampu menciptakan generasi yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga mampu bersaing di tingkat global.
Upaya meningkatkan keberadilan, pemerataan, dan akses pendidikan yang lebih luas diyakini menjadi kunci dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang maju dan sejahtera.