KOMPAS.com – Guna mendongkrak kualitas mengajar para tenaga pendidik, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) meluncurkan Platform Merdeka Mengajar (PMM) pada 2022.
Kepala Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Kemendikbudristek Hasan Chabibie menyebut, selain menyediakan referensi pengajaran dan peningkatan kompetensi, produk dalam platform ini juga hadir dengan paradigma dan sudut pandang mengajar baru bagi 1,8 juta tenaga pengajar Tanah Air.
Terkait implementasi PMM, Hasan mengaku, antusiasme tenaga pengajar terhadap PMM juga tergolong baik, termasuk para pengajar di area tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).
Pasalnya, selain menjadi penambah referensi mengajar, PMM juga membantu tenaga pengajar untuk memahami Kurikulum Merdeka.
Baca juga: Kolaborasi Unicharm dengan Kemendikbudristek, Ciptakan Budaya Hidup Sehat dan Bersih
Berdasarkan data yang dihimpun Pusdatin, terdapat 100.000 akun belajar.id dari daerah 3T yang sudah teraktivasi. Sebanyak 29.000 tenaga pengajar sudah mengakses PMM, sementara 20.000 tenaga pengajar lainnya juga sudah menggunakan lima menu utama di PMM.
“Tidak hanya para guru di kota-kota besar maupun daerah, kami juga bangga melihat antusiasme para guru di daerah 3T untuk memaksimalkan fitur-fitur PMM,” kata Hasan melalui rilis resmi, Minggu (16/10/2022).
Sejalan dengan pernyataan Hasan, tenaga pengajar di SMA Negeri 1 Amabi Oefeto, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) Elsa Nofarita Haumeni mengaku telah memanfaatkan berbagai fitur PMM sebagai inspirasi mengajar, salah satunya adalah fitur ‘Bukti Karya’ yang diunggah sesama rekan pengajar.
“PMM membantu saya yang berada di daerah supaya tidak tertinggal informasi. Selain pelatihan mandiri, saya juga bisa mendapat bahan ajar yang berguna di kelas,” ujarnya.
Baca juga: Berupa Hak Pakai, Sertifikat Tanah Candi Borobudur Diserahkan ke Kemendikbudristek
Kisah serupa juga disampaikan oleh tenaga pengajar bidang matematika Negeri 9 Satu Atap Belimbing, Kabupaten Melawi, Kalimantan Barat, Muhamad Firman.
Kendati tinggal di daerah 3T yang sulit akan sinyal internet, materi PPM diakuinya sebagai salah satu bantuan yang bermanfaat bagi dirinya maupun para siswa.
“Untuk menggunakan PMM, memang sejujurnya kami sulit karena terbatas jaringan. Akan tetapi, fitur-fitur dalam PMM memang sangat membantu kami dalam menerapkan Kurikulum Merdeka,” ungkap Firman.
Manfaat PMM juga ikut dirasakan tenaga pengajar SMP Negeri 2 Soe, NTT, Muhammad Arifoeddin. Ia mengaku, PMM memudahkan mereka dalam menyediakan referensi untuk mengembangkan praktik mengajar sesuai dengan Kurikulum Merdeka.
Baca juga: Tingkatkan SDM Ekosistem Keuangan, BNI Gandeng Kemendikbudristek
“Di PPM, ada fitur Perangkat Ajar yang dapat digunakan oleh tenaga pendidik dalam mengembangkan diri berbasis Kurikulum Merdeka. Hadir juga fitur Asesmen Murid yang dikembangkan untuk membantu melakukan analisis diagnostik terkait kemampuan peserta didik dalam literasi dan numerasi,” ujar Arif.
Di samping referensi, tenaga pengajar dari SMP Negeri 2 Manokwari, Papua Barat, Dolfanweik Hukom mengaku, fitur Pelatihan Mandiri juga kerap ia gunakan untuk melatih kemampuan mengajar.
Ia bahkan kerap mengakses Video Inspirasi, Karya Nyata, dan Komunitas Belajar di ponsel, sehingga ia bisa belajar dan memahami materi kapan saja.
“Fitur Pelatihan Mandiri di PMM benar-benar melatih saya untuk konsisten menyelesaikan menu pelatihan tanpa paksaan atau tekanan. Saya juga dapat belajar dari para guru hebat lainnya melalui tiga fitur tersebut,” akunya.
Baca juga: Buku PPKn Kelas VII Ditarik, Kemendikbudristek Langsung Lakukan Revisi
Menanggapi kesulitan yang dihadapi para tenaga pengajar terkait keterbatasan sinyal, Hasan mengatakan bahwa tantangan tersebut sudah dipikirkan secara matang oleh Kemendikbudristek.
“Kami sedari awal menyadari tantangan tersebut. Dari sisi teknologi, PMM sudah dirancang supaya lebih ringan, sehingga diharapkan tenaga pengajar bisa lebih mudah dalam mengunduh dan mengoperasikan aplikasi tersebut,” ujar Hasan.
Guna mendongkrak partisipasi tenaga pengajar, Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal (Dirjen) Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbudristek, Nunuk Suryani menyebut, pihaknya terus mendorong tenaga pengajar untuk berkontribusi dalam fitur ‘Bukti Karya’.
Melalui fitur Bukti Karya, tenaga pendidik dapat mengunggah hasil karya mereka, mulai dari bahan ajar, praktik pembelajaran, modul ajar, praktik baik, kepemimpinan sekolah, serta karya lainnya yang diciptakan secara mandiri untuk bisa dimanfaatkan guru lainnya.
Baca juga: Kemendikbudristek Buka Lowongan Kerja Penerjemah Buku Bahasa Arab
“Hingga saat ini, capaian menu Bukti Karya di platform Merdeka Mengajar sudah mencapai lebih dari 80.000 karya yang sudah diunggah oleh lebih dari 30.000 guru dari berbagai provinsi. Ini adalah bukti positif semangat Merdeka Belajar sudah benar-benar menjadi gerakan yang menular dan berdampak positif di berbagai daerah di Indonesia,” tambah Nunuk.
Dalam rangka meningkatkan kualitas Bukti Karya yang dihasilkan para guru, Kemendikbudristek juga menyelenggarakan Pekan Bukti Karya pada 8-12 Agustus 2022 secara daring, serta dilanjutkan secara luring pada 5-7 September 2022.
Dari ribuan karya yang diunggah, terpilih 45 peserta berdasarkan empat kategori, yakni karya yang paling banyak dilihat, karya yang paling banyak dibagikan, karya yang paling banyak disimpan atau diunduh, serta karya yang paling banyak diunggah oleh perwakilan komunitas belajar pada suatu provinsi.
Rencananya, karya-karya inspiratif tersebut akan dipamerkan pada peringatan Hari Guru Nasional akhir November 2022 mendatang.
Baca juga: Ditjen Dikti Kemendikbudristek Buka Lowongan Magang 6 Posisi