KOMPAS.com - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Anwar Makarim mengatakan bahwa peran orangtua menjadi kunci keberhasilan dari kampanye Sekolah Sehat.
Pasalnya, kata dia, terdapat tiga pilar penting untuk mencapai Sekolah Sehat di Indonesia, yaitu sehat bergizi, sehat fisik, dan sehat imunisasi. Untuk mewujudkan hal ini, kata Nadiem, dibutuhkan peran serta orangtua.
“Kalau pesan hidup kesehatan ini tidak masuk di benak orangtua dan tidak menjadi budaya di rumah itu, maka kampanye Sekolah Sehat tidak akan mungkin sukses,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Rabu (24/8/2022).
Oleh karenanya, Nadiem menganjurkan kepada para guru di sekolah untuk melibatkan orangtua. Sebab, menurutnya, orangtua adalah stakeholder terpenting dalam kampanye Sekolah Sehat.
“Banyak dari orangtua tidak mengetahui apa yang sehat dan yang tidak sehat dikonsumsi anak mereka. Mohon pihak sekolah juga memberikan informasi terkait hal ini kepada orangtua,” jelasnya.
Baca juga: Wujudkan Sekolah Sehat, Menteri Nadiem Ajak Seluruh Pihak Revitalisasi UKS
Pernyataan tersebut dikatakan Nadiem saat menghadiri acara peluncuran program Revitalisasi Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) melalui Kampanye Sekolah Sehat di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Kapuk Muara 03, Jakarta Utara (Jakut), Selasa (23/8/2022).
Mengusung tema revitalisasi UKS melalui Sekolah Sehat, ia mengatakan, kampanye tersebut merupakan sebuah gerakan bersama dari berbagai pihak. Mulai dari pemerintah, sekolah, peserta didik, orangtua, hingga mitra swasta serta nirlaba.
“Mari gerakkan kampanye Sekolah Sehat agar anak-anak Indonesia bisa belajar dengan merdeka dalam keadaan sehat,” ujar Nadiem.
Untuk diketahui, hingga saat ini, sebanyak lebih dari 12.450 sekolah di seluruh Indonesia menerima kontribusi dari sejumlah mitra.
Adapun mitra yang berperan mewujudkan Sekolah Sehat, di antaranya Awina Sinergi Internasional, Danone Indonesia, Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit GmbH (GIZ), KAO Indonesia, Maleo Group, Nestle, Nutrifood, Save the Children Indonesia, Twitter, Uni-Charm, dan Unilever.
Baca juga: Gerakan Gotong Royong Bersihkan Anak Sungai di Palembang Diklaim Hemat APBD Rp 24 Miliar
“Kami tidak akan bisa mencapai ini tanpa gotong royong dan kemitraan dengan berbagai mitra swasta serta nirlaba,” ujar Nadiem.
Oleh karenanya, ia mengucapkan terima kasih kepada para mitra swasta dan nirlaba yang telah berkomitmen dan mendukung kolaborasi bersama pemerintah untuk mewujudkan Sekolah Sehat.
Nadiem mengaku, pihaknya tahu bahwa selama ini sudah banyak mitra swasta yang memiliki berbagai program corporate social responsibility (CSR).
“Utamanya program CSR yang berfokus pada pengembangan kualitas satuan pendidikan atau peningkatan kesehatan dan status gizi peserta didik,” jelas Nadiem.
Untuk mendukung program itu, ia mengajak lebih banyak mitra berkontribusi untuk mewujudkan sumber daya manusia (SDM) unggul melalui kampanye Sekolah Sehat.
Baca juga: Penjelasan 3 Prioritas dalam Kampanye Sekolah Sehat Kemendikbud Ristek
Nadiem mengatakan, Sekolah Sehat tidak akan tercapai tanpa ada kolaborasi dari seluruh pihak.
“Tidak mungkin kementerian melakukan program ini secara sendiri. Kunci keberhasilan program ini adalah para stakeholder di masing-masing sekolah," tuturnya.
Oleh karenanya, lanjut dia, dorongan dari pemimpin sekolah dan kolaborasi bersama para mitra, baik pemerintah maupun swasta adalah hal terpenting dari kesuksesan Sekolah Sehat.
Selain mereka, Nadiem kembali mengungkapkan bahwa orangtua merupakan stakeholder terpenting dari seluruh kampanye Sekolah Sehat di luar sekolah.
“Tanpa dukungan orangtua, Indonesia akan selalu terjebak dalam siklus pola hidup tidak sehat. Mereka harus menjadi champion dari Sekolah Sehat,” imbuhnya.
Baca juga: Tumbuhkan Kesadaran PHBS, Kota Jakarta Utara Canangkan Gerakan Sekolah Sehat
Nadiem berharap, Sekolah Sehat tidak hanya menjadi kebijakan, tetapi juga gerakan dari bawah untuk menjadikan Indonesia sebagai negeri yang lebih sehat pada masa depan.
Pada kesempatan yang sama, President Director PT Kao Indonesia Masahide Nishida mengatakan, pihaknya selalu berkomitmen untuk memberikan dukungan terkait promosi edukasi kesehatan dan kebersihan di sekolah.
PT Kao Indonesia pada 2022, kata Masahide, telah mengunjungi 50 sekolah di lima provinsi di Indonesia untuk mengampanyekan Sekolah Sehat melalui Program Edukasi Anak Kreatif, Aktif, dan Optimis (KAO).
“Kami ajarkan cara cuci tangan yang bersih, bagaimana berperilaku hidup sehat sehari-hari, dan gizi seimbang,” ujar Masahide.
Tidak kalah penting, lanjut dia, pihaknya juga mengajarkan kesehatan mental kepada anak-anak karena saat ini adalah masa peralihan pascapandemi Covid-19.
Baca juga: Industri Perfilman Indonesia Bangkit Pascapandemi, Fajar Nugros Bilang Begini
Sebagai salah satu sektor privat yang ada di Indonesia, Masahide berharap, generasi muda dapat beradaptasi di tengah situasi pandemi dengan menjalani pola hidup sehat.
“Kami yakin anak-anak adalah agen perubahan untuk Indonesia yang lebih baik. Pola hidup sehat ini bisa diterapkan juga kepada teman-teman dan keluarganya untuk masa depan Indonesia yang lebih baik,” tuturnya.
Senada dengan Masahide, Vice President General Sekretaris Danone Indonesia Vera Galuh mengaku senang dapat berkolaborasi dengan pemerintah untuk mendukung kampanye Sekolah Sehat melalui beberapa program yang dilaksanakan oleh pihaknya.
Program pertama, kata dia, menjaga lingkungan sekolah bersih dengan mengajarkan cara penanganan sampah.
“Kami telah membuat modul dengan topik ‘Sampahku, Tanggungjawabku’. Jadi kami mengajarkan anak-anak mengelola sampah agar lingkungan selalu bersih,” tutur Vera.
Baca juga: 3 Pola Hidup Sehat untuk Jaga Kesehatan Mental
Kedua, lanjut dia, mengajarkan bagaimana menjalani pola hidup sehat dengan asupan air minum yang cukup. Pasalnya, data menunjukkan bahwa anak-anak Indonesia kekurangan air minum.
Ketiga, sebut Vera, mengajarkan bagaimana menjaga asupan gizi anak-anak.
“Kami juga punya modul ‘Kantin Sehat’. Seperti apa asupan gizi dan jenis makanan yang perlu disediakan oleh Kantin Sehat,” ucapnya.
Untuk mewujudkan Sekolah Sehat, Vera berharap, banyak mitra lainnya turut berkolaborasi dengan pemerintah melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek).
“Untuk mewujudkan Sekolah Sehat, sekolah tidak bisa berjalan sendiri. Mari bersama-sama bergotong royong mewujudkan Sekolah Sehat, sehingga tercipta generasi yang sehat dan maju untuk bangsa Indonesia,” imbuhnya.
Baca juga: Lima SD di Jakarta Utara Jadi Proyek Percontohan Sekolah Sehat
Sementara itu, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin juga memberikan dukungannya untuk program Revitalisasi UKS melalui Sekolah Sehat.
Menurutnya, program tersebut dapat dicapai dengan optimalisasi peran dan fungsi organisasi tim pembina UKS pada setiap jenjang sekolah. Hal ini termasuk peran serta peserta didik, guru, orangtua, komite sekolah, serta masyarakat.
“Dengan adanya Usaha Kesehatan Sekolah yang efektif diharapkan dapat membentuk peserta didik yang sehat dan berkualitas sebagai investasi bangsa. Sehat sekolahku, Sehat Indonesiaku,” jelas Budi.