KOMPAS.com – Direktur Jenderal (Dirjen) Pendidikan Vokasi Wikan Sakarinto mengatakan, dibutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang berkompeten untuk mendukung untuk mendukung industri animasi yang kreatif.
Oleh karena itu, pihaknya pun siap mendukung pengembangan pendidikan vokasi di kawasan-kawasan industri.
“Di Jawa Timur, kami bekerja sama dengan KEK Shingasari. Kami akan memperkuat SMK-SMK yang existing di sekitar Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) sebagai penopang SDM yang unggul,” ungkapnya.
Dia mengatakan itu dalam forum group discussion ( FGD) pendirian SMK Animasi Super dan Pembentukan Rantai Nilai antara pendidikan vokasi dan dunia kerja bidang animasi di Indonesia, serta penerapan Common ASEAN Tourism Curriculum (CATC) bagi SMK di Kota Malang, Sabtu (10/4/2021).
Baca juga: Kemendikbud: SMK dan Perguruan Tinggi Vokasi Makin Diminati Masyarakat
Wikan mengatakan, dunia animasi di Indonesia masih belum berkembang secara maksimal. Salah satunya karena kurangnya SDM yang menjadi kendala terbesar dari perkembangan dunia animasi di Indonesia.
Oleh karenanya, perlu penguatan “link and match” antara satuan pendidikan vokasi dengan dunia kerja bidang animasi di Indonesia.
Wikan pun menyatakan komitmennya untuk selalu mendukung upaya meningkatkan kualitas pembelajaran SMK melalui penyelarasan dan kemitraan strategis dengan dunia usaha/dunia industri.
Salah satunya adalah implementasi CATC yang telah dimulai sejak tahun 2018.
Penerapan CATC diawali oleh 11 SMK pilot project yang harapannya dapat mengimbas kepada seluruh SMK bidang pariwisata di seluruh Indonesia.
Baca juga: Dirjen Dikti: Peleburan Kemenristek-Kemendikbud Kembalikan Marwah Pendidikan Tinggi
“Agar nantinya proses ‘link and match’ antara satuan pendidikan vokasi dengan dunia kerja dapat berjalan selaras, maka perlu pembentukan justifikasi peran masing-masing, baik pihak kementerian, pemerintah daerah selaku pembina SMK, dan dunia kerja di seluruh Indonesia,” terangnya.
Senada, Direktur Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri (Mitras DUDI) Ahmad Saufi turut menyampaikan catatan KEK melalui data Asosiasi Game Indonesia (AGI).
Dia memaparkan, pemain industri gim nasional masih sangat sedikit, yaitu hanya ada 15 perusahaan dan 135 tim developer di Indonesia.
“Untuk dapat memaksimalkan hal ini, perlu diwujudkan suatu bentuk ekosistem yang saling mendukung antara satuan pendidikan vokasi, dunia kerja bidang animasi, dan dukungan optimal dari pemerintah pusat dan daerah,” katanya seperti keterangan tertulis yang diterima Kompas.com.
Baca juga: Dirjen Pendidikan Vokasi: Kurangnya SDM Jadi Kendala Dunia Animasi Indonesia
Saufi menambahkan, untuk lebih meningkatkan kompetensi lulusan pendidikan vokasi pada bidang animasi, ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian, antara lain kurikulum, pelaksanaan praktik kerja lapangan, penyediaan infrastruktur, dan sertifikasi yang didukung oleh dunia kerja.
“Melalui kegiatan FGD ini diharapkan akan ada penguatan melalui komitmen bersama untuk mendukung link and match satuan pendidikan vokasi, khususnya SMK dengan dunia kerja bidang animasi yang lebih baik lagi,” jelasnya.
Dalam hal penerapan CATC di Indonesia, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) terus bekerja sama dengan pihak terkait dari proses implementasi CATC di Indonesia.
Kerja sama tersebut, mulai dari penerjemahan skema standar ASEAN sampai dengan sertifikasi. Menurutnya, hal ini tidak dapat tercapai tanpa adanya kerja sama antara Kementerian, Badan Nasional Sertifikasi Profesi, dan SMK.
Baca juga: Pertajam Link and Match, BBPPMPV BOE Malang Teken MoU dengan Sejumlah Lembaga
Dengan begitu, Saufi berharap lulusan SMK yang telah menerapkan CATC di Indonesia dapat bersaing dalam bidang perhotelan di lingkup regional ASEAN.
Adapun, acara penyelenggaraan FGD tersebut sempat terjadi insiden gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,7.
Peserta dan seluruh panitia pun berlarian untuk menyelamatkan diri. Meski demikian, tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Bahkan, insiden itu tidak menyurutkan semangat peserta untuk terus melanjutkan FGD dengan berpindah tempat ke aula Badan Koordinasi Wilayah Pemerintahan dan Pembangunan Malang yang difasilitasi Wakil Gubernur Jawa Timur (Jatim) Emil Dardak.
Baca juga: Dirjen Dikti: Peleburan Kemenristek-Kemendikbud Kembalikan Marwah Pendidikan Tinggi
“Karena ini momen yang sangat penting bagi kemajuan kita semua, maka kondisi ini tidak menjadi penghalang untuk kita bergandengan tangan bersama-sama mewujudkan cita-cita bersama,” ujar Emil.
Menurut Emil, Malang sebagai kota kampus, mempunyai modal dasar yang luar biasa sebagai tempat berkumpulnya anak-anak muda yang melahirkan karya-karya kreatif luar bisa.
“Malang ini ternyata gudangnya animasi. Jadi, dibutuhkan satu kluster khusus yang di dalamnya ada industri dan institusi pendidikan,” tuturnya.
Perlu diketahui, kegiatan FGD ini merupakan strategi dalam upaya membangun kerangka studi kelayakan pendirian SMK Animasi Super di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Singhasari.
FGD ini juga menjadi justifikasi peran masing-masing pemangku kepentingan terkait dalam pengembangan bidang animasi di Indonesia.
Baca juga: Kemendikbud: 22.000 Desa Belum Punya PAUD
Selain menghadirkan narasumber dari pemerintah daerah terkait, kegiatan tersebut bakal melibatkan peserta yang terdiri dari kepala SMK dari jurusan animasi, serta dinas pendidikan dan dunia kerja bidang animasi di wilayah setempat.