KOMPAS.com – Sekretaris Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Vokasi Henri Tambunan mengungkapkan, pihaknya bekerja sama dengan Markplus telah melaksanakan survei tentang ketertarikan masyarakat pada pendidikan vokasi.
“Sebagai unit baru di lingkungan Kemendikbud, Ditjen Pendidikan Vokasi perlu menyusun strategi yang tepat dan efektif untuk menyosialisasikan kebijakan dan programnya kepada masyarakat,” ujar Hendri seperti dalam keterangan tertulis yang Kompas.com terima pada Sabtu (10/4/2021).
Hal tersebut disampaikan dalam acara Webinar Sosialisasi Tingkat Ketertarikan Masyarakat Terhadap Pendidikan Vokasi melalui kanal Youtube resmi Direktorat Jendral Pendidikan Vokasi pada Jumat (9/4/2021).
Hasil survei tersebut, kata dia, tidak hanya digunakan untuk melihat gambaran umum tentang ketertarikan masyarakat saja, tapi juga untuk mengetahui strategi komunikasi yang tepat berdasarkan rekomendasi Markplus.
Adapun target responden survei untuk mengetahui ketertarikan masyarakat terhadap pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan ( SMK) adalah siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP), orang tua siswa SMP, dan orang tua siswa Sekolah Dasar (SD).
Baca juga: Pemerintah Buka Program Fasilitasi Magang Mahasiswa Vokasi, Simak 4 Syaratnya
Sementara itu, target responden survei untuk mengetahui ketertarikan masyarakat terhadap terhadap pendidikan tinggi vokasi adalah siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) dan sederajat beserta orangtuanya.
Founder dan Chairman Markplus Hermawan Kertajaya memaparkan, survei ketertarikan masyarakat terhadap pendidikan vokasi memperoleh hasil yang luar biasa.
“Walaupun baru setahun, sudah ada sambutan masyarakat terhadap Ditjen Pendidikan Vokasi. Orang sebenarnya sudah tahu, meski ada persepsi perbedaan akademik dan vokasi. Padahal, di Jerman vokasi lebih hebat dari akademik,” ungkapnya.
Sebagai informasi, survei tentang ketertarikan masyarakat terhadap pendidikan vokasi melibatkan sebanyak 890 orang yang dibagi menjadi dua kategori, yaitu kategori pendidikan SMK dan kategori pendidikan tinggi vokasi.
Baca juga: Kemendikbud dan BNSP Teken 149 Skema Sertifikasi untuk Tingkatkan SDM Lulusan Vokasi
Sebanyak 390 orang responden yang terdiri dari siswa SMP, orangtua SMP, dan orangtua SD, mengikuti survei kategori pendidikan SMK.
Sementara itu, 500 orang responden lainnya yang terdiri dari siswa SMK, siswa SMA, serta orang tua SMK dan SMA mengikuti survei kategori pendidikan tinggi vokasi.
Adapun survei tersebut dilakukan di sepuluh wilayah Indonesia, meliputi Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, Sumatera Selatan, DKI Jakarta, Kalimantan Barat, Bali, dan Sulawesi Utara.
Survei dilakukan dengan mempertimbangkan jumlah siswa terbanyak, persebaran wilayah responden, pemilihan kota atau titik utama, serta komposisi siswa SMK.
Baca juga: Agar Lulusan Siap Kerja, Universitas Pertamina Revitalisasi Kurikulum Vokasi
Hasil survei menunjukkan bahwa 82,05 persen responden tertarik melanjutkan pendidikan ke SMK dan 78,6 persen responden tertarik umelanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi vokasi.
Adapun survei juga menemukan bahwa terdapat dua faktor ketertarikan terbesar dari para responden terhadap pendidikan SMK. Pertama sebesar 57,8 persen faktor kesempatan kerja. Kedua sebesar 51,96 persen faktor variasi pilihan jurusan.
Sementara itu, ditemukan pula bahwa ada tiga faktor terbesar yang mempengaruhi ketertarikan masyarakat terhadap pendidikan tinggi vokasi.
Tiga faktor tersebut di antaranya adalah faktor kesempatan kerja yang baik sebesar 68,7 persen, faktor masa belajar yang singkat sebesar 46,1 persen, dan faktor langsung bisa bekerja setelah lulus sebesar 41,7 persen.
Baca juga: Masih Dibuka, Pendaftaran Taruna AAU bagi Lulusan SMA/SMK
Secara keseluruhan, dari hasil survei didapati bahwa mayoritas masyarakat sudah menyadari keberadaan dan peran pendidikan vokasi.
Ditemukan terdapat 92,3 persen responden yang sudah mengetahui informasi seputar pendidikan SMK dan terdapat 70,6 responden sudah mengetahui informasi seputar pendidikan tinggi vokasi.
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Wikan Sakarinto mengungkapkan, hasil survei terkait kenaikan animo masyarakat terhadap pendidikan vokasi merupakan fenomena yang menyenangkan.
“Tetapi, ini harus dituntaskan terus dengan program link and match. Artinya, ini harapan kita untuk mendapatkan peserta didik pendidikan vokasi yang lebih passionate dari sebelumnya,” tutur Wikan.
Baca juga: Lowongan Kerja Lulusan SMK Minggu Kedua April 2021
Hasil survei tersebut, kata dia, akan dilanjutkan dengan survei selanjutnya, seiring dengan pelaksanaan strategi yang menjadi program dari Ditjen Pendidikan Vokasi.
“Misalnya, adanya penguatan program D3 menjadi D4, atau masyarakat sudah paham belum dengan adanya program D2 fast track yang menggabungkan SMK, perguruan tinggi vokasi, dan industri,” ujar Wikan.
Ia berharap, hasil baik dari survei yang telah dilakukan tersebut dapat terus dilanjutkan melalui inovasi-inovasi yang lahir dari satuan pendidikan vokasi.
“Jadi, nanti kami bisa cek lagi apakah hasil survei akan meningkat bila terus digaungkan link and match yang lengkap,” katanya.
Untuk itu, lanjut Wikan, humas di lingkungan pendidikan vokasi harus bergerak terus untuk menyampaikan kegiatan di pendidikan vokasi.