Begini Hasil Survei Minat Masyarakat Terhadap Pendidikan Vokasi

Kompas.com - 10/04/2021, 13:55 WIB
Alifia Nuralita Rezqiana,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

Tangkapan layar acara webinar sosialisasi tingkat ketertarikan masyarakat terhadap pendidikan vokasi pada Jumat (9/4/2021).Dok. Humas Kemendikbud Tangkapan layar acara webinar sosialisasi tingkat ketertarikan masyarakat terhadap pendidikan vokasi pada Jumat (9/4/2021).

KOMPAS.com – Sekretaris Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Vokasi Henri Tambunan mengungkapkan, pihaknya bekerja sama dengan Markplus telah melaksanakan survei tentang ketertarikan masyarakat pada pendidikan vokasi.

“Sebagai unit baru di lingkungan Kemendikbud, Ditjen Pendidikan Vokasi perlu menyusun strategi yang tepat dan efektif untuk menyosialisasikan kebijakan dan programnya kepada masyarakat,” ujar Hendri seperti dalam keterangan tertulis yang Kompas.com terima pada Sabtu (10/4/2021).

Hal tersebut disampaikan dalam acara Webinar Sosialisasi Tingkat Ketertarikan Masyarakat Terhadap Pendidikan Vokasi melalui kanal Youtube resmi Direktorat Jendral Pendidikan Vokasi pada Jumat (9/4/2021).

Hasil survei tersebut, kata dia, tidak hanya digunakan untuk melihat gambaran umum tentang ketertarikan masyarakat saja, tapi juga untuk mengetahui strategi komunikasi yang tepat berdasarkan rekomendasi Markplus.

Adapun target responden survei untuk mengetahui ketertarikan masyarakat terhadap pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan ( SMK) adalah siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP), orang tua siswa SMP, dan orang tua siswa Sekolah Dasar (SD).

Baca juga: Pemerintah Buka Program Fasilitasi Magang Mahasiswa Vokasi, Simak 4 Syaratnya

Sementara itu, target responden survei untuk mengetahui ketertarikan masyarakat terhadap terhadap pendidikan tinggi vokasi adalah siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) dan sederajat beserta orangtuanya.

Hasil survei 

Founder dan Chairman Markplus Hermawan Kertajaya memaparkan, survei ketertarikan masyarakat terhadap pendidikan vokasi memperoleh hasil yang luar biasa.

“Walaupun baru setahun, sudah ada sambutan masyarakat terhadap Ditjen Pendidikan Vokasi. Orang sebenarnya sudah tahu, meski ada persepsi perbedaan akademik dan vokasi. Padahal, di Jerman vokasi lebih hebat dari akademik,” ungkapnya.

Sebagai informasi, survei tentang ketertarikan masyarakat terhadap pendidikan vokasi melibatkan sebanyak 890 orang yang dibagi menjadi dua kategori, yaitu kategori pendidikan SMK dan kategori pendidikan tinggi vokasi.

Baca juga: Kemendikbud dan BNSP Teken 149 Skema Sertifikasi untuk Tingkatkan SDM Lulusan Vokasi

Sebanyak 390 orang responden yang terdiri dari siswa SMP, orangtua SMP, dan orangtua SD, mengikuti survei kategori pendidikan SMK.

Sementara itu, 500 orang responden lainnya yang terdiri dari siswa SMK, siswa SMA, serta orang tua SMK dan SMA mengikuti survei kategori pendidikan tinggi vokasi.

Adapun survei tersebut dilakukan di sepuluh wilayah Indonesia, meliputi Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, Sumatera Selatan, DKI Jakarta, Kalimantan Barat, Bali, dan Sulawesi Utara.

Survei dilakukan dengan mempertimbangkan jumlah siswa terbanyak, persebaran wilayah responden, pemilihan kota atau titik utama, serta komposisi siswa SMK.

Baca juga: Agar Lulusan Siap Kerja, Universitas Pertamina Revitalisasi Kurikulum Vokasi

Hasil survei menunjukkan bahwa 82,05 persen responden tertarik melanjutkan pendidikan ke SMK dan 78,6 persen responden tertarik umelanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi vokasi.

Adapun survei juga menemukan bahwa terdapat dua faktor ketertarikan terbesar dari para responden terhadap pendidikan SMK. Pertama sebesar 57,8 persen faktor kesempatan kerja. Kedua sebesar 51,96 persen faktor variasi pilihan jurusan.

Sementara itu, ditemukan pula bahwa ada tiga faktor terbesar yang mempengaruhi ketertarikan masyarakat terhadap pendidikan tinggi vokasi.

Tiga faktor tersebut di antaranya adalah faktor kesempatan kerja yang baik sebesar 68,7 persen, faktor masa belajar yang singkat sebesar 46,1 persen, dan faktor langsung bisa bekerja setelah lulus sebesar 41,7 persen.

Baca juga: Masih Dibuka, Pendaftaran Taruna AAU bagi Lulusan SMA/SMK

Secara keseluruhan, dari hasil survei didapati bahwa mayoritas masyarakat sudah menyadari keberadaan dan peran pendidikan vokasi.

Ditemukan terdapat 92,3 persen responden yang sudah mengetahui informasi seputar pendidikan SMK dan terdapat 70,6 responden sudah mengetahui informasi seputar pendidikan tinggi vokasi.

Harus dituntaskan dengan link and match

Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Wikan Sakarinto mengungkapkan, hasil survei terkait kenaikan animo masyarakat terhadap pendidikan vokasi merupakan fenomena yang menyenangkan.

“Tetapi, ini harus dituntaskan terus dengan program link and match. Artinya, ini harapan kita untuk mendapatkan peserta didik pendidikan vokasi yang lebih passionate dari sebelumnya,” tutur Wikan.

Baca juga: Lowongan Kerja Lulusan SMK Minggu Kedua April 2021

Hasil survei tersebut, kata dia, akan dilanjutkan dengan survei selanjutnya, seiring dengan pelaksanaan strategi yang menjadi program dari Ditjen Pendidikan Vokasi.

“Misalnya, adanya penguatan program D3 menjadi D4, atau masyarakat sudah paham belum dengan adanya program D2 fast track yang menggabungkan SMK, perguruan tinggi vokasi, dan industri,” ujar Wikan.

Ia berharap, hasil baik dari survei yang telah dilakukan tersebut dapat terus dilanjutkan melalui inovasi-inovasi yang lahir dari satuan pendidikan vokasi.

“Jadi, nanti kami bisa cek lagi apakah hasil survei akan meningkat bila terus digaungkan link and match yang lengkap,” katanya.

Untuk itu, lanjut Wikan, humas di lingkungan pendidikan vokasi harus bergerak terus untuk menyampaikan kegiatan di pendidikan vokasi.

Terkini Lainnya
Sajikan Budaya Kopi Nusantara di YoC 2023, Kemendikbudristek: Kopi Indonesia Sarat Nilai Tradisi
Sajikan Budaya Kopi Nusantara di YoC 2023, Kemendikbudristek: Kopi Indonesia Sarat Nilai Tradisi
Kemdikbud
Implementasi UU 24 Tahun 2009 Terwujud, Bahasa Indonesia Jadi Bahasa Resmi UNESCO
Implementasi UU 24 Tahun 2009 Terwujud, Bahasa Indonesia Jadi Bahasa Resmi UNESCO
Kemdikbud
Kemendikbudristek Optimistis 1 Juta Guru Honorer Diangkat Jadi ASN PPPK pada 2024
Kemendikbudristek Optimistis 1 Juta Guru Honorer Diangkat Jadi ASN PPPK pada 2024
Kemdikbud
Salurkan PIP kepada 17 Juta Siswa Selama 2022, Kemendikbudristek Pastikan Tepat Sasaran
Salurkan PIP kepada 17 Juta Siswa Selama 2022, Kemendikbudristek Pastikan Tepat Sasaran
Kemdikbud
Belajar dari Pelaksanaan PPDB Berkualitas di Bali: Tidak Ada Sekolah Favorit
Belajar dari Pelaksanaan PPDB Berkualitas di Bali: Tidak Ada Sekolah Favorit
Kemdikbud
Peran Orangtua Jadi Penentu Kesuksesan Penerapan Kurikulum Merdeka, 3 Ibu Ini Ceritakan Faktanya
Peran Orangtua Jadi Penentu Kesuksesan Penerapan Kurikulum Merdeka, 3 Ibu Ini Ceritakan Faktanya
Kemdikbud
Perbaiki Kualitas Pendidikan, Guru Besar hingga Pemda Ajak Pemangku Kepentingan Dukung Rapor Pendidikan
Perbaiki Kualitas Pendidikan, Guru Besar hingga Pemda Ajak Pemangku Kepentingan Dukung Rapor Pendidikan
Kemdikbud
Orangtua Akui Manfaat Tes Masuk SD Tanpa Calistung dan MPLS 
Orangtua Akui Manfaat Tes Masuk SD Tanpa Calistung dan MPLS 
Kemdikbud
Sukses Gelar iGeo 2023, Indonesia Boyong Empat Medali
Sukses Gelar iGeo 2023, Indonesia Boyong Empat Medali
Kemdikbud
Peringati Hakteknas Ke-28, Kemendikbud Ristek Pamerkan Inovasi Perguruan Tinggi
Peringati Hakteknas Ke-28, Kemendikbud Ristek Pamerkan Inovasi Perguruan Tinggi
Kemdikbud
Beda dengan Ujian Nasional, Ini Manfaat Asesmen Nasional 
Beda dengan Ujian Nasional, Ini Manfaat Asesmen Nasional 
Kemdikbud
Buka International Geography Olympiad, Nadiem Sebut Menang Kalah Bukan Hal Penting di Kompetisi
Buka International Geography Olympiad, Nadiem Sebut Menang Kalah Bukan Hal Penting di Kompetisi
Kemdikbud
Resmikan iGeo 2023, Nadiem: Menang Kalah, Nikmati Perjalanannya
Resmikan iGeo 2023, Nadiem: Menang Kalah, Nikmati Perjalanannya
Kemdikbud
Pecahkan Rekor Pergelaran Angklung Terbesar Dunia, Indonesia Masuk Guinness World Records
Pecahkan Rekor Pergelaran Angklung Terbesar Dunia, Indonesia Masuk Guinness World Records
Kemdikbud
Bonus Demografi Asean Besar, Nadiem Ajak Menteri di Asean Berinvestasi Lebih Besar di PAUD
Bonus Demografi Asean Besar, Nadiem Ajak Menteri di Asean Berinvestasi Lebih Besar di PAUD
Kemdikbud
Bagikan artikel ini melalui
Oke