Banyak Miskonsepsi, Ini Pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini

Kompas.com - 16/08/2020, 08:00 WIB
Inadha Rahma Nidya,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

Kampanye PAUD Itu Perlu. DOK. Kemendikbud Kampanye PAUD Itu Perlu.

KOMPAS.com – Beberapa penelitian United Nations Children's Fund (UNICEF) pada 2018 menunjukkan, usia lahir sampai 8 tahun menjadi pondasi pembentukan berbagai kemampuan dasar anak, seperti motorik, kognitif, dan sosial emosional.

Developing Child, Harvard, juga menyatakan, pada usia dini otak berkembang sangat pesat karena terjadi pembentukan jutaan koneksi saraf.

Lalu pada 2015, The Programme for International Student Assessment (PISA) dari Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) menyatakan, dalam jangka panjang, anak yang mengikuti pendidikan anak usia dini ( PAUD) bisa mencapai nilai 57 poin. Lebih tinggi dari rata-rata nilai anak internasional, yaitu 42 poin.

Menanggapi hal tersebut, Indonesia pun berkomitmen menyediakan layanan PAUD untuk membantu anak-anak tumbuh berkembang secara holistik dan siap bersekolah.

Baca juga: Pemprov DKI Akan Terbitkan Regulasi Dorong Anak Sekolah di PAUD

Namun, pada masa pandemi Covid-19 ini, terdapat beberapa miskonsepsi terkait PAUD yang beredar di masyarakat.

Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, Dan Pendidikan Menengah (PAUD dan Dikdasmen) dalam keterangan tertulisnya Rabu (12/8/2020) menjelaskan dua miskonsepsi tersebut.

Pertama, PAUD dianggap bukan suatu kebutuhan. Kedua, satuan PAUD dikira baru akan beroperasi pada November 2020.

Padahal, satuan PAUD sudah beroperasi pada tahun ajaran baru yaitu Juli. Hanya saja demi kesehatan dan keselamatan semua pihak, pembelajaran belum dilakukan secara tatap muka langsung.

"Miskonspesi tersebut pun menyebabkan beberapa orangtua merasa tidak perlu mendaftarkan anaknya ke satuan PAUD," tulis Ditjen PAUD dan Dikdasmen.

Baca juga: Yuk, Koleksi Buku Digital Gratis untuk Anak PAUD dari Kemendikbud

Kondisi tersebut berpotensi membuat masa emas anak tidak termanfaatkan secara optimal, meningkatkan kesenjangan capaian perkembangan anak dari keluarga mampu dan kurang mampu, serta hilangnya kesempatan bagi anak untuk mendapat stimulasi yang diperlukan.

Di sisi lain, jika hal tersebut terus berlangsung, ratusan satuan PAUD milik masyarakat terancam tutup dan ribuan guru PAUD kehilangan penghasilan.

Untuk mengatasi masalah tersebut dan menunjang pembelajaran satuan PAUD selama masa pandemi Covid-19, pemerintah pun menyiapkan paket belajar yang bisa dilakukan dari rumah dengan pendampingan guru.

Pada paket pembelajaran tersebut, orangtua diharapkan dapat mengajak dan memandu anak melakukan kegiatan sehari-hari guna mengasah aspek kognitif, motorik, bahasa, sosio-emosional, dan kecakapan hidup.

Baca juga: Kemampuan Pemecahan Masalah pada Anak PAUD Bisa Dikembangkan, Ini Tipsnya

Orangtua juga diharapkan dapat mengajak anak beraktivitas secara mandiri atau bersama-sama, berdasarkan sumber belajar yang tersedia dalam bentuk daring atau luring sesuai kondisi dan pilihan keluarga.

Nantinya, kegiatan tersebut akan dievaluasi menggunakan lembar pemantauan, agar guru dan orangtua mengetahui learning progression yang perlu dilalui.

Di samping itu, pembelajaran pada satuan PAUD juga dapat dilakukan secara daring melalui tatap muka virtual dan learning management system, kombinasi melalui luring dan kunjungan rumah jika memungkinkan, serta distribusi (drop-off) melalui media cetak dan kunjungan rumah jika memungkinkan.

Informasi lebih lanjut terkait pembelajaran PAUD selama masa pandemi Covid-19, dapat dilihat pada laman bersamahadapikorona.kemdikbud.go.id dan anggunpaud.kemdikbud.go.id.

Terkini Lainnya
Sajikan Budaya Kopi Nusantara di YoC 2023, Kemendikbudristek: Kopi Indonesia Sarat Nilai Tradisi
Sajikan Budaya Kopi Nusantara di YoC 2023, Kemendikbudristek: Kopi Indonesia Sarat Nilai Tradisi
Kemdikbud
Implementasi UU 24 Tahun 2009 Terwujud, Bahasa Indonesia Jadi Bahasa Resmi UNESCO
Implementasi UU 24 Tahun 2009 Terwujud, Bahasa Indonesia Jadi Bahasa Resmi UNESCO
Kemdikbud
Kemendikbudristek Optimistis 1 Juta Guru Honorer Diangkat Jadi ASN PPPK pada 2024
Kemendikbudristek Optimistis 1 Juta Guru Honorer Diangkat Jadi ASN PPPK pada 2024
Kemdikbud
Salurkan PIP kepada 17 Juta Siswa Selama 2022, Kemendikbudristek Pastikan Tepat Sasaran
Salurkan PIP kepada 17 Juta Siswa Selama 2022, Kemendikbudristek Pastikan Tepat Sasaran
Kemdikbud
Belajar dari Pelaksanaan PPDB Berkualitas di Bali: Tidak Ada Sekolah Favorit
Belajar dari Pelaksanaan PPDB Berkualitas di Bali: Tidak Ada Sekolah Favorit
Kemdikbud
Peran Orangtua Jadi Penentu Kesuksesan Penerapan Kurikulum Merdeka, 3 Ibu Ini Ceritakan Faktanya
Peran Orangtua Jadi Penentu Kesuksesan Penerapan Kurikulum Merdeka, 3 Ibu Ini Ceritakan Faktanya
Kemdikbud
Perbaiki Kualitas Pendidikan, Guru Besar hingga Pemda Ajak Pemangku Kepentingan Dukung Rapor Pendidikan
Perbaiki Kualitas Pendidikan, Guru Besar hingga Pemda Ajak Pemangku Kepentingan Dukung Rapor Pendidikan
Kemdikbud
Orangtua Akui Manfaat Tes Masuk SD Tanpa Calistung dan MPLS 
Orangtua Akui Manfaat Tes Masuk SD Tanpa Calistung dan MPLS 
Kemdikbud
Sukses Gelar iGeo 2023, Indonesia Boyong Empat Medali
Sukses Gelar iGeo 2023, Indonesia Boyong Empat Medali
Kemdikbud
Peringati Hakteknas Ke-28, Kemendikbud Ristek Pamerkan Inovasi Perguruan Tinggi
Peringati Hakteknas Ke-28, Kemendikbud Ristek Pamerkan Inovasi Perguruan Tinggi
Kemdikbud
Beda dengan Ujian Nasional, Ini Manfaat Asesmen Nasional 
Beda dengan Ujian Nasional, Ini Manfaat Asesmen Nasional 
Kemdikbud
Buka International Geography Olympiad, Nadiem Sebut Menang Kalah Bukan Hal Penting di Kompetisi
Buka International Geography Olympiad, Nadiem Sebut Menang Kalah Bukan Hal Penting di Kompetisi
Kemdikbud
Resmikan iGeo 2023, Nadiem: Menang Kalah, Nikmati Perjalanannya
Resmikan iGeo 2023, Nadiem: Menang Kalah, Nikmati Perjalanannya
Kemdikbud
Pecahkan Rekor Pergelaran Angklung Terbesar Dunia, Indonesia Masuk Guinness World Records
Pecahkan Rekor Pergelaran Angklung Terbesar Dunia, Indonesia Masuk Guinness World Records
Kemdikbud
Bonus Demografi Asean Besar, Nadiem Ajak Menteri di Asean Berinvestasi Lebih Besar di PAUD
Bonus Demografi Asean Besar, Nadiem Ajak Menteri di Asean Berinvestasi Lebih Besar di PAUD
Kemdikbud
Bagikan artikel ini melalui
Oke