KOMPAS.com – World Water Forum ke-10 dengan tema “Water For Share Prosperity” atau Air untuk Kesejahteraan Bersama, resmi dilangsungkan usai dibuka oleh Presiden Joko Widodo ( Jokowi) pada agenda Opening Ceremony World Water Forum ke-10 di Bali International Convention Center (BICC), Senin (20/5/2024).
Forum air terbesar di dunia ini pun kemudian dilanjutkan dengan agenda Pertemuan Tingkat Tinggi atau High Level Meeting (HLM).
Pada kesempatan tersebut, Jokowi menegaskan bahwa World Water Forum ke-10 adalah momen bagi negara-negara di dunia untuk berkomitmen bersama dalam mewujudkan manajemen sumber daya air (SDA) terintegrasi.
“Ini untuk meneguhkan komitmen dan merumuskan aksi nyata terkait pengelolaan air inklusif dan berkelanjutan,” ujar Jokowi dalam siaran pers, Selasa (21/5/2024).
Baca juga: Pertemuan Menteri WWF Ke-10 Sepakati 113 Proyek Senilai Rp 150,1 Triliun
Penyelenggaraan World Water Forum ke-10 ini pun diakui sebagai yang terbaik dibandingkan gelaran sebelumnya. Hal ini karena gelaran ini memberikan kesan istimewa bagi kepala negara, delegasi dan peserta yang hadir.
Presiden World Water Council (WWC) Loic Fauchon mengungkapkan, penyelenggaraan World Water Forum ke-10 ini memerlukan persiapan selama empat tahun dan Indonesia dapat mengeksekusinya dengan sangat baik.
“Saya katakan penyelenggaraan World Water Forum kali ini merupakan yang terbaik dan paling profesional dalam sejarah,” ucap Loic.
Ia bahkan memuji Balinese Purification Ceremony atau Upacara Melukat sebagai salah satu pengalaman terbaiknya pada agenda tersebut.
Baca juga: World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024
“Setelah tiba, Presiden Jokowi menyambut kami dengan ramah. Hal ini menunjukkan energi orang-orang Indonesia, utamanya generasi muda,” ucapnya.
Senada dengan Loic, Staf Khusus (Stafsus) Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Bidang SDA Firdaus Ali mengungkapkan, banyak yang terkesan dengan penyelenggaraannya, terlebih forum ini merupakan forum pertama yang terlaksana setelah pandemi Covid-19.
Selain membawa kesan yang baik, Firdaus juga menekankan bahwa World Water Forum ke-10 akan memberikan dampak signifikan pada penyelesaian isu-isu SDA di dunia, khususnya melalui empat usulan pemerintah Indonesia.
Keempat usulan tersebut, yakni penetapan Hari Danau Sedunia (World Lake Day) melalui resolusi Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) dan pembentukan Center of Excellence on Water and Climate Resilience.
Kemudian, pengarusutamaan isu pengelolaan air untuk negara-negara berkembang di pulau kecil, serta pencatatan daftar proyek air sebagai Compendium of Concrete Deliverables and Actions yang bersifat inklusif.
Compendium ini nantinya berisikan daftar proyek, inisiatif, maupun kolaborasi yang dikelola oleh stakeholders air tingkat nasional, regional, dan internasional.
“Kalau Indonesia mampu mendorong usulan Hari Danau Sedunia untuk disahkan, maka hal itu menjadi peristiwa bersejarah yang berhasil kita torehkan bersama,” ungkap Firdaus.
Mengingat, kata dia, danau memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga ketersediaan air di dunia, sehingga harus bisa dikelola dengan baik.
Baca juga: Di WWF 2024, Pertamina NRE Paparkan Upaya Mencapai Pertumbuhan Bisnis Rendah Emisi
Selain itu, World Water Forum ke-10 ini juga menekankan pentingnya menjamin ketersediaan air untuk kehidupan manusia. Hal itu pun akan bersangkutan dengan ketahanan pangan dan mitigasi risiko akibat bencana perubahan iklim.
“Jadi, forum ini merupakan pertemuan super penting bagaimana kita bisa saling berkolaborasi mencari solusi atas permasalahan air, menjamin ketersediaan air, menjaga ketahanan air, dan bukan menjadikan air sebagai sumber konflik,” kata Firdaus.
Sebagai informasi, rangkaian kegiatan pada forum air terbesar dunia ini dilanjutkan pada hari ini dengan serangkaian sesi diskusi politik, tematik, dan regional.
Tidak hanya itu, sejumlah side events dan sesi khusus juga turut dilaksanakan pada gelaran World Water Forum ke-10 hari keempat ini.