Irigasi Rentang Targetkan Peningkatan Indeks Pertanaman hingga 280 Persen

Kompas.com - 02/05/2024, 19:04 WIB
A P Sari

Penulis

Visiting point DI Rentang.DOK. Ditjen SDA Kementerian PUPR Visiting point DI Rentang.

KOMPAS.com - Petani adalah profesi yang tidak terbayangkan oleh Kadirin (45). Sebab, sebelumnya, ia berprofesi sebagai sopir angkut pasir dan beras, pekerjaan yang sungguh berbeda dari petani.

Namun, setelah menikah dengan gadis asal Cikedung, Indramayu, Kadirin pun memutuskan untuk banting setir menjadi petani.

Pascamenikah dengan istrinya, Kadirin diminta untuk mengolah sawah di areal seluas setengah hektar. Berkat kerja kerasnya, lahan ini kini telah berkembang menjadi 5 hektar.

Kadirin menyebut, salah satu kunci sukses pengelolaan lahan terletak pada irigasi. Pasalnya, sebelum jaringan irigasi diperbaiki, ia sering mengalami gagal panen, utamanya saat kemarau.

Baca juga: Pensiunan PNS Kementerian PUPR Daftar Bacabup-Bacawabup ke DPC PDI Perjuangan Jember

Untuk mengatasi kelangkaan air, dia bahkan harus merogoh kocek lebih untuk menggunakan pompa air agar sawahnya tetap subur.

Untungnya, ada program rehabilitasi irigasi bernama Irigasi Padi Hemat Air (IPHA) dari Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk Cisanggarung (BBWS Cimancis). Program ini membantu petani mengoptimalkan penggunaan air irigasi untuk persawahan.

Berkat program itu, Kadirin bisa menghasilkan 8,5 ton gabah kering per hektarnya. Angka ini meningkat dari sebelum dia mengikuti program, yakni 6-7 ton per hektar.

Kisah Kadirin itu merupakan satu dari total 3,1 juta petani pengguna lahan di Jawa Barat (Jabar). Seperti diketahui, Jabar merupakan salah satu lumbung padi nasional yang memproduksi sekitar 9,10 juta ton gabah giling pada 2023.

Baca juga: [POPULER MONEY] Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK | Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Kepala BBWS Cimancis, Dwi Agus Kuncoro mengatakan, angka yang besar itu berasal dari Daerah Irigasi (DI) Rentang. Setidaknya ada 900.000 petani yang memanfaatkan air dari sistem irigasi ini.

Dia menjelaskan, sejak 2017, Direktorat Jenderal (Ditjen) Sumber Daya Air (SDA) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menggulirkan proyek Modernisasi Jaringan Irigasi Rentang atau Rentang Irrigation Modernization Project (RIMP).

"Proyek yang juga termasuk ke dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) tersebut diharapkan rampung seluruhnya pada 2024 ini," tutur Dwi melalui siaran persnya, Kamis (2/5/2024).

Ilustrasi areal persawahan.DOK. Ditjen SDA Kementerian PUPR Ilustrasi areal persawahan.

Menurutnya, One Irrigation One Management menjadi dasar bagi pembangunan modernisasi Irigasi Rentang. Tak hanya memperbaiki jaringan yang rusak, pekerjaan modernisasi itu dilakukan dengan menyasar Lima Pilar Modernisasi Irigasi.

Baca juga: Resmi, Ada 26.319 Lowongan Kerja untuk PPPK dan CASN Kementerian PUPR 2024

Dengan model itu, indeks pertanaman (IP) pun diharapkan bisa meningkat hingga 280 persen dengan perkiraan lima kali masa tanam dalam dua tahun.

Dwi menjelaskan, DI Rentang telah memiliki sumber daya air andal yang mendukung keberadaan Bendungan Jatigede. Modernisasi ini akan menambah keandalan dari sisi infrastruktur irigasi. 

"Jika sebelum proyek modernisasi angka produksi gabah kering hanya mencapai 5,6 ton per hektar, setelah proyek modernisasi ini angkanya mencapai 9,2 hingga 9,7 ton per hektar. Lompatannya hampir dua kali lipat,” ungkap Dwi Agus. 

"Proyek modernisasi ini dilakukan dengan melibatkan masyarakat secara luas dengan program padat karya," sambungnya.

Baca juga: Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Sementara itu, Direktur Irigasi dan Rawa Ditjen SDA Kementerian PUPR Ismail Widadi menyebutkan, sejak awal, proyek tersebut dirancang untuk memberikan manfaat secara optimal kepada masyarakat dari hulu hingga ke hilir.

Ia menjelaskan, salah satu manfaat yang dirasakan adalah kehadiran visiting point di sejumlah wilayah di sepanjang aliran Irigasi Rentang.

"Visiting point ini menjadi taman-taman wisata yang dapat diakses oleh siapa saja secara gratis. Yang menarik, visiting point ini dibuat sepenuhnya dari memanfaatkan material sisa dan tak terpakai," jelasnya.

Terkini Lainnya
World Water Forum, 27 Tahun Perjalanan Menjawab Persoalan Air Dunia
World Water Forum, 27 Tahun Perjalanan Menjawab Persoalan Air Dunia
Ditjen SDA Kementerian PUPR
Sektor Swasta dan Publik Berperan Besar Sukseskan World Water Forum Ke-10 di Bali
Sektor Swasta dan Publik Berperan Besar Sukseskan World Water Forum Ke-10 di Bali
Ditjen SDA Kementerian PUPR
Di Puncak Hari Air Dunia Ke-32, Menteri Basuki Ajak Semua Pihak Tingkatkan Kemampuan Pengelolaan Air
Di Puncak Hari Air Dunia Ke-32, Menteri Basuki Ajak Semua Pihak Tingkatkan Kemampuan Pengelolaan Air
Ditjen SDA Kementerian PUPR
Irigasi Rentang Targetkan Peningkatan Indeks Pertanaman hingga 280 Persen
Irigasi Rentang Targetkan Peningkatan Indeks Pertanaman hingga 280 Persen
Ditjen SDA Kementerian PUPR
Peringati Hari Air Dunia Ke-32, Ditjen SDA Gelar Rangkaian Aksi Wujudkan Air untuk Perdamaian
Peringati Hari Air Dunia Ke-32, Ditjen SDA Gelar Rangkaian Aksi Wujudkan Air untuk Perdamaian
Ditjen SDA Kementerian PUPR
Ini Langkah Strategis Pemerintah Atasi Persoalan Air di Indonesia
Ini Langkah Strategis Pemerintah Atasi Persoalan Air di Indonesia
Ditjen SDA Kementerian PUPR
Sedimen Waduk Batujai Akan Dijadikan Miniatur Pulau Lombok dan Sumbawa
Sedimen Waduk Batujai Akan Dijadikan Miniatur Pulau Lombok dan Sumbawa
Ditjen SDA Kementerian PUPR
Dua Bendungan Senilai Rp 2,5 Triliun Akan Dibangun di NTB Tahun Ini
Dua Bendungan Senilai Rp 2,5 Triliun Akan Dibangun di NTB Tahun Ini
Ditjen SDA Kementerian PUPR
Maksimalkan Potensi Sumber Daya Air, Kompetensi SDM Mesti Ditingkatkan
Maksimalkan Potensi Sumber Daya Air, Kompetensi SDM Mesti Ditingkatkan
Ditjen SDA Kementerian PUPR
Bagikan artikel ini melalui
Oke