KOMPAS.com - World Water Forum adalah sebuah pertemuan internasional terbesar yang diadakan secara berkala untuk membahas isu-isu terkait air. Forum tersebut mempertemukan para pemangku kepentingan di sektor air untuk berkolaborasi menemukan solusi jangka panjang terhadap tantangan global di bidang air.
Para pemangku kepentingan yang berpartisipasi dalam forum ini berasal dari semua tingkatan dan bidang, mulai dari politik, lembaga multilateral, akademisi, masyarakat sipil, pelajar, hingga sektor swasta.
Lantas, mengapa World Water Forum digelar? Seberapa penting forum internasional ini? Simak penjelasan berikut.
World Water Forum diadakan setiap tiga tahun oleh World Water Council (WCC) dan negara tuan rumah.
WWC merupakan sebuah organisasi internasional yang didedikasikan untuk mempromosikan kesadaran akan pentingnya air bagi keberlangsungan hidup.
Baca juga: Mengenal World Water Forum: Profil, Sejarah, dan Urgensinya
Pada prinsipnya, World Water Forum bertujuan untuk mencapai agenda Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) dan menjamin ketersediaan dan pengelolaan air bersih dan sanitasi berkelanjutan untuk semua pada 2030.
World Water Forum pertama kali diselenggarakan pada 1997 di Marrakech, Maroko. Pertemuan ini mengumpulkan 400 peserta dan bertujuan untuk mengatasi krisis air global. Forum tersebut menghasilkan Deklarasi Marrakesh, yang mengamanatkan WWC mengembangkan “World Water Vision” untuk abad ke-21.
Deklarasi tersebut menandai langkah penting menuju penyelesaian krisis air. Visi tersebut kemudian dipublikasikan pada 2000 dan dipresentasikan pada World Water Forum ke-2.
Adapun World Water Forum ke-2 digelar di Den Haag, Belanda pada 2002. Berbeda dari penyelenggaraan sebelumnya, agenda kali ini dihadiri oleh 5.700 peserta dari 130 negara dan 500 jurnalis dari seluruh dunia.
Baca juga: World Water Forum Harus Lahirkan Kebijakan yang Sentuh Masyarakat
Pertemuan ini turut menggelar Konferensi Tingkat Menteri (KTM) dengan total 114 menteri yang hadir. Hasilnya, adalah Deklarasi Den Haag tentang Keamanan Air.
Forum tersebut menghasilkan diskusi signifikan terkait “World Water Vision” dan rencana aksi terkait. Salah satu adalah usulan pembentukan tim pemantau untuk mensurvei upaya komunitas air global dan melaporkan rencana aksi nyata pada World Water Forum ke-3.
Penyelenggaraan World Water Forum ke-3 berlangsung di Kyoto, Shiga, dan Osaka, Jepang pada 2003. Dengan total 24.000 peserta, forum kali ini mempertemukan 1.300 delegasi resmi dari 170 negara dan 47 organisasi internasional.
Forum tersebut menghasilkan publikasi laporan yang menganalisis 3.000 aksi lapangan dan menampilkan upaya global dalam mengatasi tantangan air bertajuk “Aksi Air Dunia”.
World Water Forum ke-3 menekankan keterlibatan seluruh pemangku kepentingan melalui inisiatif, seperti “Forum Air Virtual dan pengumpulan kesaksian dalam Portofolio Aksi Air “Suara Air”.
Baca juga: Indonesia Siapkan Beragam Acara Sampingan dalam World Water Forum ke-10
World Water Forum ke-4 di Mexico City pada 2006 menarik hampir 20.000 peserta dari seluruh dunia yang meliputi perwakilan resmi dan delegasi dari 140 negara, termasuk 120 wali kota, 150 legislator, serta 78 menteri.
Forum tersebut berfokus pada isu-isu utama pengelolaan dan tata kelola air, termasuk peningkatan akses terhadap air dan sanitasi, peningkatan mekanisme pembiayaan, dan pengembangan kerja sama internasional.
World Water Forum ke-5 diadakan di Istanbul, Turki pada 2009, yang dihadiri oleh lebih dari 30.000 peserta dan kontribusi dari 400 organisasi.
Forum ini diselenggarakan dengan enam tema, menampilkan tujuh laporan regional, dan mencakup lima panel tingkat tinggi.
Baca juga: Segara Kerthi Diperkenalkan ke Delegasi World Water Forum di Bali, Apa Itu?
Pertemuan kali ini melahirkan sejumlah hal baru, seperti pertemuan "Audiensi Negara", keterlibatan lebih dari 250 anggota parlemen, serta pengembangan Ministerial Guide dan Water Guide.
Pada 2012, World Water Forum ke-6 di Marseille, Perancis, mempertemukan para pemangku kepentingan dari seluruh dunia dengan tema “Time for Solutions.”
Dengan lebih dari 35.000 peserta yang mewakili 173 negara, termasuk kepala negara dan menteri, forum tersebut menampilkan lebih dari 250 sesi yang membahas tantangan air. Acara itu juga menampilkan desa solusi dan platform solusi dengan menyoroti pendekatan yang ada terhadap masalah air dan sanitasi.
Penyelenggaraan World Water Forum ke-7 di Daegu-Gyeongbuk, Korea Selatan pada 2015, menandai fase baru upaya global untuk pembangunan berkelanjutan.
Baca juga: Seperti Lego, Bendung Modular akan Dipamerkan RI di World Water Forum ke-10
Forum itu bertujuan menerapkan solusi dari forum sebelumnya, memfasilitasi diskusi mengenai isu-isu terkait air, dan membina kerja sama antarpemerintah, organisasi, dan perusahaan.
Kegiatan itu menarik lebih dari 40.000 peserta dari 168 negara.
World Water Forum ke-8 di Brasilia, Brasil, pada 2018 juga menandai tonggak sejarah penting karena pertama kalinya acara tersebut diadakan di belahan bumi selatan.
Mengangkat tema “Berbagi Air”, forum itu bertujuan mengatasi tantangan air secara global dan merangsang solusi inovatif.
Acara ini memamerkan potensi air, keahlian teknis, dan komitmen Brasil terhadap pengelolaan air berkelanjutan, sekaligus menekankan pentingnya partisipasi negara-negara berkembang dalam diskusi global.
Baca juga: World Water Forum ke-10 Wujudkan Listrik Murah Lewat PLTA
Pertemuan kali ini berhasil menarik lebih dari 10.600 peserta dari 172 negara, termasuk kepala negara, menteri, dan delegasi parlemen.
Pada 2022, World Water Forum ke-9 diadakan di Dakar, Senegal, sekaligus menandai pertama kalinya acara tersebut diadakan di Afrika Sub-Sahara.
Konferensi itu mempertemukan para pemimpin dunia, praktisi, dan masyarakat sipil untuk mengatasi tantangan air dan sanitasi. Forum tersebut bertujuan mendorong tindakan kolektif, kerja sama, dan solusi terpadu untuk mengatasi permasalahan air yang mendesak.
Ada pula perjanjian antara Senegal dan WWC untuk membuka jalan bagi World Water Forum ke-9 yang menekankan perlunya mengamankan pasokan air global melalui investasi keuangan, perbaikan tata kelola, dan peningkatan pengetahuan dan kapasitas.
World Water Forum ke-10 akan digelar di Bali, Indonesia pada 18-25 Mei 2024. Mengusung tema “Water for Shared Prosperity”, forum ini mengangkat isu air ke level tertinggi dan mencari solusi bersama khususnya percepatan pencapaian target SDGs.
Baca juga: World Water Forum Ke-10, Ajang Pertemuan Terbesar untuk Rumuskan Solusi Persoalan Sumber Daya Air
Forum ini akan menghasilkan Ministerial Declaration (MD) sebagai luaran utama yang disertai dengan concrete deliverables yang meliputi projects, initiatives, dan joint actions. Selain itu, para pemimpin atau kepala negara akan menyampaikan Joint Statement.
Indonesia mengusulkan empat usulan dalam MD, yaitu pendirian Centre of Excellence on Water and Climate Resilience (COE), pengarusutamaan Integrated Water Resources Management (IWRM) on Small Islands, dan penetapan World Lake Day (WLD), serta mencantumkan dalam MD Compendium of Concrete Deliverables and Actions (Compendium) dalam bentuk daftar kegiatan/inisiatif sebagai tindak lanjut konkret dari World Water Forum ke-10.
Forum ini diperkirakan dihadiri sekurang-kurangnya 50.000 peserta yang dapat memberikan manfaat untuk sektor pariwisata nasional, usaha mikro kecil menengah (UMKM), dan peningkatan investasi.
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengatakan, persiapan World Water Forum ke-10 sudah final.
Baca juga: Segara Kerthi Diperkenalkan ke Delegasi World Water Forum di Bali, Apa Itu?
“Hotel di Bali sudah habis semua. Saya kira ini momentum bagi sektor pariwisata bagus sekali. Pak Gubernur Bali sudah menyatakan kesiapannya. Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Republik Indonesia (Polri) juga sudah siap melakukan pengamanan,” ujarnya di Istana Kepresidenan Bogor, Senin (29/4/2024).