KOMPAS.com - Kementerian Sosial ( Kemensos) bersama Himpunan Bank Milik Negara ( Himbara) sepakat mempercepat proses pembukaan rekening kolektif ( burekol) bagi penerima bantuan sosial (bansos) agar penyaluran bantuan lebih efektif dan tepat sasaran.
Pasalnya, selama ini penyaluran bansos kerap terkendala lamanya proses burekol.
Pernyataan tersebut disampaikan Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf (Gus Ipul) didampingi Wakil Mensos (Wamensos) Agus Jabo Priyono dalam konferensi pers usai Rapat Koordinasi dengan Himbara di kantor Kemensos, Jakarta, Selasa (12/8/2025).
"Kami diskusi mencoba mencari jalan supaya bisa lebih cepat, karena insyaallah setiap tiga bulan akan ada burekol. Alhamdulillah, setelah melakukan diskusi lebih dari satu jam, kami menemukan solusi yang insyaallah bisa mempercepat burekol," ujar Gus Ipul dalam keterangan resminya, Rabu (13/8/2025).
Baca juga: Penerima Bansos Akan Dievaluasi 5 Tahun Sekali, Gus Ipul: Bukan Program Seumur Hidup
Ia menegaskan, Kemensos dan Himbara sepakat mengirim data burekol secara bertahap agar pencetakan kartu dapat dilakukan setiap hari.
Lebih lanjut, Gus Ipul menjelaskan, penyaluran bansos dilakukan setiap tiga bulan sekali berdasarkan hasil pemutakhiran data Badan Pusat Statistik (BPS) terbaru.
"Pemutakhiran itu selalu saja kami temukan adanya penerima manfaat baru yang belum memiliki nomor rekening," katanya.
Gus Ipul memastikan, daftar penerima bansos mengacu pada Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN).
Baca juga: DTSEN Diklaim Bisa Identifikasi Keluarga Berisiko Stunting
Namun, data tersebut bersifat dinamis sehingga memungkinkan terjadinya inclusion error dan exclusion error yang memengaruhi perubahan daftar penerima bansos.
"Salah satu masalahnya adalah ketika burekol ini dilakukan, Himbara atau perbankan memerlukan waktu," tegas Gus Ipul.
Ia memaparkan proses burekol yang dimulai dengan pengiriman data dari Kemensos, kemudian dilanjutkan dengan cleansing data.
Selanjutnya, data yang memenuhi syarat akan diteruskan ke Himbara, sedangkan yang belum memenuhi syarat akan dikembalikan. Gus Ipul menekankan bahwa proses ini memerlukan waktu.
Baca juga: Pendanaan Himbara untuk Kopdes Merah Putih Berupa Barang, Bukan Uang Tunai
"Yang triwulan ini, kami membuka rekening kolektif di semua bank penyalur itu 3,6 juta. Dari jumlah itu, selama dua bulan lebih ini sudah selesai sekitar 2 juta lebih. Sisanya masih dalam proses," jelasnya.
Gus Ipul menjelaskan, besarnya jumlah pembukaan rekening kolektif disebabkan oleh dua faktor, yakni pengalihan penyaluran dari PT Pos ke Himbara serta hasil ground check pemutakhiran data.
Oleh karena itu, kata dia, proses pembukaan tiga juta rekening kolektif membutuhkan waktu yang cukup lama.
Gus Ipul menegaskan, Kemensos selalu berkoordinasi dan melakukan konsolidasi dengan lembaga terkait untuk pemutakhiran DTSEN, sehingga data dan profil penerima bansos dapat diketahui secara lebih lengkap.
"Ini kami mulai dalami, baik melakukan ground check datang ke rumah setiap penerima bansos dan juga mengetahui profil rekening penerima bansos. Selain dengan PPATK, kami juga (berkoordinasi) dengan perbankan," tuturnya.
Baca juga: Mensos Pastikan Pembukaan Rekening Kolektif Penerima Bansos Bisa Dipercepat