KOMPAS.com - Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) menyampaikan belasungkawa kepada korban ledakan tungku smelter di PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) Morowali, Sulawesi Tengah.
Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Jenderal (Dirjen) Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan dan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Kemenaker Haiyani Rumondang.
"Saya prihatin terhadap peristiwa yang terjadi di PT IMIP. Saya juga turut berduka cita yang mendalam atas meninggalnya belasan pekerja dan puluhan pekerja lain yang mengalami luka-luka," ucap Haiyani dalam siaran pers Kemenaker, Senin (15/12/2023).
Haiyani memastikan, para korban, baik yang meninggal dunia maupun luka-luka, akan mendapatkan manfaat jaminan sosial dari BPJS Ketenagakerjaan.
Selain itu, Haiyani menegaskan bahwa Kemenaker terus melakukan koordinasi dengan pihak Dinas Tenaga Kerja Provinsi Sulawesi Tengah dan juga pihak terkait.
"Merespons kejadian kecelakaan tersebut, Kepala Dinas Kemenaker (Kadisnaker) Provinsi Sulawesi Tengah langsung menurunkan Tim Pengawas Ketenagakerjaan. Tim Pengawas Ketenagakerjaan dari Kemenaker juga akan turun pada Senin (25/12/2023)," ucap Haiyani.
Baca juga: Kebakaran Tungku Smelter di Morowali Tewaskan 13 Pekerja
Selain Kemenaker, ungkapan belasungkawa juga disampaikan secara pribadi oleh Haiyani.
Ia juga menyampaikan keprihatinannya atas peristiwa tersebut.
Ia mengatakan, industri smelter merupakan industri dengan risiko bahaya tinggi. Oleh sebab itu, perusahaan wajib menerapkan standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang sesuai.
Untuk mencegah kejadian serupa, Tim Pengawas Ketenagakerjaan Provinsi Sulawesi Tengah dan pusat akan melakukan pengawasan, termasuk memberikan pembinaan terkait penerapan norma ketenagakerjaan K3.
"Maka, harus benar-benar dipastikan semua keadaan sesuai dengan persyaratan K3, terlebih pada industri smelter yang memiliki risiko bahaya tinggi. Pembinaan harus terus dilakukan termasuk memastikan prosedur dan personel K3 yang memenuhi standar K3," ucapnya.