BADUNG, KOMPAS.com – Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin mendorong kerja sama antara negara anggota G20 untuk menghasilkan dunia kerja baru yang berpihak kepada para pekerja.
Ma'ruf menyampaikan hal tersebut saat membuka pertemuan G20 Labour and Employment Ministers’ Meeting ( G20-LEMM) yang berlangsung di Jimbaran, Badung, Bali, Rabu (14/9/2022).
"Saya ingin mendorong kerja sama kita semua untuk wujudkan dunia kerja baru yang tinggi berkelanjutan dan memiliki resiliensi. Tujuan tersebut dapat tercapai bila pemulihan dunia kerja berorientasi pada manusia atau pekerja," katanya.
Ma’ruf menuturkan, ada empat langkah yang sudah mulai diterapkan Pemerintah Indonesia untuk mewujudkan dunia kerja baru berkelanjutan tersebut.
Pertama, menciptakan lingkungan kerja yang eksklusif dan aman bagi pekerja dan pemenuhan hak bekerja penyandang disabilitas, salah satunya dengan menyediakan infrastruktur inklusif.
Baca juga: Wapres Maruf Amin Sebut Pekerja Perlu Bantuan Adaptif, Ini 4 Langkahnya
Kedua, penguatan perlindungan sosial bagi pekerja yang terdampak pandemi Covid-19. Hal ini dapat dilakukan dengan memastikan terpenuhinya hak-hak pekerja melalui pemberian pendampingan dan bantuan adaptif sesuai kondisi yang terjadi.
Ketiga, mengasah kemampuan Inovasi dan literasi bekerja, khususnya di bidang teknologi digital dan ekonomi hijau.
Sebab, inovasi dan digitalisasi merupakan modal penting dalam menghadapi persaingan global yang semakin pesat dan canggih.
Keempat, pemerintah Indonesia terus menekankan pentingnya keahlian untuk meningkatkan daya saing pekerja dalam menghadapi tantangan Global.
Baca juga: Tanggapi Harga BBM Naik, Maruf Amin: BBM Seharusnya Tidak Diberi Subsidi
"Terkait hal itu, Indonesia terus membangun Balai Latihan Kerja (BLK) komunitas untuk memenuhi kebutuhan pelatihan vokasi dengan kolaborasi antara pemerintah swasta industri dan akademisi atau pendidikan tinggi," katanya.
Senada dengan Ma'ruf, Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah mengatakan, semua negara dituntut saling berkerjasama dalam menghadapi berbagai krisis yang datang silih berganti saat ini.
Salah satunya dengan membangun dunia ketenagakerjaan yang lebih adaptif dan memiliki ketahanan terhadap segala situasi serta berorientasi pada manusia.
"Kami sadar sebagai bagian dari komunitas global kita tidak dapat pulih dan bangkit sendiri-sendiri dalam situasi saat ini sehingga dibutuhkan kolaborasi dan kerja sama di antara kita," kata Ida.
Baca juga: Pekerja Bali Banyak Terima BSU, Menaker: Berkat Inisiatif Perusahaan