KOMPAS.com - Kementerian Kelautan dan Perikanan (Kementerian KP) berupaya mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat pesisir lewat program Kampung Nelayan Maju (Kalaju).
Sebagai upaya mewujudkan pembangunan kampung nelayan maju, Kementerian KP menyadari diperlukan adanya kesiapan SDM yang berkelanjutan.
Untuk itu, Kementerian KP melalui Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) menggelar pelatihan diversifikasi olahan ikan secara tatap muka di Kota Serang dan Kabupaten Serang, Provinsi Banten.
Pelatihan diversifikasi olahan ikan di Kota Serang dilaksanakan pada Jumat (25/3/2022) hingga Sabtu (26/3/2022) dan Kamis (7/4/2022) hingga Jumat (8/4/2022). Kegiatan ini dilakukan untuk meningkatkan kapasitas masyarakat Kalaju.
Baca juga: 7 Ide Olahan Ikan Kembung Enak, Hindari Kesalahan Indra MasterChef
Kepala BRSDM Kementerian KP, I Nyoman Radiarta mengatakan, kegiatan pelatihan diversifikasi olahan ikan merupakan bentuk dukungan pihaknya dalam mengakselerasi implementasi program terobosan Kementerian KP.
Program Kementerian KP yang dimaksud, yaitu pembangunan Kalaju di Kota Serang dan Kabupaten Serang.
"Program Kalaju merupakan upaya mewujudkan ekonomi biru, dalam mendukung pembangunan ekonomi nasional melalui sektor kelautan dan perikanan," kata Nyoman dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Selasa (12/4/2022).
Salah satu daerah yang telah diterapkan sebagai Kalaju di Kota Serang adalah Kecamatan Kasemen dan di Kabupaten Serang, tepatnya di Kecamatan Tanara.
Baca juga: Profil Kota Serang
Menurut Nyoman, masyarakat perlu didukung dengan kompetensi yang mumpuni. Utamanya para istri nelayan agar dapat memanfaatkan hasil produksi perikanan tangkap menjadi produk bernilai jual tinggi dan menerapkan prinsip zero waste melalui diversifikasi olahan ikan.
Untuk diketahui, pelatihan diversifikasi olahan ikan difasilitasi oleh Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BPPP) Tegal, di bawah supervisi Pusat Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan (Puslatluh KP).
Kegiatan yang dilaksanakan pada dua tempat tersebut diikuti masing-masing peserta sebanyak 100 orang dari masyarakat perikanan.
Dalam pelatihan itu, para peserta dilatih membuat berbagai macam produk kuliner, mulai dari pempek ikan, tekwan ikan, sambal botol cumi, siomai ikan lele, keripik kulit lele, dan kaki naga ikan lele.
Baca juga: 3 Manfaat Ikan Lele, Bisa Membantu Menurunkan Berat Badan
Tak hanya pengolahan, para peserta juga diajarkan tentang cara pengemasan produk olahan perikanan, pengemasan usaha pengolahan hasil perikanan, hingga strategi pemasaran.
Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan (Menteri KP) Sakti Wahyu Trenggono mengatakan, Kalaju menjadi upaya pemerintah untuk mewujudkan kampung nelayan yang tertata, maju, bersih, sehat, dan nyaman.
Kampung yang tertata, kata dia, diyakini akan mampu meningkatkan kualitas hidup dan produktivitas usaha nelayan serta keluarga mereka.
"Perkampungan nelayan dikembangkan menjadi lebih maju. Harapannya tidak ada lagi kampung nelayan dengan kesan miskin, kumuh, dan kotor. Harus lebih tertata dengan baik dan berdaya saing," ujar Trenggono saat peletakan batu pertama Kalaju di Kampung Nelayan Tomalou, Kabupaten Tidore, Provinsi Maluku Utara pada Maret lalu.
Baca juga: Kampung Nelayan Semarang Dipenuhi Sampah Plastik Kiriman
Sementara itu, Kepala Puslatluh KP, Lilly Aprilya Pregiwati mengatakan, kegiatan pelatihan diversifikasi olahan ikan dapat menjadi benteng ketahanan pangan dan sumber gizi masyarakat Kota Serang dalam mencapai target angka konsumsi ikan (AKI) nasional.
Sebab, kata dia, persentase AKI di Provinsi Banten masih jauh dari angka yang telah ditargetkan. Untuk itu, melalui kegiatan pelatihan ini diharapkan juga dapat meningkatkan ekonomi masyarakat.
"Tingkat konsumsi ikan di Provinsi Banten dikatakan masih di bawah target yaitu 42,94 kilogram (kg) per kapita pada 2019,” imbuh Lilly.
Baca juga: Tingkatkan Konsumsi Ikan, Kementerian KP Adakan Pelatihan Diversifikasi Olahan Hasil Perikanan
Ia menjelaskan, Kementerian KP sendiri telah menargetkan AKI Nasional sebesar 59,53 kg per kapita pada 2022.
Nilai tersebut akan naik menjadi 62,05 kg per kapita pada 2024, sehingga AKI Provinsi Banten perlu ditingkatkan melalui pelatihan pengolahan ikan.
“Selain itu, adanya diversifikasi olahan hasil perikanan ini diyakini akan menciptakan produk olahan ikan yang bervariasi. Dengan begitu bisa menjadi alternatif usaha sehingga dapat diminati banyak masyarakat," jelas Lilly.
Pada kesempatan yang sama, Anggota Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) Nur'aeni memberikan apresiasi atas digelarnya pelatihan diversifikasi olahan ikan.
Baca juga: 15 Resep Olahan Ikan ala Rumahan untuk Lauk Sehari-sehari
Menurutnya, pelatihan hasil olahan ikan tersebut tak hanya bertujuan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat. Akan tetapi juga sebagai upaya pencegahan stunting.
"Kegiatan ini tak hanya untuk meningkatkan pendapatan masyarakat saja, tetapi juga menggerakkan kesadaran masyarakat Kota Serang. Utamanya anak-anak dan juga lanjut usia (lansia) dalam mengonsumsi ikan yang memiliki nilai gizi tinggi,” jelas Nur'aeni.
Seperti diketahui, Kota Serang merupakan wilayah dengan angka stunting yang masih tinggi. Bahkan persentase AKI di kota ini juga dikatakan masih dikatakan rendah.
Pada kesempatan itu, Kepala Dinas (Kadis) Kelautan dan Perikanan (KP) Provinsi Banten, Eli Susiyanti mengucapkan terima kasih atas terlaksananya kegiatan pelatihan diversifikasi olahan ikan.
Baca juga: 15 Resep Olahan Ikan ala Rumahan untuk Lauk Sehari-sehari
"Saya mengucapkan terima kasih kepada pihak terkait, terutama kepada pihak Kementerian KP dan juga Anggota Komisi IV DPR RI yang telah menyelenggarakan pelatihan ini,” ucapnya.
Provinsi Banten saat ini, lanjut dia, sudah memiliki 63 jenis makanan olahan ikan. Khususnya di Kota Serang sudah menerapkan zero waste sehingga tidak ada bahan yang terbuang, mulai dari mulai kulit hingga tulang ikan dapat dimanfaatkan.
“Saya berpesan kepada para peserta, apa yang telah diajarkan saat ini bisa diterapkan," jelasnya.
Baca juga: Nelayan Pangandaran Harus Sejahtera Meski Paceklik, Ini Caranya Menurut Pengamat
Kementerian KP mengungkapkan, kegiatan pelatihan diversifikasi olahan ikan merupakan upaya pihaknya untuk mendorong nelayan wanita dalam memanfaatkan momentum Ramadhan.
Momentum yang dimaksud yaitu dengan membuka lapangan pekerjaan baru atau berwirausaha.
Pasalnya, usaha kuliner dinilai memiliki peluang yang menjanjikan. Terlebih saat Ramadhan hingga Idul Fitri.
Pada bulan tersebut, berbagai olahan ikan seperti siomai dan keripik lele dirasa cocok disantap sebagai menu berbuka puasa. Begitu pula hasil olahan lain dapat dikonsumsi sebagai pilihan menu lebaran.
Baca juga: 4 Cara Sehat Mengolah Daging Sapi untuk Menu Lebaran
Sebagai informasi, BRSDM melalui Puslatluh KP juga telah membekali 100 nelayan dari Kota dan Kabupaten Serang melalui kegiatan pelatihan keselamatan dasar di atas kapal pada Rabu (30/3/2022) hingga Kamis (31/3/2022).
Pelatihan keselamatan dasar di atas kapal digelar sebagai komitmen Kementerian KP dalam mewujudkan Kalaju. Hal ini guna mendukung kemajuan pembangunan kelautan dan perikanan.