KOMPAS.com - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KP) terus mempersiapkan transformasi Politeknik Ahli Usaha Perikanan (AUP) menjadi Ocean Institute of Indonesia (OII).
OII merupakan upaya transformasi satuan pendidikan KP untuk meningkatkan standardisasi mutu pendidikan, meningkatkan kesempatan yang luas kepada anak pelaku utama sektor kelautan dan perikanan, serta pengelolaan kelembagaan yang efisien.
Kepala BPPSDM Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPPSDM) I Nyoman Radiarta mengatakan, pihaknya memiliki tagline menuju OII, dengan perbaikan manajemen, pola pendidikan, kurikulum, dan efisiensi.
Transformasi itu merupakan bagian dari komitmen Kementerian KP dalam mencetak SDM kelautan dan perikanan yang dinamis, produktif dan bertalenta global.
Nyoman menyebutkan, 11 satuan pendidikan tinggi Kementerian KP akan digabung menjadi satu benchmarking.
“Dengan OII, pemilihan kampus berdasarkan kepakaran dan keunggulan program studi, bukan berdasarkan wilayah yang saat ini sedang disusun naskah akademiknya,” ujarnya dalam siaran resmi, Kamis (19/9/2024).
Baca juga: Kementerian KP Adakan Pelatihan Budi Daya Perikanan untuk Negara-negara Afrika
Adapun pembentukan OII merupakan arahan Menteri Kelautan dan Perikanan (KP) Sakti Wahyu Trenggono.
Nyoman menyebutkan, dia selalu berkomunikasi secara intens dengan Trenggono untuk mengembangkan satuan-satuan pendidikan Kementerian KP.
“Pak Menteri 100 persen mendukung penuh satuan-satuan pendidikan lingkup Kementerian KP, bahkan beliau berkenan hadir mewisuda lulusan satuan pendidikan, tak hanya pendidikan tinggi, tapi juga pendidikan menengah,” jelasnya.
Dia menyebutkan, sebelumnya, lulusan setingkat SMA sangat jarang mendapatkan kesempatan diwisuda menteri.
“Hal itu dilakukan Menteri Trenggono karena dukungan yang sangat serius terhadap pendidikan kelautan dan perikanan,” ujarnya.
Pada 12 September lalu, Politeknis AUP merayakan Dies Natalis ke-62. Dalam kurun waktu enam dekade lebih, Politeknik AUP mengalami transformasi kelembagaan dari mulai Akademi Usaha Perikanan, Diklat Ahli Usaha Perikanan, Sekolah Tinggi Perikanan, dan kini Politeknik AUP yang sedang dirintis menuju OII.
Baca juga: Lantik 2.023 Taruna dan Taruni, Kementerian KP Siap Tempa Mereka Hingga Jadi SDM KP Unggul
Nyoman mengatakan, 62 tahun merupakan angka yang sudah sangat matang. Ia berharap Politeknik AUP ke depan dapat menjadi benchmarking sebagai politeknik terbaik di Indonesia.
“Bahkan world class polytechnic, terutama di sektor kelautan dan perikanan,” harapnya.
Menurutnya, Politeknik AUP memiliki pengalaman dan SDM yang sangat mumpuni serta fasilitas yang cukup baik.
Namun demikian, Nyoman mengingatkan, dengan semakin bertambahnya umur, Politeknik AUP harus dapat mengikuti perkembangan jaman berbasis teknologi terkini.
Nyoman juga mengatakan, pada usia ke-62, salah satu pencapaian Politeknik AUP adalah menghasilkan enam guru besar.
Empat dari guru besar tersebut akan dikukuhkan pada Oktober mendatang sebagai rangkaian dari Dies Natalis 2024.
Sebelumnya, Menteri Trenggono mengatakan, transformasi OII merupakan konsep pembenahan satuan pendidikan KP yang mencakup peningkatan fasilitas dan sarana pendidikan, termasuk laboratorium dan peralatan modern yang mendukung pembelajaran yang lebih interaktif dan aplikatif.
Baca juga: Sokong Usaha Masyarakat, Kementerian KP Perkuat Kinerja Keuangan BLU
Selain itu, Kementerian KP akan melakukan pengembangan kurikulum untuk memastikan lulusan dari satuan pendidikan KP memiliki pengetahuan dan keterampilan yang relevan dengan tuntutan industri saat ini dan masa depan.
Direktur Politeknik AUP Ani Leilani mengatakan, saat ini, Politeknik AUP memiliki 2.870 taruna, 39 mahasiswa pascasarjana, 181 dosen, 6 guru besar, dan 239 tenaga kependidikan yang tersebar di delapan kampus.
Kemudian satuan pendidikan Kementerian KP ini juga memiliki 13.244 alumni D4, 250 alumni pascasarjana, dan 22 pimpinan (direktur/ketua) Politeknik AUP.
Saat ini, Kementerian KP memiliki 11 satuan pendidikan tinggi dan 5 satuan pendidikan menengah di berbagai daerah.
Semua satuan pendidikan itu menerapkan sistem pendidikan vokasi dengan pendekatan teaching factory. Porsi praktiknya sebesar 70 persen dan teori 30 persen.
Pada 2023, peserta didik satuan pendidikan itu diperuntukkan bagi anak-anak pelaku utama kelautan dan perikanan, yakni nelayan, pembudidaya, pengolah, dan pemasar ikan, serta petambak garam.
Namun, Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo menjadi pengecualian karena menerima peserta didik dari masyarakat umum yang ditetapkan sebagai Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PK-BLU).
Baca juga: Menteri KP: Lulusan Satuan Pendidikan Kementerian KP Harus Dimanfaatkan Negara dengan Baik
Para lulusan satuan tinggi Kementerian KP tidak hanya menerima ijazah, tetapi juga sertifikat kompetensi dan keahlian berstandar nasional dan internasional yang diakui dunia usaha dan dunia industri, baik dalam maupun luar negeri.