KOMPAS.com – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KP) meluncurkan pelatihan budi daya perikanan berkelanjutan yang melibatkan sejumlah negara di kawasan Afrika.
Tujuannya, untuk mempromosikan tenaga ahli, teknologi, serta investasi perikanan serta mewujudkan ketahanan pangan global dan Sustainable Development Goals ( SDGs).
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BPPSDM) Kementerian KP, I Nyoman Radiarta menyampaikan, lewat pelatihan itu, Indonesia berupaya memberikan praktik terbaik dalam budi daya serta pengolahan produk-produk perikanan.
"Dengan demikian, peserta dapat mendapatkan wawasan mendalam soal teknik dan inovasi teknologi yang relevan," ungkap Nyoman melalui siaran persnya, Rabu (11/9/2024).
Baca juga: Kementerian Kelautan Ajak Ibu-ibu Nelayan Olah Ikan jadi Produk Bernilai Jual
Hal tersebut disampaikan Nyoman saat membuka International Training on Fisheries for African Countries di Bali, Senin (9/9/2024).
Ia menilai, koordinasi dan kolaborasi Indonesia dengan negara-negara Afrika dibutuhkan dalam mengembangkan strategi bersama dan berbagai ilmu pengetahuan, pelatihan, serta pengalaman.
"Utamanya, dalam memperkuat ketahanan iklim dan mitigasi gas rumah kaca sektor perikanan dan budi daya negara-negara Afrika dalam mewujudkan SDGs," ucapnya.
Sementara itu, Kepala Pusat Pelatihan Kelautan dan Perikanan (Puslat KP) Lilly Aprilya Pregiwati menjelaskan, pelatihan tersebut dirancang untuk memberikan wawasan serta keterampilan praktis terkait seluruh proses produksi komoditas ikan.
"Metode pelatihan dilakukan secara tatap muka yang meliputi sesi in-class training, serta observasi lapangan ke desa dan kelompok binaan BPPSDM," terangnya.
Baca juga: Ditanya soal Kerja Sama dengan Negara “Selatan-selatan”, Ini Jawaban Prabowo
Adapun materi yang diberikan, yakni kebijakan SDM perikanan, kerja sama perikanan Indonesia-Afrika, persiapan media biofolk, pembenihan, pemeliharaan, pembuatan pakan, serta pengolahan ikan menjadi sejumlah produk, seperti cheese stick, churros, abon, serta kue-kuean.
“Tentunya yang tidak kalah penting adalah kegiatan sosio-kultural untuk memperkenalkan budaya Indonesia yang diwakili oleh Pulau Dewata melalui field trip atau kunjungan ke Desa Panglipuran, Kintamani, dan Garuda Wisnu Kencana,” tambah Lilly.
Sebelumnya, Menteri KP Sakti Wahyu Trenggono menyampaikan bahwa Kementerian KP terus menekankan pentingnya kerja sama Selatan-Selatan dalam sektor perikanan untuk menyeimbangkan perlindungan ekologi, kesehatan laut, dan pembangunan ekonomi.
Oleh karena itu, sebut Nyoman, kegiatan pelatihan tersebut menjadi momen yang tepat bagi Indonesia dan Afrika untuk memperkuat kerja sama Selatan-Selatan.
Baca juga: Disinggung dalam Debat Ketiga, Apa Itu Kerjasama Selatan-Selatan?
Sebab, kerja sama ini penting sebagai ajang pertukaran pengetahuan sekaligus memperkuat hubungan bilateral Indonesia-Afrika yang telah berjalan intensif selama ini.
“Saya berharap pelatihan ini memberikan manfaat signifikan bagi setiap peserta. Semoga, kolaborasi yang terjalin melalui acara ini akan memperkuat hubungan antarnegara dan mendukung pencapaian tujuan bersama dalam pengelolaan sumber daya perikanan yang berkelanjutan,” kata Nyoman.
Sebagai tambahan informasi, pelatihan bertemakan Budi Daya Nila dan Lele dari Hulu ke Hilir ini diikuti oleh 20 peserta dari 10 negara Afrika, yakni Angola, Burundi, Ethiopia, Libya, Madagaskar, Malawi, Mozambik, Namibia, Nigeria, dan Tanzania.