KOMPAS.com – Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) merupakan unit eselon I Kementerian Kelautan dan Perikanan ( KKP) yang mengejawantahkan tiga program terobosan Menteri Kelautan dan Perikanan (KP) Sakti Wahyu Trenggono melalui penyusunan dan penerbitan delapan buku akademik.
Salah satu buku berjudul "'Model Pengembangan Kampung Ikan dalam Mendukung Kesejahteraan Masyarakat di Pedesaan" berhasil dikupas tuntas dalam kegiatan Bincang Bahari Episode I yang diselenggarakan di Media Center KKP pada Selasa (15/6/2021).
Kepala BRSDM KKP Sjarief Widjaja menjelaskan, setiap riset dan penelitian harus berbasis pada data saintifik.
“Buku ini dibuat untuk mendukung tiga program terobosan KKP serta memperkaya khazanah kelautan dan perikanan,” kata Sjarief dalam keterangan persnya, dikutip Kompas.com, Selasa.
Baca juga: KKP Yakin Program Kampung Ikan Bisa Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat
Selain mendukung program prioritas KKP, khususnya pengembangan kampung-kampung perikanan budi daya berbasis kearifan lokal, penerbitan buku-buku tersebut juga dimaksudkan sebagai titik tolak pembangunan desa.
“Membangun desa harus dilakukan secara bottom-up dengan melihat potensi dan kekuatan yang ada, sehingga kemajuan desa akan berdampak pada skala regional bahkan nasional,” jelasnya.
Ia melanjutkan, keunggulan komparatif desa atau kampung inovasi ikan bisa ditonjolkan di antaranya melalui kearifan buaya ikan lokal, kampung ikan bebas sampah, hingga kampung penghasil pakan ikan lokal.
Untuk diketahui, sebelumnya KKP telah melakukan beberapa upaya untuk menumbuhkan produksi perikanan dengan memaksimalkan potensi nasional melalui tiga terobosan yang bermuara pada keberlanjutan sumber daya kelautan dan perikanan nasional.
Baca juga: Sidang dengan Komnas Kajiskan, BRSDM KKP Bahas Estimasi Stok Sumber Daya Ikan
Terbosan pertama, yaitu melalui peningkatan penerimaan negara bukan pajak dari subsektor perikanan tangkap dan peningkatan kesejahteraan petani.
Kemudian, kedua, penggerakkan perikanan budi daya untuk peningkatan ekonomi masyarakat yang didukung riset kelautan dan perikanan untuk keberlangsungan sumber daya laut dan perikanan darat.
Adapun langkah ketiga adalah pengembangan kampung-kampung perikanan budi daya berbasis kearifan lokal di sejumlah daerah di Indonesia.
Terkait kegiatan Bincang Bahari, Sjarief berharap pelaksanaannya bisa dilaksanakan secara kontinyu agar bisa diterapkan di tengah masyarakat.
Baca juga: Kata KKP Bandara Sultan Hasanuddin soal Penyebab Kematian Wakil Bupati Sangihe
“Perlu ada pengembangan dan penyempurnaan, sehingga bisa memberikan manfaat besar untuk kesejahteraan masyarakat,” harapnya.
Adapun penerbitan buku riset itu diharapkan dapat menjadi sumbangsih dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat subsektor perikanan budi daya melalui pengembangan kampung perikanan.
“Ke depannya dalam Bincang Bahari, kami juga akan membedah sejumlah buku akademik lain. Ini dilakukan dalam rangka menyebarkan program prioritas yang menjadi terobosan KKP kepada masyarakat luas,” tuturnya.
Dalam agenda Bincang Bahari yang diselenggarakan pada Selasa, terdapat dua narasumber yang diundang. Mereka adalah Kepala Pusat Riset Perikanan (Pusriskan), Yayan Hikmayani dan Kepala Balai Riset Budidaya Ikan Hias (BRBIH) Agus Cahyadi.
Baca juga: Menteri Kelautan Prancis Apresiasi Kerja Sama Riset Kelautan dengan BRSDM KKP
Keduanya membedah buku akademik berjudul “'Model Pengembangan Kampung Ikan dalam Mendukung Kesejahteraan Masyarakat di Pedesaan”. Pembahasan buku ini dipimpin moderator Staf Khusus Menteri KP Bidang Hubungan Masyarakat dan Komunikasi Publik Wahyu Muryadi.
Pada kesempatan tersebut, Kepala Pusriskan Yayan Hikmayani menjelaskan bahwa kampung perikanan telah ada di Indonesia sejak lama. Namun, selama ini pemerintah seringkali mengalami kesulitan mengenai cara mengembangkannya.
“Ini menjadi tantangan para penliti dari Pusriskan. Bagiaman cara menginovasi kampung ikan yang sudah ada atau yang baru akan dibentuk agar dapat berkembang,” katanya dalam Bincang Bahari.
Ia melanjutkan, untuk mendukung masyarakat pedesaan, konteks desa sangatlah penting. Sebab, desa merupakan ujung tombak pembangunan Indonesia.
Baca juga: Menteri Trenggono Optimistis KKP Bisa Tingkatkan Nilai Tukar Nelayan
“Jadi ketika kita menempatkan desa sebagai fokus pembangunan perikanan, dampak positifnya akan menjalar tak hanya ke desa dan masyarakatnya, tetapi juga bisa lebih tinggi, yaitu ke negara dan bisa menjadi sumber devisa,” jelasnya.
Konsep kampung ikan yang dibangun BRSDM KKP sendiri merupakan bentuk integrasi dari hulu ke hilir, berbasis kawasan, dan mengangkat nilai-nilai kearifan lokal.
Implementasi programnya juga harus memperhatikan sejumlah aspek, mulai dari ekonomi, pertimbangan tingkat konsumsi ikan masyarakat, penyiapan sumber daya manusia (SDM), transfer teknologi yang dibutuhkan, penguatan kelembagaan, hingga berbagai faktor penunjang yang harus dilakukan secara partisipatif dengan analisis potensi dampak.
Menimpali Yayan, Kepala BRBIH Agus Cahyadi mengatakan, upaya penggalian potensi dan keunggulan spesifik wilayah pada tingkat desa dapat mempercepat pembangunan di pusat-pusat perekonomian lokal.
Baca juga: Seminggu Patroli, KKP Tangkap 19 Kapal Maling Ikan
Penggalian potensi dan keunggulan lokal itu, kaya dia, secara spesifik dan efektif dapat meningkatkan nilai tambah serta daya saing untuk wilayah yang dimaksud.
“Salah satu penggalian potensi wilayah itu melalui perikanan. Pada lokasi yang menjadi kampung inovasi, terbukti sektor perikanan mampu menjadi penyumbang terhadap Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB),” ujarnya.
Dengan adanya penggalian potensi perikanan di desa, keseimbangan baru dalam bisnis perikanan diharapkan bisa tercipta.
“Termasuk dalam hal bertransaksi maupun produksi, sehingga relasi dan jaringan sosial baru bisa terbentuk di desa-desa pusat perikanan tersebut,” tambah Agus.
Baca juga: KKP Minta Tambahan Anggaran Rp 8,04 Triliun untuk Belanja Tahun 2022
Sebagai informasi, hingga saat ini, kampung inovasi yang telah dibentuk adalah Kampung Mina Wisata, Desa Inovasi Sambirembe; Kampung Nila, Desa Mina Ngremboko, Sleman; Kampung Baung, Desa Sindangwangi, Majalengka; Kampung Lele, Desa Tegalrejo, Kecamatan Sawit, Boyolali; Kampung Garam, Desa Mirit Petikusan, Kebumen; dan Kampung Udang, Aceh Tamiang.
Kegiatan Bincang Bahari tersebut turut ditayangkan secara langsung dalam channel YouTube KKP. Melalui format ini, semua kalangan masyarakat bisa mengakses dan menikmati diskusi yang disampaikan.