JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah menunjuk Garuda Indonesia dan Saudi Arabian Airlines sebagai operator pelaksana penerbangan jemaah haji reguler Indonesia tahun ini.
Penunjukan itu berdasarkan Keputusan Menteri Agama Nomor 212 tahun 2018 tentang Pelaksanaan Transportasi Udara Jemaah Haji Reguler Tahun 1439 Hijriah/ 2018 Masehi.
Penyelenggaraan Penerbangan Haji tahun ini akan dimulai pada 17 Juli 2018. Sejumlah penerbangan akan dilakukan dari beberapa embarkasi, seperti Embarkasi Padang, Embarkasi Jakarta, Embarkasi Solo, Embarkasi Surabaya, Embarkasi Makassar, dan Embarkasi Lombok.
Untuk melayani jemaah haji, maskapai Garuda Indonesia dan Saudi Arabian Airline telah mendapatkan izin mendarat dan slot time penerbangan dari Bandara King Abdul Azis Jeddah dan Bandara Prince Mammad Bin Abdul Azis di Madinah.
Baca juga: Tahun ini Penerbangan Haji Indonesia ke Arab Saudi Tanpa Transit
Kedua maskapai tersebut juga telah mendapat izin melintas dari otoritas penerbangan negara-negara yang akan dilintasi.
Dalam pernyataan tertulis, Dirjen Perhubungan Udara Agus Santoso mengatakan Garuda Indonesia telah menyiapkan armada sebanyak 13 unit pesawat.
Armada yang akan digunakan untuk angkutan haji terdiri atas 5 unit pesawat Boeing B777-300 dengan kapasitas 393 seats, 3 unit pesawat B747-400 dengan kapasitas 455 seats, 4 unit pesawat Airbus A330-300 dengan kapasitas 360 seats, dan 1 unit pesawat A330-200 dengan kapasitas 325 seats.
Sementara, Saudi Arabian Airlines menyiapkan armada 18 unit yang terdiri dari 11 unit pesawat Boeing B777-300 dengan kapasitas 410 seats dan 7 unit pesawat B747-400 dengan kapasitas 450 seats.
Baca juga: Ada Jalur Khusus untuk Jemaah Haji Indonesia di Arab Saudi
"Kami telah melakukan pemeriksaan terhadap pesawat dan personil yang akan mengoperasikannya untuk memastikan kelaikudaraan pesawat tersebut. Juga terkait kenyamanan bagi jamaah yang akan diangkutnya," kata Sekretaris Direktur Jenderal Perhubungan Udara Pramintohadi Sukarno yang mewakili Dirjen Perhubungan Udara Agus Santoso, pada acara kick off penerbangan haji 2018 di hanggar GMF, Kamis (12/7/2018) lalu.
Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan telah melakukan berkoordinasi intensif dengan pihak-pihak yang terkait dengan penerbangan haji 2018, baik itu di dalam maupun luar negeri.
Pihak yang terkait tersebut misalnya adalah pengelola bandara keberangkatan di Indonesia dan kedatangan di Arab Saudi, maskapai penerbangan Garuda dan Saudi Arabian Airlines, pengelola lalu lintas udara Indonesia (AirNav) dan negara-negara yang dilintasi penerbangan haji Indonesia; juga pihak terkait lain dari dalam maupun luar negeri seperti Kementerian Agama Indonesia dan Arab Saudi.
"Koordinasi dilakukan guna suksesnya penyelenggaraan Penerbangan Haji tahun 2018 sehingga dapat terlaksana dengan lancar, Selamat, Aman dan Nyaman," ujar Pramintohadi.
Embarkasi dan debarkasi haji
Kementerian perhubungan berharap pelaksanaan penerbangan haji tahun ini berlangsung dengan sukses dengan ketepatan waktu yang semakin baik dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Praminto pun berpesan agar personil penerbangan yang mengoperasikan penerbangan haji ini bekerja dengan sepenuh hati.
"Kita bekerja untuk mengantarkan tamu-tamu Allah SWT ke tanah suci. Dengan bekerja sepenuh hati, insyaallah penerbangan akan berlangsung selamat, aman, nyaman dan kita juga akan mendapat pahala yang berlimpah," kata dia.
Sesuai Keputusan Menteri Agama Nomor 124 tahun 2016 tentang Penetapan Embarkasi dan Debarkasi Haji, telah ditetapkan 12 bandara yang akan digunakan sebagai embarkasi dan debarkasi haji serta 5 bandara untuk embarkasi antara.
"Kami juga sudah memeriksa kesiapan semua bandara tersebut. Dan secara umum 12 bandara embarkasi haji dan 5 embarkasi antara itu siap untuk melaksanakan kegiatan angkutan haji tahun 2018," ujar Praminto.
Adapun Bandara embarkasi dan debarkasi haji tersebut yakni:
1. Bandara Sultan Iskandar Muda, Aceh
2. Bandara Kualanamu, Medan
3. Bandara Minangkabau, Padang
4. Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II, Palembang
5. Bandara Hang Nadim, Batam
6. Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta
7. Bandara Adi Soemarmo, Solo
8. Bandara Juanda, Surabaya
9. Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman, Balikpapan
10. Bandara Syamsuddin Noor, Banjarmasin
11. Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar
12. Bandara Lombok Praya, Lombok
Sedangkan embarkasi haji antara yang telah ditetapkan berdasar Keputusan Menteri Agama Nomor 213 tahun 2018 adalah:
1. Bandara Djalaluddin, Gorontalo
2. Bandara Radin Inten II, Lampung
3. Bandara Tjilik Riwut, Palangkaraya
4. Bandara Fatmawati Soekarno, Bengkulu
5. Bandara Sultan Thaha, Jambi