SURABAYA, KOMPAS.com - Dirjen Perhubungan Udara Agus Santoso memuji kesigapan stakeholder penerbangan di Bandara Internasional Juanda, Surabaya selama libur Lebaran.
Saat puncak arus balik pada H +4, jumlah pergerakan per hari rata-rata 73.500 pergerakan penumpang atau ada kenaikan 15 persen dibanding tahun lalu.
"Jumlah arus mudik dan balik di Bandara Juanda Surabaya ini sangat besar. Bahkan jika dibandingkan jumlah total penumpang di Semarang plus Solo plus Jogja masih tetap banyak di sini, namun demikian kita lihat pergerakan penumpang dan pesawatnya masih lancar," ujar Agus saat mengadakan kunjungan kerja di bandara tersebut, Jumat (22/6/2018).
(Baca: Puncak Arus Balik Kedua Diprediksi Terjadi pada Hari Minggu)
Menurut dia, secara total nasional hingga H+4 sudah 60 persen penumpang yang sudah balik. Sisanya kemungkinan balik pada akhir pekan ini atau Senin (25/6/2018) pagi.
Untuk itu, Agus tetap menginstruksikan pengelola bandara dan stakeholder lain untuk memberikan pelayanan yang maksimal untuk penumpang yang hendak kembali usai berlibur.
Bandara Juanda mesti diperluas
Kapasitas penumpang bandara ini sekitar 12,5 juta penumpang per tahun. Pada Lebaran kali ini, jumlah penumpang sudah melebihi 21 juta orang atau 2 kali lipat kapasitas tampung bandara.
Oleh karena itu, Kementerian Perhubungan meminta PT Angkasa Pura I selaku pengelola bandara untuk segera memperluas dan memperbesar kapasitas bandara ini.
"Bandara dan tempat parkirnya sebenarnya sudah luas tapi masih kelihatan penuh karena memang penumpangnya banyak. Dan di Surabaya ini karakteristiknya itu banyak yang mengantar penumpang, beda dengan bandara yang lain," ujar Agus.
Paling tepat waktu
Keterlambatan penerbangan di bandara ini tidak lebih dari 30 menit.
Selain layanan penerbangan, keselamatan dan keamanan Bandara Juanda juga sangat baik berkat sinergi otoritas bandar udara, AirNav, maskapai, dan AP I.
Ketepatan waktu maskapai
Hingga saat ini OTP terbaik maskapai diraih oleh Batik Air yaitu di atas 91 persen. Posisi selanjutnya yakni Garuda Indonesia, Citilink Indonesia, AirAsia, dan NAM Air.
Kementerian Perhubungan, kata dia, selalu memberikan guidance agar pelayanan operator membaik.
"Kalau keselamatan memang harus sama. Tapi kalau pelayanan, termasuk OTP itu sesuai maskapai. Nanti masyarakat sendiri yang akan memilih sesuai hukum pasar. Sekarang OTP maskapai swasta sudah mulai bagus. Kita mendorong agar semua maskapai lebih bagus lagi layanannya," katanya.
Ramp check
Setiap hari, rata-rata inspektor melakukan ramp check untuk 10 pesawat. Selama ini, ia melanjutkan, tidak ada temuan yang berarti.
Keamanan bandara
Untuk pengamanan bandara, pengelola dibantu oleh TNI AL, Polri, serta pemerintah daerah setempat.
Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Udara mengapresiasi seluruh pihak yang mendukung kelancaran pelayanan transportasi udara.
"Sehingga tingkat ketepatan waktunya selama Lebaran ini berada di atas 80 persen. Hal ini semakin membuktikan transportasi udara itu menjadi moda transportasi yang selamat aman dan nyaman. Dan tugas kita untuk mendukung transportasi udara menjadi moda utama transportasi selama Lebaran," ujar Agus.