SLEMAN, KOMPAS.com – Setiap harinya, Bandara Adisutjipto Yogyakarta bisa menerima kurang lebih 18.000 penumpang. Bila dihitung pakai logika matematika, maka per tahun ada kurang lebih 6,5 juta penumpang.
Jumlah itu sebenarnya sudah di batas maksimal mengingat kapasitas bandara yang tak terlalu besar. Sayangnya, laju kepadatan penumpang tak terhindarkan. Terlebih lagi, peningkatan rata-rata penumpang tiap tahunnya berada di kisaran lebih dari 10 persen.
Hal itu dikatakan oleh Dirjen Perhubungan Udara Agus Santoso, Minggu (18/3/2018), saat melakukan kunjungan kerja ke Yogyakarta.
"Peningkatan rata-rata penumpang per tahun mencapai 14 persen. Bahkan pada 2017, bandara ini melayani penumpang hingga 7,6 juta per tahun. Ini rekor baru," ujar Agus kepada Kompas.com, Minggu.
Ya, jumlah yang dikalkulasikan memakai logika matematika tadi sebenarnya belum apa-apa. Kenyataannya, jumlah tersebut harus pula ditambahkan dengan prediksi peningkatan penumpang pada waktu-waktu tertentu, seperti musim liburan atau jelang hari raya.
Rinciannya, pada musim lebaran, misalnya, ada 10.000 penumpang tambahan.
"Kemudian, bandara ini bisa kedatangan lebih banyak lagi penumpang ketika libur panjang. Bisa dibayangkan betapa sibuknya Bandara Adisutjipto," tambah Agus.
Melihat kondisi itu, PT Angkasa Pura I dan Kementerian Perhubungan melalui Ditjen Perhubungan Udara segera berbenah membangun fasilitas baru berupa perluasan ruang tunggu di Terminal A.
"Mulanya, ruang tunggu (di sini) hanya bisa menampung 900 orang. Setelah direnovasi, kami harap bisa memuat 1.400 penumpang," jelas Customer Service and Hospitality Section Head Bandara Adisutjipto Rahmat Hidayat di hari yang sama.
Rahmat juga mengatakan, pembangunan ini akan mulai dikerjakan pada akhir Maret 2018 dan ditargetkan selesai tiga bulan mendatang.
"Meskipun sedang dalam pembangunan, operasional bandara dan kenyamanan penumpang tidak akan terganggu. Lagi pula. Renovasi akan dilakukan secara bertahap," tambahnya lagi.
Selain perluasan ruang tunggu, Bandara Adisutjipto sebelumnya juga sudah melakukan perluasan apron. Pelataran parkir bandara ini dari yang semula hanya muat 9 pesawat, kini bertambah 2 tempat untuk parkir.
"Sekarang bisa menampung 12 pesawat narrow body jet," kata dia lagi.
Ramah lansia dan difabel
Selain rencana itu, Bandara Adisutjipto juga akan menambahkan fasilitas lainnya, yakni dikhususkan untuk penumpang difabel dan lanjut usia (lansia).
“Disediakan empat mobil golf untuk memudahkan mereka jika harus pindah terminal," tambah Agus.
Tersedia juga kursi roda lengkap dengan helper di underpass, bagian khusus pejalan kaki antara Bandara Adisutjipto dan Stasiun Maguwo.
"Kami berharap, fasilitas-fasilitas (itu) bisa menunjang pelayanan penumpang di Bandara Adisutjipto sebelum bandara baru New Yogyakarta International Airport di Kabupaten Kulon Progo selesai dibangun," tutup Agus.
Selain fasilitas itu, area penghubung antara Terminal A dan B juga menjadi perhatian khusus.
"Beberapa bulan yang lalu, penumpang yang baru turun dari rute internasional dan ingin melanjutkan ke penerbangan domestik harus keluar terminal terlebih dahulu," ujar Rahmat.
Jadi, mau tak mau penumpang harus pindah terminal dan berjalan kaki melalui jalur pedestrian di luar terminal dengan jarak 300 meter.
"Sejak Februari 2018, penumpang yang ingin melakukan connecting flight tidak perlu lagi keluar. Sudah tersedia travelator atau tangga datar berjalan yang menghubungkan Terminal A dan B dengan jarak hanya 200 meter," jelas Rahmat lagi.
Travelator itu berjalan otomatis, sehingga penumpang tidak perlu menghabiskan tenaganya untuk berjalan kaki.