KOMPAS.com - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menegaskan, pemerintah selalu hadir mendukung petani, termasuk kepada petani di Lampung Timur.
Dukungan tersebut hadir baik melalui penetapan harga pembelian pemerintah (HPP) gabah yang menguntungkan, kemudahaan akses pupuk bersubsidi, hingga program pompanisasi. Haslinya petani dapat menanam dan melakukan panen sepanjang tahun.
Menurut Amran, kebijakan itu merupakan wujud nyata keberpihakan Presiden Prabowo Subianto terhadap kesejahteraan petani Indonesia.
“Dengan langkah-langkah yang berpihak kepada petani, kami optimistis swasembada pangan dapat terwujud sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani,” ujarnya dalam siaran pers, Kamis (21/8/2025).
Dukungan kepada petani itu dibuktikan di Lampung Timur yang telah memasuki panen padi musim tanam gadu yang berlangsung sejak awal Agustus.
Harga gabah di tingkat petani mencapai Rp 6.800 per kilogram (kg) sehingga memberikan keuntungan signifikan sekaligus menambah semangat petani untuk kembali menanam.
Salah satu wilayah yang telah memasuki panen adalah Desa Sumbersari, Kecamatan Sekampung, Lampung Timur.
Rata-rata produktivitas panen di wilayah tersebut mencapai 5-6 ton gabah per hektar (ha). Hasil ini dianggap baik dan menguntungkan bagi petani.
Menurut data Kerangka Sampel Area (KSA) BPS, potensi luas panen di Lampung Timur pada Agustus 2025 mencapai 12.387 ha dengan potensi produksi sekitar 54.926 ton gabah kering giling (GKG).
Di sisi lain, beberapa kecamatan di Lampung Timur sudah lebih dulu menyelesaikan panen, seperti Kecamatan Pekalongan dan Kecamatan Batanghari. Sementara itu, wilayah lain, seperti Kecamatan Purbalingga kini tengah memasuki masa panen.
Baca juga: Perwakilan Kementan dan Bulog Dimintai Keterangan di Kejagung soal Korupsi Subsidi Beras
Lasno, petani padi asal Desa Sumbersari, Kecamatan Sekampung, mengaku bersyukur dengan hasil panen yang ia dapatkan.
“Alhamdulillah, sekarang sudah mulai panen lagi. Saya pribadi sudah panen awal Agustus kemarin. Hasilnya bagus panen gadu, lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. Itu sudah cukup baik dan kami merasa diuntungkan,” ujarnya.
Lasno juga berterima kasih kepada Mentan Amran atas berbagai kebijakan yang memudahkan petani.
Menurutnya, pupuk kini lebih mudah diakses hanya dengan kartu tanda penduduk (KTP), jaringan irigasi semakin baik, dan harga gabah di tingkat petani cukup menguntungkan.
Baca juga: Kasus Beras Oplosan, Kejagung Bakal Periksa Kementan hingga Bulog
“Harapan kami sederhana, pupuk tetap tersedia, irigasi semakin baik, dan harga gabah stabil di tingkat petani. Dengan begitu, kami bisa lebih semangat menanam,” imbuhnya.
Adapun pada tingkat nasional, potensi panen pada Agustus 2025 diperkirakan mencapai sekitar 3 juta ton beras.
Jumlah itu lebih tinggi dibanding kebutuhan konsumsi rata-rata bulanan masyarakat yang berada di kisaran 2,6 juta ton sehingga ketersediaan beras nasional tetap aman dan mencukupi.
Momentum panen yang berlangsung di berbagai daerah, termasuk Lampung Timur, menjadi bukti nyata kerja keras petani yang mendapat dukungan penuh dari pemerintah.
Sinergi tersebut tidak hanya memperkuat stok beras nasional, tetapi juga membantu menjaga stabilitas harga dan menjamin akses pangan terjangkau bagi masyarakat.
Baca juga: Kementan Targetkan 30.000 Petani Sawit Dapat Bantuan Dana dari BPDP