BPS: Pertumbuhan Ekonomi Nasional Triwulan II-2025 Capai 5,12 YoY, Pertanian Sumbang 13,53 Persen

Kompas.com - 05/08/2025, 16:35 WIB
I Jalaludin S,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik ( BPS) merilis data terbaru mengenai pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II-2025. 

Data tersebut menunjukkan kinerja positif dengan pertumbuhan ekonomi nasional mencapai 5,12 persen year-on-year (YoY) dan 4,04 persen quarter-to-quarter.

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyambut baik pencapaian tersebut. Menurutnya, pertumbuhan tinggi itu merupakan hasil dari kolaborasi pemerintah, para petani, dan seluruh pemangku kepentingan.

"Pertumbuhan sektor pertanian hingga 13,53 persen bukanlah kebetulan. Ini adalah hasil dari program-program nyata yang langsung menyentuh kebutuhan petani,” katanya dalam siaran pers, Selasa (5/8/2025). 

Amran menyebutkan, pompanisasi, distribusi pupuk yang lebih cepat, serta dukungan infrastruktur terbukti berdampak besar. 

Baca juga: Target 8.000 Dapur MBG, Kementan Siapkan Lonjakan Produksi Ayam dan Telur

“Ke depan, kami akan terus mempercepat langkah untuk memperkuat ketahanan pangan dan meningkatkan kesejahteraan petani,” ungkapnya.

Sebagaimana diketahui, di tengah kondisi ekonomi global yang tidak menentu, sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan muncul sebagai tulang punggung pertumbuhan ekonomi nasional. 

Sektor tersebut mencatatkan pertumbuhan tertinggi, yaitu sebesar 13,53 persen, naik signifikan dibandingkan triwulan sebelumnya yang hanya 9,74 persen.

Kontribusi sektor pertanian terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) juga sangat besar, yakni 13,83 persen. Capaian ini menjadikannya sektor kedua terbesar setelah industri pengolahan. 

Kemudian, nilai tambah sektor tersebut melonjak dari Rp 361,5 triliun pada triwulan I menjadi Rp 410,4 triliun pada triwulan II-2025.

Baca juga: Kementan Ungkap 212 Merek Oplosan, Pedagang Beras Semarang jadi Was-was Dicurigai Pembeli

Kementerian Pertanian ( Kementan) pun menyambut baik capaian itu sebagai hasil kerja keras petani dan dukungan lintas sektor. 

Amran menegaskan, Kementan akan terus mempercepat langkah untuk memperkuat ketahanan pangan dan meningkatkan kesejahteraan petani. 

Berbagai kebijakan strategis pemerintah, seperti percepatan tanam, program pompanisasi, dan peningkatan alokasi pupuk bersubsidi, dinilai menjadi pendorong utama peningkatan produksi pertanian.

Hal itu sejalan dengan laporan terbaru Organisasi Pangan Dunia (FAO) yang menyebutkan bahwa produksi pangan Indonesia menunjukkan tren positif. 

Produksi padi 2025 diperkirakan mencapai 55,6 juta ton, sedikit lebih tinggi dari rata-rata lima tahun terakhir. 

Baca juga: Program BPJS Hewan Masih Wacana, Kementan Siapkan Payung Hukumnya

Sementara itu, produksi jagung diproyeksikan mencapai 15,5 juta ton, naik sekitar 6 persen dibandingkan rata-rata sebelumnya.

Meskipun Pulau Jawa masih mendominasi perekonomian dengan kontribusi 56,94 persen terhadap PDB, pertumbuhan ekonomi tertinggi secara tahunan justru dicatatkan Pulau Sulawesi dengan 5,83 persen. 

Hal itu mengindikasikan adanya pemerataan pertumbuhan ke wilayah timur Indonesia.

Seiring dengan perbaikan tren tersebut, Kementan berkomitmen terus memperkuat program prioritas nasional, seperti perluasan areal tanam, replanting kelapa sawit, dan modernisasi pertanian.

Berbagai upaya itu dilakukan demi mewujudkan masa depan pertanian Indonesia yang lebih produktif, tangguh, dan berkelanjutan.

Baca juga: Mentan Minta Anggaran Rp 5,20 Triliun Buat Bayar Gaji-Tukin PNS Kementan

 

Terkini Lainnya
Kementan Komitmen Jaga Stabilitas Harga dan Tingkatkan Produktivitas Petani, Pengamat Beri Respons Positif

Kementan Komitmen Jaga Stabilitas Harga dan Tingkatkan Produktivitas Petani, Pengamat Beri Respons Positif

Kementan
Pakar Pangan Universitas Andalas: Kepastian Harga Pemerintahan Prabowo Bikin Petani Senang

Pakar Pangan Universitas Andalas: Kepastian Harga Pemerintahan Prabowo Bikin Petani Senang

Kementan
DJBC Catat Tak Ada Impor Beras dan Jagung, Kinerja Bea Masuk Turun 5,1 Persen

DJBC Catat Tak Ada Impor Beras dan Jagung, Kinerja Bea Masuk Turun 5,1 Persen

Kementan
Kepuasan Petani terhadap Kinerja Kementan Capai 84 Persen

Kepuasan Petani terhadap Kinerja Kementan Capai 84 Persen

Kementan
Mentan: Jika Tidak Ada Aral Melintang, 3 Bulan Lagi Indonesia Swasembada Beras

Mentan: Jika Tidak Ada Aral Melintang, 3 Bulan Lagi Indonesia Swasembada Beras

Kementan
Respons Keluhan Petani Singkong di Lampung, Mentan Amran Siap Kawal Regulasi Tata Niaga

Respons Keluhan Petani Singkong di Lampung, Mentan Amran Siap Kawal Regulasi Tata Niaga

Kementan
Perkuat Ketahanan Pangan, Mentan Amran Gandeng 3 Bupati Sulsel Kembangkan Kopi dan Kakao

Perkuat Ketahanan Pangan, Mentan Amran Gandeng 3 Bupati Sulsel Kembangkan Kopi dan Kakao

Kementan
Beras Nasional Surplus 3,7 Juta Ton, Mentan Amran: Hasil Kerja Keras Petani

Beras Nasional Surplus 3,7 Juta Ton, Mentan Amran: Hasil Kerja Keras Petani

Kementan
Mendag : Ekspor Hortikultura Naik 49 Persen Semester I 2025, Indonesia Tekan Impor dan Tingkatkan Ekspor

Mendag : Ekspor Hortikultura Naik 49 Persen Semester I 2025, Indonesia Tekan Impor dan Tingkatkan Ekspor

Kementan
Sejalan dengan Prabowoisme, Wamentan Dukung Tani Merdeka Indonesia

Sejalan dengan Prabowoisme, Wamentan Dukung Tani Merdeka Indonesia

Kementan
Soal Framing Negatif Mentan Amran, PP KAMMI: Publik Harus Menilai sesuai Fakta dan Data

Soal Framing Negatif Mentan Amran, PP KAMMI: Publik Harus Menilai sesuai Fakta dan Data

Kementan
Lawan Mafia Pangan, Ini Upaya Mentan Jaga Kesejahteraan Petani

Lawan Mafia Pangan, Ini Upaya Mentan Jaga Kesejahteraan Petani

Kementan
Komisi IV DPR RI Apresiasi Mentan Amran, Produksi Pangan Naik hingga Serapan Bulog Capai 4 Juta Ton

Komisi IV DPR RI Apresiasi Mentan Amran, Produksi Pangan Naik hingga Serapan Bulog Capai 4 Juta Ton

Kementan
Harga Beras Turun di 13 Provinsi, Mentan Amran Yakin Stabilitas Berlanjut

Harga Beras Turun di 13 Provinsi, Mentan Amran Yakin Stabilitas Berlanjut

Kementan
Berkat Dukungan Kementan, Panen Padi Gadu di Lampung Timur Menguntungkan Petani

Berkat Dukungan Kementan, Panen Padi Gadu di Lampung Timur Menguntungkan Petani

Kementan
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme Jernih KOMPAS.com
Memuat pilihan harga...
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme Jernih KOMPAS.com