Menperin Apresiasi Ekspor Industri Mainan di Kendal Senilai Rp 11 Miliar ke AS

Kompas.com - 20/06/2025, 15:21 WIB
Inang Sh ,
Dwi NH

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kinerja industri mainan anak di Tanah Air terus menunjukkan tren pertumbuhan yang positif di tengah dinamika ekonomi global. 

Hal tersebut ditandai dengan catatan surplus neraca ekspor impor industri mainan anak nasional selama lima tahun terakhir. 

Kementerian Perindustrian ( Kemenperin) mengapresiasi sektor industri mainan anak nasional yang berhasil menjaga kinerja ekspornya di tengah persaingan perdagangan dunia yang semakin ketat. 

Menteri Perindustrian ( Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, pencapaian tersebut membanggakan sekaligus membuktikan ketangguhan industri manufaktur Indonesia di arena internasional. 

“Artinya, di tengah disrupsi ekonomi dunia, industri manufaktur dalam negeri masih terbukti memiliki ketahanan dan daya saing yang kuat di level global,” katanya dalam siaran pers, Kamis (19/6/2025).

Baca juga: Kemenperin Kampanyekan Pentingnya Industri Hijau ke Akademisi dan Mahasiswa

Dia mengatakan itu dalam acara pelepasan ekspor mainan anak PT Royal Regent Indonesia (RRI) di Kawasan Industri Kendal (KIK), Jawa Tengah, Kamis.

Agus mengungkapkan, kinerja sektor industri mainan anak nasional mencatat surplus neraca ekspor dalam lima tahun terakhir.

Nilai ekspor industri mainan anak pada 2024 mencapai 610 juta dollar Amerika Serikat (AS) atau meningkat 13,8 persen jika dibandingkan pada 2023. 

Adapun negara tujuan utama ekspor mainan anak adalah AS yang termasuk dalam rantai pasok global. 

“Negara tujuan ekspor terbesar untuk industri mainan anak nasional, yaitu AS sebesar 48 persen dari total ekspor mainan anak Indonesia. Kemudian, dilanjutkan ke Inggris, Singapura, China, dan Jerman,” jelas Agus.

Jika ditelusuri lebih dalam, pada 2024, produk mainan anak buatan Indonesia menyumbang 2 persen atau senilai 289 juta dollar AS dari total impor mainan AS.

Baca juga: Soal Subsidi Motor Listrik, Kemenperin Bakal Undang Produsen dan Asosiasi

Produk mainan anak nasional yang menjadi unggulan ekspor ke Amerika Serikat antara lain boneka, mainan berbahan empuk (stuffed toys), mainan skala atau model, dan mainan blok set.

“Hal ini mengindikasikan masih besarnya peluang ekspor Indonesia untuk penetrasi ke pasar domestik AS,” kata Agus.

Pelaku industri mainan anak nasional

Adapun salah satu industri mainan anak nasional yang berhasil menembus ekspor ke AS serta beberapa negara tujuan lainnya adalah PT Royal Regent Indonesia (RRI) di Kendal, Jawa Tengah (Jateng). 

Perusahaan yang mulai beroperasi penuh sejak November 2023 ini merupakan bagian dari Walden Toys Group asal Hong Kong.

PT RRI kembali mengekspor enam kontainer produk mainan senilai 688.662 dollar AS atau sekitar Rp 11 miliar.

Produk yang dikirim ke pasar internasional tersebut meliputi kursi mainan anak, baju boneka, hingga traktor mainan.

Baca juga: Ekspor Alas Kaki Naik, Kemenperin: Indonesia Jadi Bagian Rantai Nilai Global

Sejak mulai beroperasi pada November 2023 hingga kini, PT RRI telah mencatat nilai ekspor sebesar 28 juta dollar AS.

PT RRI saat ini memiliki kapasitas produksi total sebesar 850.000 pieces (pcs) per bulan dan mampu melakukan ekspor ke berbagai negara, seperti AS, Kanada, Jepang, dan Eropa.

Agus mengatakan, langkah tersebut merupakan rangkaian dari upaya ekspor PT RRI sebagai tahapan penetrasi produk industri mainan anak nasional ke pasar internasional. 

“Kami optimistis produk mainan anak nasional dapat terus bersaing di pasar negara lain dengan pemenuhan standar yang aman bagi anak-anak,” katanya.

Sejak beroperasi, PT RRI mampu memasok produk mainan untuk Target, Disney, dan Walmart. 

Pada musim puncak, perusahaan mampu mempekerjakan karyawan hingga 1.700 orang. 

Selain ke Amerika Serikat, PT RRI juga mengekspor produk mainan ke Kanada, Eropa, Australia, Jepang, dan negara lainnya. 

Baca juga: Potensi Pasar Besar, Kemenperin Dorong Kemenyan Tak Lagi Dikaitkan ke Mistis

Produk-produk PT RRI telah memenuhi standar vendor global dan mengantongi sertifikasi internasional. 

Agus berharap, industri mainan anak nasional semakin berdaya saing dan memperluas ekspansi ke berbagai kawasan.

“Kami juga berharap industri tersebut dapat berkontribusi pada penciptaan lapangan kerja, peningkatan ekspor, dan pertumbuhan ekonomi yang inklusif,” harapnya.

Industri mainan anak tumbuh

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita bersama Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi melakukan pelepasan ekspor mainan anak PT Royal Regent Indonesia (RRI) di Kawasan Industri Kendal (KIK), Jawa Tengah, Kamis (19/6/2025).DOK. Humas Kemenperin Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita bersama Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi melakukan pelepasan ekspor mainan anak PT Royal Regent Indonesia (RRI) di Kawasan Industri Kendal (KIK), Jawa Tengah, Kamis (19/6/2025).

Berdasarkan kontribusi ekspor industri mainan anak secara global, Indonesia berada di posisi ke-22 dari 195 negara dengan pangsa pasar sebesar 0,48 persen.

Capaian itu menandakan potensi besar industri mainan anak nasional untuk tumbuh lebih kompetitif di pasar internasional sekaligus memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dalam negeri.

Baca juga: Kemenperin Sebut Peta Hilirisasi Kemenyan Belum Ada

Sebagai sektor padat karya dan berorientasi ekspor, industri mainan anak nasional telah menyerap lebih dari 37.000 tenaga kerja dengan jumlah total industri sebanyak 204 unit usaha pada 2024. 

Usaha tersebut terdiri atas 124 industri besar dan sedang, 80 industri kecil, serta 10 sentra industri kecil menengah (IKM) mainan anak.

Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka Kemenperin Reni Yanita mengatakan, sentra UKM mainan anak tersebar di berbagai wilayah.

“Di Jawa Tengah terdapat empat sentra, satu sentra di Jawa Timur, dan lima sentra di Jawa Barat,” ungkapnya.

Pertumbuhan sentra IKM mainan anak dan meningkatnya ekspor industri mainan nasional dalam beberapa tahun terakhir turut memperkuat kinerja sektor manufaktur Indonesia secara keseluruhan.

Baca juga: Kemenperin Dukung Hilirisasi Kemenyan Lantaran Potensi Pasarnya Besar

Sektor manufaktur Indonesia menunjukkan kinerja baik dengan Manufacturing Value Added (MVA) pada 2023 sebesar 255,96 miliar dollar AS berdasarkan data World Bank dan United Nations Statistics. 

Nilai tersebut menempatkan Indonesia dalam 12 besar negara manufaktur dunia, serta yang terbesar ke-5 di Asia, di bawah China, Jepang, India, dan Korea Selatan. 

“Di Asean, nilai MVA Indonesia tentunya menjadi yang tertinggi, jauh melampaui nilai MVA negara-negara ASEAN termasuk Thailand dan Vietnam,” kata Reni.

Sementara itu, data produk domestik bruto (PDB) triwulan I-2025 yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan sektor industri manufaktur berkontribusi 17,50 persen terhadap PDB. 

Angka tersebut meningkat dibandingkan periode yang sama pada 2024 sebesar 17,47 persen, serta lebih tinggi dibandingkan kontribusi sepanjang 2024 yang tercatat sebesar 17,16 persen.

Di samping itu, sektor manufaktur Indonesia juga tercatat sebagai sektor utama penopang pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja, dan kinerja ekspor nasional.

Baca juga: Indeks Kepercayaan Industri Mei 2025 Naik Jadi 52,11 Poin, Kemenperin: Ekspansif

Kemudian, jika dilihat dari segi penyumbang ekspor terbesar nasional, nilai ekspor sektor industri manufaktur pada 2024 mencapai 196,5 miliar dollar AS atau 74.25 persen dari total ekspor nasional. 

Adapun pada triwulan I-2025, sektor industri manufaktur mencatat surplus perdagangan sebesar 10,4 miliar dollar AS, dengan nilai ekspor mencapai 52,9 miliar dollar AS atau 79,4 persen dari total ekspor nasional.

Bagikan artikel ini melalui
Oke