KOMPAS.com - Pemerintah melaksanakan pendampingan teknis uji beban (loading test) jalur layang kereta api petak Solo Balapan-Kadipiro atau yang biasa dikenal dengan rel layang Simpang Joglo, Surakarta.
Pendampingan teknis itu dilakukan Balai Teknik Perkeretaapian Kelas I Semarang (BTP Semarang), Direktorat Jenderal (Ditjen) Perkeretaapian Kementerian Perhubungan ( Kemenhub), dan Komisi Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan (KKJTJ) Kementerian Pekerjaan Umum.
Direktur Prasarana Perkeretaapian Kemenhub Hengky Angkasawan menyampaikan, data sementara pengujian menunjukkan hasil yang cukup baik menuju kesiapan rencana pengoperasian jalur elevated.
“Hari ini dilakukan uji statis dan dinamis. Terlihat data sementara ada kesesuaian dengan dokumen perencanaan. KKJTJ juga mengapresiasi pembangunan jembatan ini sudah sesuai dengan struktur yang sudah ditetapkan,” ujarnya di lokasi peninjauan, Surakarta, Kamis (24/10/2024).
Anggota KKJTJ Jamasri menambahkan, loading test itu dilakukan untuk menguji karakteristik struktur jembatan dengan memberikan beban statis maupun dinamis.
Baca juga: Proyek Jalur KA Simpang Joglo Dites Beban Akhir Oktober, Beroperasi 1 November
“Uji beban dinamis dilakukan dengan dua metode pembebanan, yaitu beban ditimbulkan melalui shaker dan beban ambient dengan lokomotif berjalan,” ujarnya dalam siaran pers.
Dia menjelaskan, uji dinamis dan statis kali ini mengerahkan enam lokomotif CC 201 seberat 84 ton per unit dan dua lokomotif CC 300 dengan berat 90 ton per unit.
“Berat total 684 ton yang berarti memenuhi 52,6 persen dari beban desain 1.300 ton untuk uji beban single track elevated,” jelasnya.
Hasil uji lainnya adalah respons getar yang dianalisis dengan Fast Fourier Transform (FFT) dan Experimental Model Analysis (EMA) untuk menentukan besarnya frekuensi natural dan mode shape-nya.
Jamasri mengatakan, hasil analisis sementara menunjukkan frekuensi natural vertikal mode pertama sebesar 1,63 hertz (Hz).
“Nilai ini lebih tinggi dari perhitungan perencanaan, yaitu 1,34 Hz yang berarti karakteristik jembatan lebih kaku dibanding dengan perencanaan,” paparnya.
Baca juga: Kereta Api yang Akan Lintasi Rel Layang Simpang Joglo Solo Saat Sudah Beroperasi
Jamasri mengatakan, pengumpulan data sementara uji dinamis maupun statis sudah sinkron, lendutan maksimal di tengah bentang utama tercatat 27,488 milimeter (mm), sedangkan perhitungan perencana adalah sebesar 32,25 mm (karakteristik jembatan lebih kaku dari perhitungan perencana).
“Setelah ini konsultan penguji, tim KKJTJ dan BTP Semarang ada pembahasan untuk analisis lanjutan” jelasnya.
Adapun uji beban statis dilakukan dengan memposisikan delapan lokomotif maju dari arah Stasiun Kadipiro menuju Stasiun Solo Balapan.
Rangkaian lokomotif berhenti dalam 12 tahapan, posisi setengah bentang pendek sisi Stasiun Kadipiro, 1 bentang pendek penuh sisi Stasiun Kadipiro, seperempat bentang utama, setengah bentang utama, tiga perempat bentang utama, 1 bentang utama penuh, posisi setengah bentang pendek sisi Stasiun Solo Balapan, dan 1 bentang pendek penuh sisi Stasiun Solo Balapan.
Sementara itu, Kepala BTP Semarang, Rudi Pitoyo menuturkan, BTP Semarang telah menyelesaikan tahap konstruksi di jalur hilir.
Saat ini serangkaian pengujian telah dan sedang dilakukan agar jalur ganda KA tersebut secara parsial dapat segera dioperasikan.
Baca juga: Uang Ganti Rugi Proyek Underpass Simpang Joglo Solo Dicairkan, Ada yang Dapat Rp 40 Miliar
“Sejauh ini progres di lapangan sesuai timeline. Kami sudah menyelesaikan safety assessment bersama Direktorat Keselamatan, pengujian fasilitas operasi menggandeng Balai Pengujian Perkeretaapian, kemudian juga uji beban, ujarnya.
Rudi mengatakan, semua upaya itu dilakukan demi memastikan aspek keamanan dan keselamatan jalur, bangunan, sampai fasilitas operasi KA sesuai Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) Nomor 69 Tahun 2018 tentang Sistem Manajemen Keselamatan Perkeretaapian.
“Kalau nanti operasional KA sudah bisa lewat jalur layang, ini sangat membantu mempercepat pembangunan underpass di bawahnya,” ungkapnya.
Dia menyebutkan, pembangunan jalur layang KA Simpang Joglo sekaligus penataan kawasan di sekitarnya adalah solusi konkret pemerintah dalam mengurai kepadatan di simpang terpadat Surakarta ini.
Rudi mengatakan, pihaknya ingin pergerakan masyarakat Solo Raya makin lancar, produktif, dan tidak macet lagi.
Sebab, Simpang Joglo adalah titik bertemunya tujuh persimpangan jalan, dua jalan nasional, dua jalan provinsi, jalan kota, dan jalan lingkungan dengan jalur aktif kereta api yang mengarah ke Semarang dan menuju Bandara Adi Soemarmo.
Baca juga: Tinjau Proyek Rel Layang Simpang Joglo Solo, Kakorlantas: Solusi Urai Kemacetan
“Kami sangat berterima kasih untuk dukungan masyarakat Solo Raya yang rela memutar, menyesuaikan arus lalin selama pembangunan ini,” ujarnya.