KOMPAS.com – Lembaga Produktivitas Nasional (LPN) terus menggalakkan program Gerakan Peningkatan Produktivitas dan Daya Saing (GNP2DS).
Tujuannya, agar peningkatan produktivitas berjalan lebih padu dan berkelanjutan di antara seluruh komponen masyarakat.
Anggota Kelompok Kerja (Pokja) LPN Yunani Roaidah berharap semua komponen bangsa mengerti, memahami, dan berkomitmen akan pentingnya peningkatan produktivitas.
"Baik di kalangan pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat,” kata Yunani dalam diskusi Isu Peningkatan Produktivitas di Kantor Ditjen Bina Pengembangan Pemerintahan Desa Kemendagri, Jakarta Selatan, Selasa (20/8/2019).
Baca juga: Kemnaker Dukung Pemanfaatan Energi Hijau
Yunani menjelaskan, reorganisasi dan restrukturisasi kementerian/lembaga menyebabkan isu peningkatan produktivitas dan daya saing membutuhkan perhatian lebih.
Oleh karena itu, ia meminta pemerintah baik di pusat maupun daerah agar memiliki satuan tugas yang fokus menangani peningkatan produktivitas dan daya saing.
“Untuk mempercepat peningkatan produktivitas dan daya saing, pemerintah pusat dan daerah harus membuat semacam satuan tugas atau gugus tugas GNP2DS sehingga ada fokus area yang dikerjakan,” terangnya dalam rilis tertulis.
Anggota Tim Pokja LPN lainnya, Hanan Rahmadi menambahkan, melalui GNP2DS, LPN bermaksud mengajak seluruh elemen masyarakat, baik lintas kementerian/lembaga, pemerintah daerah, dunia usaha, dan lembaga kemasyarakatan untuk bersama-sama melakukan upaya percepatan peningkatan produktivitas dan daya saing nasional
“Diharapkan semua kementerian/lembaga menunjuk penggerak GPN2DS. Berbagai elemen masyarakat terus didorong untuk terlibat dalam upaya percepatan peningkatan produktivitas dan daya saing nasional,” jelasnya.
Sementara itu, Direktur Evaluasi Perkembangan Desa Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Eko Prasetyanto menyatakan komitmennya untuk mendukung GNP2DS.
Baca juga: Tingkatan Kompetensi Tenaga Kerja, Kemnaker Genjot Pendidikan Vokasi
“Kami harapkan kerja sama ini semakin intens,” ujar Eko.
Berdasarkan pemeringkatan IMD World Competitiveness Ranking 2019 daya saing Indonesia tercatat naik 11 poin ke peringkat ke-32 dunia.
Kemajuan ini dinilainya akan meningkatkan budaya produktif di lingkungan kerjanya, serta mampu menurunkan ketimpangan di desa.
"Bersyukur daya saing kita meningkat. Dari sisi desa, mampu menekan ketimpangan pendapatan desa. Satu sisi pemerataan meningkat,” tandas Eko.