KOMPAS.com - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) M. Hanif Dhakiri mengatakan saat ini Indonesia memiliki 21 Balai Latihan Kerja (BLK) Pemerintah.
BLK di bawah pembinaan langsung Kementerian Ketenagakerjaan ( Kemnaker) atau Unit Pelaksana Teknis Pusat (UPTP) tersebar di 13 provinsi.
Namun, Menaker menilai jumlah tersebut masih sangat kurang. Meskipun secara keseluruhan, jumlah BLK yang dioperasikan pemerintah pusat dan pemerintah daerah baru sekitar 305 BLK.
Bahkan, jika ditambahkan dengan training center industri dan Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) Swasta, kapasitas pelatihan pun masih kurang.
"Tentu ini membutuhkan keterlibatan dari semua pihak," jelas Menaker sesuai rilis yang Kompas.com terima, Rabu (7/8/2019).
Baca juga: Tingkatkan Perlindungan Pekerja Migran, Kemnaker Galakkan Desmigratif
Untuk itu, Hanif mendorong seluruh stakeholder ketenagakerjaan, termasuk Serikat Pekerja (SP) atau Serikat Buruh (SB) untuk melakukan investasi sumber daya manusia (SDM).
Menurutnya, upaya penciptaan SDM kompeten dalam jumlah besar membutuhkan partisipasi seluruh pihak.
Hal tersebut disampaikan Menaker saat bertemu dengan Workers Institute of Technology (WIT) dan UNI Malaysia Labour Centre (UNI MLC) dalam rangkaian kunjungan kerja ke Malaysia di Kuala Lumpur.
"Kami ingin mendorong UNI MLC bisa ikut memberikan pemahaman kepada teman-teman serikat buruh di Indonesia tentang pentingnya semacam sekolah yang ada di bawah serikat pekerja," kata Menteri Hanif.
Menaker berharap, SP atau SB di Indonesia dapat mencontoh UNI MLC, di mana mereka juga terlibat dalam pembangunan SDM.
Baca juga: Cegah Perdagangan Manusia, Kemnaker Lakukan Sosialisasi
"Di Indonesia sejauh yang saya tahu, belum ada," terangnya.
Pertemuan Menaker dengan WIT dan UNI MLC merupakan dalam rangka sharing informasi terkait keterlibatan pemerintah, pengusaha, serikat pekerja dalam mengembangkan pelatihan vokasi di Malaysia.
Selain itu, dilakukan pula sharing informasi pembentukan WIT di Malaysia, meliputi kelembagaan dan tata kelola serta sumber pendanaan.
Pertemuan ini juga merupakan upaya penjajakan potensi kerjasama program dan sharing best experiences dalam rangka peningkatan program dan kurikulum di BLK dan Politeknik Ketenagakerjaan milik Kemnaker.
"Kami berharap ke depan juga ada pertukaran pelajar atau instruktur BLK dan Politeknik Kemnaker serta pembentukan sandwich programme yang bekerja sama dengan Politeknik Ketenagakerjaan," pungkasnya.