KOMPAS.com - Menteri Ketenagakerjaan ( Menaker) M. Hanif Dhakiri meminta pengantar kerja, atase ketenagakerjaan, staf teknis, dan kepala bidang ketenagakerjaan untuk mengubah cara kerjanya mengikuti perkembangan teknologi digitalisasi.
Ini perlu, agar Kementerian Ketenagakerjaan ( Kemnaker) bisa memberikan terobosan atau inovasi pelayanan publik kepada masyarakat dalam mencari kerja.
"Sekarang menuntut kita semua untuk berubah. Jika tidak maka kita pasti akan tertinggal dan terlewat, " kata Hanif Dhakiri seperti dalam keterangan tertulis yang Kompas.com terima, Kamis (27/6/2019).
Menaker sendiri mengatakan itu saat menutup Rapat Kordinasi Nasional (Rakornas) Pejabat Fungsional Pengantar Kerja dan Rakornas Atase Ketenagakerjaan (Atnaker) sekaligus pelepasan Purna Tugas Dirjen Binapenta Perluasan Kesempatan Kerja (PKK) di Jakarta, Rabu (26/6/2019) malam.
Baca juga: Dorong BPJS Ketenagakerjaan Tingkatkan Layanan, Menaker Beri Solusi
Lebih lanjut, Hanif menambahkan pengantar kerja merupakan garda terdepan dalam memberikan pelayanan penempatan tenaga kerja baik pusat, maupun daerah (provinsi, kabupaten dan kota).
Untuk itu, Menaker meminta, agar mereka semua harus mulai berubah dan berpikir kreatif atau out of the box, tidak seperti biasanya.
"Kalau seperti biasanya, maka kita makin lama makin ditinggal dan tidak relevan bagi pengantar kerja. Akhirnya orang tak mau berkarir di situ, karena memang tak ada artinya, " ujar Hanif.
Menurut Menaker, pengantar kerja harus memanfaatkan digitalisasi, baik melalui website resmi instasi mapun berbagai media sosial, untuk menyebarluaskan layanan penempatan tenaga kerja.
Hal itu merupakan bentuk kehadiran pengantar kerja dalam memberikan pelayanan penempatan tenaga kerja.
"Pengantar kerja juga harus memperkuat peran dengan cara mencari terobosan dengan memperkuat database lowongan pekerjaan dan kebutuhan tenaga kerja," ujarnya
"Kalau pola kerja kita hari ini, masih seperti itu, ya sudah wassalam. Tidak ada yang melihat pengantar kerja. Tidak akan ada yang melihat pengantar kerja sebagai sesuatu yang penting," ujarnya.
Untuk itu, kata dia, pengantar kerja harus tunjukkan eksistensinya bahwa mereka penting dalam membantu masyarakat mendapatkan informasi pasar kerja dan bimbingan atau konsultasi.
Adapun terkait tugas atnaker di negara penempatan, Hanif Dhakiri meyakini dengan pengalaman yang dimiliki atase, staf teknis dan kabid ketenagakerjaan.
Baca juga: Menaker Ungkap 3 Pilar Pembangunan SDM
Menaker yakin mereka bisa melakukan perubahan sepanjang memiliki political will untuk bekerja tidak seperti biasanya, tak bisnis as usual.
"Tuntutan (perubahan-red) ini muncul bukan karena saya, tapi karena dunia. Lihat sekarang dunia berubah begitu cepat. Akhirnya hubungan kerja berubah karena proses bisnisnya berubah, " katanya.
Hanif Dhakiri mengingatkan atase ketenagakerjaan untuk tidak bersikap aneh-aneh selama memberikan pelayanan dan perlindungan Pekerja Migran Indonesia (PMI) di negara penempatan.
“Saya percaya dengan semangat dan niat baik, kemauan untuk berubah dan mencari terobosan, maka pengantar kerja, Atnaker akan menjadi sesuatu posisi dan peran yang penting bagi republik ini,“ katanya.