KOMPAS.com – Pemerintah Indonesia dan Inggris Raya melanjutkan kerja sama dalam program United Kingdom Partnering for Accelerated Climate Transition (UK PACT) dengan meluncurkan program MENTARI Efisiensi Energi (MENTARI EE).
Program MENTARI EE bertujuan mendukung pencapaian target reduksi emisi gas rumah kaca (GRK) Indonesia subsektor efisiensi energi melalui program efisiensi di sektor bangunan gedung.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan, efisiensi energi sangat penting karena belakangan ini dunia mengalami krisis energi yang dampaknya dirasakan di seluruh dunia.
"Kami menyambut baik sekali Program MENTARI ini. Terima kasih Bapak Owen Jenkins yang terus menerus secara aktif mendorong program energi efisiensi di seluruh Tanah Air,” ujarnya.
Arifin mengatakan itu sesaat sebelum meresmikan program MENTARI EE bersama Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste Owen Jenkins dan Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Dadan Kusdiana di Jakarta, Senin (28/11/2022).
Baca juga: Komisi VII DPR RI: Indonesia Masuk ke EBT adalah Suatu Keharusan
“Bukan saja di forum-forum seperti ini, beliau juga mulai melakukan kegiatan-kegiatan pemasangan di daerah-daerah, seperti pemangkit listrik tenga surya (PLTS) beberapa waktu lalu di Sumba Nusa Tenggara Timur (NTT)," katanya melansir, ebtke.esdm.go.id, Senin.
Untuk diketahui, Pemerintah Inggris Raya berkomitmen mendanai kegiatan MENTARI EE sebesar 2,7 juta British Pound Sterling (GBP) dari UK PACT.
Pemerintah Inggris Raya menyambut baik kesempatan memperkuat kemitraan dengan Pemerintah Indonesia untuk mendukung upaya Indonesia melakukan percepatan implementasi efisiensi energi.
Selain untuk mendukung pencapaian target ambisius Indonesia mereduksi emisi GRK, upaya tersebut juga dapat menurunkan biaya yang dikeluarkan konsumen untuk pemakaian energi.
"Inisiatif baru ini memperkaya kolaborasi antara dua negara dalam sektor energi yang telah dimulai melalui Kemitraan Inggris-Indonesia untuk Energi Rendah Karbon MENTARI," ujar Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste, Owen Jenkins.
Baca juga: Menteri ESDM: Lembaga Pendanaan Dunia Lebih Pilih Danai Proyek EBT
Kesepakatan implementasi MENTARI EE tersebut juga merupakan bagian dari sejumlah kesepakatan yang ditandatangani pada November ini untuk memperdalam kerja sama Indonesia dengan Inggris Raya.
Pada Konferensi Kepala Negara G20 di Bali, Selasa (15/11/2022), telah diumumkan pula kesepakatan pendanaan untuk Indonesia Just Energy Transition Partnership.
Pemerintah Inggris Raya mendukung inisiatif tersebut dengan pendanaan sejumlah 1 miliar dollar Amerika Serikat.
Dukungan itu akan disalurkan melalui pinjaman Bank Dunia dan perjanjian antara program MENTARI dan PT Sarana Multi Infrastruktur dalam bentuk skema investasi bersama untuk proyek-proyek energi terbarukan.
MENTARI EE juga memperluas kemitraan MENTARI yang telah berjalan sejak 2020 dan berhasil merampungkan beberapa proyek, seperti elektrifikasi dua desa di Sumba dengan panel surya dan sistem jaringan listrik berbasis baterai.
Baca juga: Menteri ESDM: Fokus RI Bangun Pembangkit Listrik EBT Jadi Kesempatan Baru untuk Pelaku Usaha
Dukungan MENTARI EE terdiri dari tiga proyek yang berjalan bersama untuk melengkapi inisiatif dukungan lain dalam pengembangan rekomendasi kebijakan, persiapan proyek pilot efisiensi energi di sektor bangunan gedung, pengembangan insentif pembiayaan, serta untuk mempererat koordinasi antar pemangku kepentingan.
Ketiga proyek MENTARI EE akan dilaksanakan Institute for Natural Resources, Energy and Environmental Management (IREEM), Carbon Trust Singapore Pte Ltd, dan Ecoxyztem Venture Builder.
Tiga proyek yang akan dikerjakan dalam kerja sama kemitraan tersebut, yakni:
1. The Integrated Energy Efficiency Programme for the Decarbonisation of Indonesia's Building Sector (INTENS). Project lead: Institute for Natural Resources, Energy and Environmental Management (IREEM)
2. De-risking energy efficiency in Indonesia: pilot project for guarantees. Project lead: Carbon Trust Singapore Pte Ltd dan
3. Creating an energy efficiency ecosystem through multi-stakeholder partnership approach in Indonesia. Project lead: Ecoxyztem Venture Builder.
Baca juga: EITI: Tantangan Besar Transisi Energi di RI, Apakah EBT Hasilkan Pendapatan Sama dengan Migas?